Background: One of the obstacles in preventing and dealing with HIV/AIDS is the emergence of discriminatory behavior from the community towards sufferers. This discriminatory behavior causes unreasonable and unfair actions towards HIV/AIDS sufferers. Purpose: To determine the factors associated with discriminatory behavior towards HIV/AIDS sufferers. Method: Cross-sectional research design using data from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey with Chi Square bivariate data analysis and multivariate analysis using logistic regression. The sample used in this study was 10.006 respondents. The independent variables in this study were age, gender, education level, place of residence, wealth index, employment status, exposure to information media, and level of knowledge. Results: Approximately 78.3% of respondents have discriminatory behavior towards HIV/AIDS sufferers. Factors related to discriminatory behavior towards HIV/AIDS sufferers are education level, place of residence, wealth index, employment status, exposure to information media, and level of knowledge. Logistic regression test showed that respondents with good knowledge about HIV (OR= 1.651.378; 95% CI= 939.611-2.902.318), exposure to information media (OR= 723.320; 95% CI= 397.847-1.315.057), and low education level (OR= 3.534; 95% CI= 1.316-9.486) are more at risk of discriminatory behavior than others. Conclusion: Discriminatory behavior towards HIV/AIDS sufferers is still high. This condition is influenced by several factors including place of residence, wealth index, and employment status. The most dominant variables influencing discriminatory behavior towards HIV/AIDS sufferers are education level, exposure to information media, and knowledge level. Meanwhile, there is no significant relationship between age and gender. Suggestion: Health workers should always actively approach the community by increasing counseling and socialization activities regarding HIV/AIDS so that the community gets correct and clear information about HIV/AIDS, so that it can reduce the stigma and discrimination that occurs towards HIV/AIDS sufferers. Keywords: Discriminatory Behavior; HIV/AIDS; People with HIV/AIDS. Pendahuluan: Salah satu hambatan dari usaha pencegahan dan pengobatan HIV/AIDS adalah munculnya perilaku diskriminasi dari masyarakat terhadap penderita. Perilaku diskriminasi tersebut menyebabkan tindakan yang tidak wajar dan tidak adil terhadap orang dengan HIV/AIDS. Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS. Metode: Desain penelitian cross sectional menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017 dengan analisis data bivariat Chi Square dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 10.006 responden. Variabel independen dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tempat tinggal, indeks kekayaan, status pekerjaan, keterpaparan media informasi, dan tingkat pengetahuan. Hasil: Sekitar 78.3% responden memiliki perilaku diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS. Didapatkan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS adalah tingkat pendidikan, tempat tinggal, indeks kekayaan, status pekerjaan, keterpaparan media informasi, dan tingkat pengetahuan. Uji regresi logistik menunjukkan responden dengan tingkat pengetahuan baik tentang HIV (OR= 1.651.378; 95% CI= 939.611-2.902.318), keterpaparan media informasi (OR= 723.320; 95% CI= 397.847-1.315.057), dan tingkat pendidikan rendah (OR= 3.534; 95 % CI= 1.316-9.486) lebih berisiko terhadap perilaku diskriminasi dibandingkan lainnya. Simpulan: Perilaku diskriminasi terhadap ODHA masih tinggi, kondisi ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain tempat tinggal, indeks kekayaan, dan status pekerjaan. Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap perilaku diskriminasi terhadap ODHA adalah variabel tingkat pendidikan, keterpaparan media informasi, dan tingkat pengetahuan. Sementara variabel usia dan jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang signifikan. Saran: Bagi petugas kesehatan agar selalu aktif melakukan pendekatan kepada masyarakat dengan meningkatkan kegiatan penyuluhan dan sosialisasi mengenai penyakit HIV/AIDS, agar masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan jelas terkait penyakit HIV/AIDS, sehingga dapat mengurangi stigma dan diskriminasi yang terjadi terhadap ODHA. Kata Kunci: HIV/AIDS; Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA); Perilaku Diskriminasi.