Yusro Edi Nugroho
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Hibriditas, Mimikri, dan Ambivalensi dalam Novel Gadis Kretek Karya Ratih Kumala Leni Salindri; Yusro Edi Nugroho; Agus Nuryatin
JURNAL PENDIDIKAN BAHASA Vol 12 No 2 (2022): JURNAL PENDIDIKAN BAHASA
Publisher : STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37630/jpb.v12i2.1281

Abstract

Dampak penjajahan bagi bangsa terjajah tidak hanya dirasakan dari sisi fisik, tetapi juga dari sisi mental. Begitu juga dengan bangsa Indonesia yang dijajah oleh Belanda selama kurang lebih tiga setengah abad. Meski telah lepas dari penjajah, pengaruh kolonialisme masih terlihat dalam kehidupan masyarakat. Sedemikian besar pengaruh penjajahan sehingga mempengaruhi pola pikir, pola penghayatan hidup, serta pola perilaku masyarakat. Sastra dapat menjadi salah satu gambaran kehidupan masyarakat. Melalui kajian postcolonial mengkaji bagaimana kolonial masuk ke dalam sendi kehidupan. Karya sastra yang biasanya menjadi kajian postcolonial identic dengan karya sastra yang ditulis oleh pengarang terkenal di masa lalu atau satrawan angkatan 45. Penelitian ini mengkaji novel karya sastrawan wanita generasi baru. Novel ini berjudul Gadis Kretek karya Ratih Kumala. Gadis kretek bukan hanya bercerita tentang pergerakan pabrik kretek pada masa awal berdirinya di Indonesia, melainkan juga menceritakan masa penjajahan. Gadis Kretek masuk dalam sepuluh besar penerima penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa tahun 2012. Gadis Kretek lebih banyak menggunakan narasi dibandingkan dengan dialog dan mengangkat budaya Jawa. Tujuan peneliatian ini mengkaji bentuk kolonialisme yang berupa hibriditas, mimikri, dan ambivalensi dalam novel. Manfaat penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam bahan ajar bahasa Indonesia di sekolah. Pendekatan yang digunakan penelitian ini adalah postkolonialisme. Jenis penelitian ini termasuk deskripstif kualitatif. Metode ini mendeskripsikan hibriditas, mimikri, dan ambivalensi dalam novel. Data penelitian bersumber pada fakta cerita dalam novel berupa tokoh, alur, dan latar. Pengumpulan data dengan teknik membaca, mencatat dengan kartu data. Teknik analisis data dengan cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan menarik simpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa ditemukan unsur hibriditas, mimikri, dan ambivalnesi. Hibriditas pada gaya hidup (tingwe), makanan, busana pernikahan, dan pola pikir yang meliputi mata pencaharian, status sosial, pendidikan, dan kepercayaan. Mimikri yang terdapat dalam novel berupa peniruan perlengkapan hidup berupa radio dan mesin produksi, alat transportasi, bangunan, pola pikir yang meliputi diktator, mata pencaharian, pernikahan, dan peran laki-laki, dan gaya hidup yaitu merokok, permainan gaple dan pesta bujang. Ambivalensi berupa pemaksaan.Dampak penjajahan bagi bangsa terjajah tidak hanya dirasakan dari sisi fisik, tetapi juga dari sisi mental. Begitu juga dengan bangsa Indonesia yang dijajah oleh Belanda selama kurang lebih tiga setengah abad. Meski telah lepas dari penjajah, pengaruh kolonialisme masih terlihat dalam kehidupan masyarakat. Sedemikian besar pengaruh penjajahan sehingga mempengaruhi pola pikir, pola penghayatan hidup, serta pola perilaku masyarakat. Sastra dapat menjadi salah satu gambaran kehidupan masyarakat. Melalui kajian postcolonial mengkaji bagaimana kolonial masuk ke dalam sendi kehidupan. Karya sastra yang biasanya menjadi kajian postcolonial identic dengan karya sastra yang ditulis oleh pengarang terkenal di masa lalu atau satrawan angkatan 45. Penelitian ini mengkaji novel karya sastrawan wanita generasi baru. Novel ini berjudul Gadis Kretek karya Ratih Kumala. Gadis kretek bukan hanya bercerita tentang pergerakan pabrik kretek pada masa awal berdirinya di Indonesia, melainkan juga menceritakan masa penjajahan. Gadis Kretek masuk dalam sepuluh besar penerima penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa tahun 2012. Gadis Kretek lebih banyak menggunakan narasi dibandingkan dengan dialog dan mengangkat budaya Jawa. Tujuan peneliatian ini mengkaji bentuk kolonialisme yang berupa hibriditas, mimikri, dan ambivalensi dalam novel. Manfaat penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam bahan ajar bahasa Indonesia di sekolah. Pendekatan yang digunakan penelitian ini adalah postkolonialisme. Jenis penelitian ini termasuk deskripstif kualitatif. Metode ini mendeskripsikan hibriditas, mimikri, dan ambivalensi dalam novel. Data penelitian bersumber pada fakta cerita dalam novel berupa tokoh, alur, dan latar. Pengumpulan data dengan teknik membaca, mencatat dengan kartu data. Teknik analisis data dengan cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan menarik simpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa ditemukan unsur hibriditas, mimikri, dan ambivalnesi. Hibriditas pada gaya hidup (tingwe), makanan, busana pernikahan, dan pola pikir yang meliputi mata pencaharian, status sosial, pendidikan, dan kepercayaan. Mimikri yang terdapat dalam novel berupa peniruan perlengkapan hidup berupa radio dan mesin produksi, alat transportasi, bangunan, pola pikir yang meliputi diktator, mata pencaharian, pernikahan, dan peran laki-laki, dan gaya hidup yaitu merokok, permainan gaple dan pesta bujang. Ambivalensi berupa pemaksaan.
NASIONALISME DALAM NARASI CERITA FILM ANALISIS PENDEKATAN NARATIF TZVETAN TODOROV PADA FILM BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE & HASRI AINUN BESARI Ahmad Mubarok; Yusro Edi Nugroho; Teguh Supriyanto
Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Vol. 9 No. 1 (2024): JURNAL BASTRA EDISI JANUARI 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Halu Oleo Kampus Bumi Tridharma Andounohu Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara – Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/bastra.v8i5.310

Abstract

Film adalah produksi artistik yang menggabungkan unsur seni pertunjukan, seni visual, dan teknologi untuk menceritakan sebuah cerita melalui gambar bergerak. Sudut pandang film menentukan bagaimana pesan film tersebut dikomunikasikan kepada penontonnya. Alasannya karena cara suatu peristiwa atau narasi disajikan kepada penonton dalam sebuah film terkait langsung dengan kualitas penceritaannya. Tzvetan Todorov mengajukan konsep dongeng yang menyatakan bahwa setiap film dan narasi mempunyai fungsi. Film terpopuler di Indonesia saat ini adalah B.J Habibie & Ainun. Lebih dari 4,5 juta orang telah menonton Habibie & Ainun di bioskop, menjadikannya film terpopuler ketiga di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi arus bawah nasionalis dalam B.J. Habibie & Ainun dengan menganalisis adegan pembuka, tengah, dan penutup film tersebut melalui lensa teori konstruktivis dan metodologi penelitian kualitatif. Melalui kajian terbukti bahwa B.J. Habibie & Ainun mengangkat tema-tema nasionalis. Pada awal narasinya, individualisme dan kesuksesan merupakan inti dari nilai-nilai nasionalis. Persatuan, individualitas, kesetaraan, kebebasan, dan kesuksesan adalah kekuatan pendorong narasi. Kesatuan dan individualitas menang pada akhirnya.
ANALISIS NOVEL LAYAR TERKEMBANG KARYA ST. TAKDIR ALISJAHBANA KAJIAN TEORI DIALOGIS MIKHAIL BAKHTIN Laila Margaretha Nur Habibah; Yusro Edi Nugroho; Teguh Supriyanto
Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Vol. 9 No. 1 (2024): JURNAL BASTRA EDISI JANUARI 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Halu Oleo Kampus Bumi Tridharma Andounohu Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara – Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/bastra.v9i1.311

Abstract

Penelitian ini dilakukan sebagai respons terhadap berbagai permasalahan sosial yang ada dalam novel "Layar Terkembang" karya St. Takdir Alisjahbana. Dalam penelitian ini, peneliti berupaya untuk menguak aspek-aspek dialogis dalam novel "Layar Terkembang" dengan menggunakan tiga konsep teori dialogis Bakhtin, yaitu kronotop, polifoni, dan karnaval. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Temuan dari penelitian ini mengungkapkan bahwa "Layar Terkembang" adalah sebuah novel yang memenuhi kriteria sebagai novel dialogis, dengan adanya elemen-elemen seperti kronotop, polifoni, dan karnaval yang tercermin dalam karyanya. (1) kronotop dalam novel Layar Terkembang oleh St. Takdir menggambarkan perbedaan ruang (topos) dan ruang sosial, waktu (kronos) dan perubahan sosial, dialogisitas antara karekter, dan perspektif beragam; (2) polifonik yang terjadi dalam novel Layar Terkembang oleh St. Takdir Alisjahbana meliputi polifoni dalam dialog, polifoni dalam monolog karakter, dan polifoni dalam narasi; (3) karnival novel Layar Terkembang oleh St. Takdir Alisjahbana meliputi adanya perayaan dan pembahasan, subversi terhadap otoritas dan norma sosial, kekacauan dan laposan kepemilikan, dan sifat dialogis karnival.
ANALISIS IDEOLOGI NASIONALISME PADA CERPEN CLARA ATAWA WANITA YANG DIPERKOSA: PERSPEKTIF TEORI ALTHUSSER Kamelia; Yusro Edi Nugroho; Teguh Supriyanto
Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Vol. 9 No. 1 (2024): JURNAL BASTRA EDISI JANUARI 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Halu Oleo Kampus Bumi Tridharma Andounohu Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara – Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/bastra.v8i5.312

Abstract

Artikel ini mengkaji tentang ideologi nasionalisme yang ada pada cerita pendek (cerpen) “Clara atau Perempuan yang Diperkosa” karya Seno Gumira Ajidarma dari sudut pandang teori Althusser. Benturan antara nasionalisme Indonesia dengan identitas lain, seperti identitas Tionghoa Clara, tergambar dalam cerpennya. Ideologi nasionalisme pada cerpen mencakup ideologi negara, represi, dan konstruksi subjek kemudian berdampak ke ideologi negara dikaji dengan menggunakan teori Althusser. Narasi singkatnya menggambarkan bagaimana ideologi negara membentuk identitas masyarakat dan bagaimana hal ini dapat mengakibatkan penindasan terhadap identitas tertentu. Ambivalensi cerita pendek terhadap nasionalisme dapat lebih dipahami dengan menganalisisnya dari sudut pandang Althusser. Adapun tujuan penelitian ini yakni untuk mengupas sisi ideologi ambivalensi nasionalisme dalam cerpen tersebut, yang mana sosok 'Clara' peran utama dalam cerpen tersebut dengan identitas yang merupakan keturunan Cina berubah menjadi inklusif menjadi begitu lebih nasionalis dan menjunjung tinggi rasa keindonesiaannya apabila dibandingkan dengan petugas dan yang mempemerkosa. Hasil dari artikel ini yaitu menunjukkan adanya ideologi nasionalisme dalam peran utama Clara atawa wanita yang diperkosa, bahwa dalam cerpen tersebut sisi nasionalisme masih sangat kental sehingga terjadilah kesewenangan dari pihak pemerkosa pada Clara keturunan dari Tionghoa.
SKEMA AKTAN DAN STRUKTUR FUNGSIONAL A.J. GREIMAS DALAM NOVEL BRIANNA DAN BOTTOMWISE KARYA ANDREA HIRATA Nufi Azzam Muttaqin; Yusro Edi Nugroho; Teguh Supriyanto
Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Vol. 9 No. 1 (2024): JURNAL BASTRA EDISI JANUARI 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Halu Oleo Kampus Bumi Tridharma Andounohu Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara – Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/bastra.v9i1.313

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk menguraikan skema aktan dan struktur fungsional A.J. Greimas dalam novel Brianna dan Bottomwise karya Andrea Hirata. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data-data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik baca dan teknik catat. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis konten/isi untuk mengetahui skema aktan dan struktur fungsional yang terdapat dalam novel Brianna dan Bottomwise karya Andrea Hirata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa novel Brianna dan Bottomwise memenuhi enam aktan menurut teori A,J. Greimas. Enam aktan tersebut terdiri atas pengirim, objek, penerima, penolong, subjek, dan penentang. Berdasarkan hasil analisis struktur fungsional A.J. Greimas, Brianna dan Bottomwise yang menempati fungsi aktan sebagai subjek dan penerima berhasil mencapai tahap kegemilangan setelah mendapatkan kembali objek dan menyerahkannya kembali kepada John Musiciante sebagai pengirim (sender).
KAJIAN PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD DALAM NOVEL A UNTUK AMANDA KARYA ANNISA IHSANI Vio Amandini Afriliana; Yusro Edi Nugroho; Teguh Supriyanto
Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Vol. 9 No. 1 (2024): JURNAL BASTRA EDISI JANUARI 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Halu Oleo Kampus Bumi Tridharma Andounohu Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara – Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/bastra.v8i5.314

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguraikan analisis psikoanalitik Sigmund Freud seperti yang terdapat dalam buku A untuk Amanda karya Annisa Ihsani. Penelitian ini menggunakan metodologi deskriptif kualitatif, dengan strategi mencatat dan membaca digunakan untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Aspek Id Amanda lebih memilih dirinya untuk mati dari kegagalan yang dialami oleh Amanda, aspek ini didorong dari rasa cemas dan kekecewaan pada dirinya sendiri yang berlebihan. Tetapi Amanda adalah anak yang pandai, sehingga dia masih bisa mengontrol dan tidak melakukan hal-hal yang bersifat negatif. 2) Aspek Ego yang dialami oleh Amanda dalam novel A untuk Amanda adalah Amanda berusahan untuk mencari jalan keluar dari permasalahannya, agar tidak terjadi hal-hal serupa dikemudian hari yang dipenuhi rasa kekecewaan dan kecemasan yang berlebihan. Amanda adalah anak yang pandai sehingga jalan berpikir Amanda logis dan penuh pertimbangan. Sehingga dalam aspek ego, Amanda berhasil menyaring aspek Id, yaitu dengan cara bekerja lebih keras dari sebelumnya. 3) Aspek superego yang dialami tokoh utama yaitu Amanda dalam novel A untuk Amanda karya Annisa Ihsani adalah Tommy berperan sebagai supergo yang mengendalikan dan sebagai pelerai dari permasalahan yang Amanda hadapi. Tommy berkata bahwa Amanda harus mempercayai keberadaan Tuhan, maka segala permasalahan akan mejadi lebih mudah.
REPRESENTASI KONSEP RUANG DAN WAKTU DALAM CERPEN SUARA MUAZIN DARI MENARA KARANGAN A. MAKMUR MAKKA Sulistiawan, Michael Johan; Teguh Supriyanto; Yusro Edi Nugroho
Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Vol. 9 No. 1 (2024): JURNAL BASTRA EDISI JANUARI 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Halu Oleo Kampus Bumi Tridharma Andounohu Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara – Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/bastra.v9i1.337

Abstract

Keberadaan ruang dan waktu dalam dimensi kehidupan manusia merupakan dua aspek yang dapat menciptakan makna tersendiri bagi kehidupan manusia. Tindakan merepresentasikan ruang dan waktu dapat diartikan sebuah upaya menguraikan dan menjelaskan secara akademis, rasional, dan cenderung membentuk satu kesatuan yang utuh. Tidak hanya mengidentifikasi ruang fisik semata tetapi juga ruang yang dihuni oleh penghuninya, yaitu ruang yang hidup. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif, yaitu gambaran ruang dan waktu dari sudut pandang penulis. Data penelitian dikumpulkan melalui analisis cerpen dengan judul “Suara Muazin dari Menara karangan A. Makmur Makka dan referensi buku terkait. Analisis data penelitian dilakukan dengan cara mengklasifikasikan data dan mengidentifikasi hal-hal penting yang berkaitan dengan kajian ruang dan waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi ruang dan waktu dalam cerpen Suara Muazin dari Menara menyiratkan suatu kesedihan yang hadir karena ketiadaan sosok pak Zazuli yang biasanya mengumandangkan azan. Keadaan ini menimbulkan rasa sedih kehialangan di hati tokoh aku dan orang-orang yang senantiasa bersama dengan pak Zazuli. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengertian waktu yang merupakan suatu momen penting sehingga masa itu tidak dapat terulang kembali oleh manusia, meskipun tujuannya sama. Waktu yang dikaitkan dengan peristiwa sejarah terkadang memberikan dimensi yang berbeda.
Hibriditas, Mimikri, dan Ambivalensi dalam Novel Gadis Kretek Karya Ratih Kumala Leni Salindri; Yusro Edi Nugroho; Agus Nuryatin
JURNAL PENDIDIKAN BAHASA Vol. 12 No. 2 (2022): JURNAL PENDIDIKAN BAHASA
Publisher : STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37630/jpb.v12i2.1281

