Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penerapan Sanksi Pidana Sebagai Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap Hak Kekayaan Intelektual Dibidang Desain Industri Mardiani, Reni; Anggraeni, Happy Yulia
Hukum dan Masyarakat Madani Vol. 13 No. 1 (2023): Mei
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/humani.v13i1.6603

Abstract

HAKI yaitu bukti nyata pengakuan hak milik itu sendiri dan hak yang diberikan didalam suatu waktu yang telah ditentukan untuk kemudian dinikmati atau digunakan. Selama waktu itu, dapat dinikmati, digunakan, ataupun mengeksploitasi hak itu dengan seizin dari pemegang hak. Perlindungan yang diberikan oleh undang-undang menunjukkan adanya jaminan keamanan dan penghormatan terhadap karya intelektual yang telah diciptakan. Perlindungan terhadap hak industrial dapat menjadi aset berharga bagi bisnis. Keberhasilan suatu produk atau jasa biasanya dipengaruhi oleh tampilan visualnya, dimana daya tarik estetika ialah salah satu faktor utama dalam hal mempengaruhi keputusan para konsumen dalam memilih produk mana yang akan digunakan. Ketentuan tindak Pidana Desain Industri diatur dalam UU No. 31 Tahun 2000 dalam bab XI tentang Ketentuan Pidana. pemegang hak desain industri juga dapat menempuh melalui jalur non litigas dengan memakai Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa, seperti halnya mediasi, negosiasi, kosiliasi, dan arbitrase, seperti yang diatur didalam Pasal 47 UU No. 31 Tahun 2000. Arbitrase bisa berlaku di dalam ataupun di luar negeri. Faktor Perdagangan Hak Kekayaan Intelektual (TRIP Agreements) melewati sah nya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994. Suatu hal ini telah mendorong ratifikasi akan Paris Convention for the Protection of Industrial Property dengan Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1997 serta kontribusi Indonesia didalam Haque Agreement (London Act) tentang International Deposit of Industrial Designs.   
ALAT PENGEMBANGAN KOGNITIF MENGGUNAKAN MEDIA KANCING BAJU PADA ANAK Hurmawati, Rida; Aziz, Reza Dzikrotul Maula; Mardiani, Reni
Ibtidaiyyah: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Vol 4 No 1 (2025): Ibtidaiyyah: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/ijpgmi.v4i1.14470

Abstract

Preschool is an educational level before primary education aimed at children from birth to six years old, providing educational stimulation to support their physical and cognitive development, ensuring readiness for further education through formal, non-formal, and informal channels. The researcher observed that at RA Mutiara Bangsa Dolopo Madiun, there was a lack of cognitive development in children, as they often expressed frustration, said "I can't do it," or cried when facing difficulties in learning. To address this, engaging activities suited to their developmental stages were introduced, including counting using button media, which proved effective in enhancing the cognitive abilities of children aged 4-5 years. The teacher implemented four activities: counting buttons from 1 to 10, differentiating between large and small buttons, identifying button colors, and attaching buttons according to patterns before writing the corresponding numbers. Through button media, learning seamlessly integrates play, transforming students into active learners while stimulating holistic development and enabling children to construct knowledge through direct experiences. ABSTRAK Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani Serta rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada jalur formal, non formal dan informal peneliti melihat dan mengamati keadaan di RA Mutiara Bangsa Dolopo Madiun terdapat permasalahan mengenai kurangnya pengembangan kemampuan kognitif anak, dilihat dari kegiatan belajar mengajar yang biasa saja bahkan apabila mengalami kesulitan anak langsung bilang “aku tidak bisa” dan ada beberapa yang langsung marah serta menangis apabila tidak bisa mengerjakan. Diharapkan dengan menggunakan kegiatan yang menarik dan sesuai dengan perkembangan anak, anak dapat tertarik dan merasa senang dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil yang dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa membilang dengan media kancing baju dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak usia 4-5 tahun di RA Mutiara Bangsa Dolopo Madiun. Guru memberikan penjelasan tentang empat rancangan membilang dengan media kancing baju kegiatan yang akan dilaksanakan yakni Membilang kancing baju 1-10 dengan media kancing baju, membedakan besar kecil kancing baju, membedakan warna kancing baju, Menempel kancing baju sesuai pola kemudian menuliskan angka sesuai kancing baju yang digunakan. Melalui media kancing baju, maka terlihat jelas bahwa pembelajaran sudah tidak memilah-milah antara bermain dan belajar, mampu menjadikan siswa menjadi pembelajar aktif, dan mampu menstimulasi perkembangan secara holistik dan membantu anak membangun pengetahuannya sendiri dengan cara mengalami secara langsung pengalaman tersebut.