Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Interpretasi Larangan Menuhankan Sesuatu Selain Allah dalam Surah Al-Baqarah [2]: 165-167 (Aplikasi Teori Ma’nâ Cum Maghzâ) Soib, Achmad
Syariati: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum Vol 10 No 1 (2024): SYARIATI : Jurnal Studi Al Qur'an dan Hukum
Publisher : Fakultas Syari'ah dan Hukum (FSH) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/syariati.v10i1.6826

Abstract

Tafsir mengenai ibadah kepada selain Allah berkaitan dengan QS. Al-Baqarah [2]:165-167 perlu mengalami pengembangan. Sebab, permasalahan yang dihadapiumat pada masa Nabi Muhammad berbeda dengan saat ini. Melihat penjelasan paraahli tafsir dalam menafsirkan QS. Al-Baqarah [2]: 165, terdapat beberapaperbedaan. Di antaranya, dalam mengartikan kata “andâdâ” yang mempunyai artibermacam-macam, ada pula yang mengartikannya sebagai saingan, pemimpin,tandingan, sekutu, dan sebagainya. Hipotesis penulis adalah pendekatan yang cocokuntuk mengatasi persoalan ini adalah pendekatan kontekstual ma’nâ cum maghzâ.Dalam penelitian ini ditemukan makna dinamis kontemporer (al-magzâ al-mutaharrik al-mu’âṣir) dalam QS. Al-Baqarah [2]: 165-167, yaitu laranganmenyembah selain Allah berlaku umum bagi seluruh manusia. Kemudian,perbuatan syirik pada masa awal Islam hanya dipahami sebagai penyembahanberhala. Namun saat ini berhala bisa berupa gadget, kekuasaan, pemimpin, jin, danlain-lain yang mencondongkan hati (cinta) pada ketaatan dan ketundukan, sehinggamelupakan perintah Allah dan melanggar larangan-Nya. Selanjutnya cinta kepadaAllah dalam konteks ayat ini adalah dengan konsisten beribadah hanya kepadaAllah dan mengerjakan segala perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya.
Interpretasi Larangan Menuhankan Sesuatu Selain Allah dalam Surah Al-Baqarah [2]: 165-167 (Aplikasi Teori Ma’nâ Cum Maghzâ) Soib, Achmad
Syariati: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum Vol 10 No 1 (2024): SYARIATI : Jurnal Studi Al Qur'an dan Hukum
Publisher : Fakultas Syari'ah dan Hukum (FSH) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/syariati.v10i1.6826

Abstract

Tafsir mengenai ibadah kepada selain Allah berkaitan dengan QS. Al-Baqarah [2]:165-167 perlu mengalami pengembangan. Sebab, permasalahan yang dihadapiumat pada masa Nabi Muhammad berbeda dengan saat ini. Melihat penjelasan paraahli tafsir dalam menafsirkan QS. Al-Baqarah [2]: 165, terdapat beberapaperbedaan. Di antaranya, dalam mengartikan kata “andâdâ” yang mempunyai artibermacam-macam, ada pula yang mengartikannya sebagai saingan, pemimpin,tandingan, sekutu, dan sebagainya. Hipotesis penulis adalah pendekatan yang cocokuntuk mengatasi persoalan ini adalah pendekatan kontekstual ma’nâ cum maghzâ.Dalam penelitian ini ditemukan makna dinamis kontemporer (al-magzâ al-mutaharrik al-mu’âṣir) dalam QS. Al-Baqarah [2]: 165-167, yaitu laranganmenyembah selain Allah berlaku umum bagi seluruh manusia. Kemudian,perbuatan syirik pada masa awal Islam hanya dipahami sebagai penyembahanberhala. Namun saat ini berhala bisa berupa gadget, kekuasaan, pemimpin, jin, danlain-lain yang mencondongkan hati (cinta) pada ketaatan dan ketundukan, sehinggamelupakan perintah Allah dan melanggar larangan-Nya. Selanjutnya cinta kepadaAllah dalam konteks ayat ini adalah dengan konsisten beribadah hanya kepadaAllah dan mengerjakan segala perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya.