Tulisan ini membahas mengenai penciptaan sebuah karya seni tari kreasi baru yang bersumber dari Lontar Tutur Barong Swari, menggambarkan pembawaan 3 tokoh yang bersumber dari Dewa Brahma, Wisnu, dan Iswara dalam perwujudannya yakni sebagai penari Telek, Topeng Bang, dan Barong Swari. Ide karya tari ini dilatarbelakangi oleh fenomena minimnya karya tradisi yang dikembangkan oleh para seniman khususnya seniman muda serta “Gender Issue” yang ada di lingkungan mitra studi. Tujuan dari penciptaan karya tari Solah Sura ini adalah: (1) Mengajak masyarakat untuk menumbuhkembangkan daya kreatifitas dan meningkatkan kemampuan diri dalam seni tari, untuk menciptakan sebuah karya kreatif yang original melalui pengolahan maupun pengembangan gerak.; (2) Menjadi sumber refrensi untuk karya-karya baru yang akan diciptakan dikemudian hari; (3) Untuk berkontribusi terhadap kemajuan dan kecemerlangan cipta tari yang bekerja sama dengan Sanggar Seni Taksu Murti Kemanisan. Proses atau tahapan penciptaan yang dilalui meliputi: (1) Ngarencana, (2) Nuasen, (3) Makalin, (4) Nelesin, dan (5) Ngebah. Karya ini diwujudkan dalam bentuk tari kreasi baru yang terdiri dari tiga orang penari putri dengan fokus menggambarkan karakter dari Dewa Brahma, Wisnu, dan Iswara. Struktur karya ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu awal, isi dan akhir. Iringan tari yang digunakan pada karya ini adalah Gamelan Selonding dengan penambahan beberapa instrumen seperti kendang, suling, gentorag, cengceng ricik, dan gong. Tari Solah Sura ini menggunakan tata rias tari Bali modifikasi dan konsep tata busana yang terinsiprasi dari Lukisan Wayang Kamasan. Hasil dari proses penciptaan tari solah Sura dipentaskan di Gedung Natya Mandala Institut Seni Indonesia Denpasar.