Abstract

Dampak penjajahan bagi bangsa terjajah tidak hanya dirasakan dari sisi fisik, tetapi juga dari sisi mental. Begitu juga dengan bangsa Indonesia yang dijajah oleh Belanda selama kurang lebih tiga setengah abad. Meski telah lepas dari penjajah, pengaruh kolonialisme masih terlihat dalam kehidupan masyarakat. Sedemikian besar pengaruh penjajahan sehingga mempengaruhi pola pikir, pola penghayatan hidup, serta pola perilaku masyarakat. Sastra dapat menjadi salah satu gambaran kehidupan masyarakat. Melalui kajian postcolonial mengkaji bagaimana kolonial masuk ke dalam sendi kehidupan. Karya sastra yang biasanya menjadi kajian postcolonial identic dengan karya sastra yang ditulis oleh pengarang terkenal di masa lalu atau satrawan angkatan 45. Penelitian ini mengkaji novel karya sastrawan wanita generasi baru. Novel ini berjudul Gadis Kretek karya Ratih Kumala. Gadis kretek bukan hanya bercerita tentang pergerakan pabrik kretek pada masa awal berdirinya di Indonesia, melainkan juga menceritakan masa penjajahan. Gadis Kretek masuk dalam sepuluh besar penerima penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa tahun 2012. Gadis Kretek lebih banyak menggunakan narasi dibandingkan dengan dialog dan mengangkat budaya Jawa. Tujuan peneliatian ini mengkaji bentuk kolonialisme yang berupa hibriditas, mimikri, dan ambivalensi dalam novel. Manfaat penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam bahan ajar bahasa Indonesia di sekolah. Pendekatan yang digunakan penelitian ini adalah postkolonialisme. Jenis penelitian ini termasuk deskripstif kualitatif. Metode ini mendeskripsikan hibriditas, mimikri, dan ambivalensi dalam novel. Data penelitian bersumber pada fakta cerita dalam novel berupa tokoh, alur, dan latar. Pengumpulan data dengan teknik membaca, mencatat dengan kartu data. Teknik analisis data dengan cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan menarik simpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa ditemukan unsur hibriditas, mimikri, dan ambivalnesi. Hibriditas pada gaya hidup (tingwe), makanan, busana pernikahan, dan pola pikir yang meliputi mata pencaharian, status sosial, pendidikan, dan kepercayaan. Mimikri yang terdapat dalam novel berupa peniruan perlengkapan hidup berupa radio dan mesin produksi, alat transportasi, bangunan, pola pikir yang meliputi diktator, mata pencaharian, pernikahan, dan peran laki-laki, dan gaya hidup yaitu merokok, permainan gaple dan pesta bujang. Ambivalensi berupa pemaksaan.Dampak penjajahan bagi bangsa terjajah tidak hanya dirasakan dari sisi fisik, tetapi juga dari sisi mental. Begitu juga dengan bangsa Indonesia yang dijajah oleh Belanda selama kurang lebih tiga setengah abad. Meski telah lepas dari penjajah, pengaruh kolonialisme masih terlihat dalam kehidupan masyarakat. Sedemikian besar pengaruh penjajahan sehingga mempengaruhi pola pikir, pola penghayatan hidup, serta pola perilaku masyarakat. Sastra dapat menjadi salah satu gambaran kehidupan masyarakat. Melalui kajian postcolonial mengkaji bagaimana kolonial masuk ke dalam sendi kehidupan. Karya sastra yang biasanya menjadi kajian postcolonial identic dengan karya sastra yang ditulis oleh pengarang terkenal di masa lalu atau satrawan angkatan 45. Penelitian ini mengkaji novel karya sastrawan wanita generasi baru. Novel ini berjudul Gadis Kretek karya Ratih Kumala. Gadis kretek bukan hanya bercerita tentang pergerakan pabrik kretek pada masa awal berdirinya di Indonesia, melainkan juga menceritakan masa penjajahan. Gadis Kretek masuk dalam sepuluh besar penerima penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa tahun 2012. Gadis Kretek lebih banyak menggunakan narasi dibandingkan dengan dialog dan mengangkat budaya Jawa. Tujuan peneliatian ini mengkaji bentuk kolonialisme yang berupa hibriditas, mimikri, dan ambivalensi dalam novel. Manfaat penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam bahan ajar bahasa Indonesia di sekolah. Pendekatan yang digunakan penelitian ini adalah postkolonialisme. Jenis penelitian ini termasuk deskripstif kualitatif. Metode ini mendeskripsikan hibriditas, mimikri, dan ambivalensi dalam novel. Data penelitian bersumber pada fakta cerita dalam novel berupa tokoh, alur, dan latar. Pengumpulan data dengan teknik membaca, mencatat dengan kartu data. Teknik analisis data dengan cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan menarik simpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa ditemukan unsur hibriditas, mimikri, dan ambivalnesi. Hibriditas pada gaya hidup (tingwe), makanan, busana pernikahan, dan pola pikir yang meliputi mata pencaharian, status sosial, pendidikan, dan kepercayaan. Mimikri yang terdapat dalam novel berupa peniruan perlengkapan hidup berupa radio dan mesin produksi, alat transportasi, bangunan, pola pikir yang meliputi diktator, mata pencaharian, pernikahan, dan peran laki-laki, dan gaya hidup yaitu merokok, permainan gaple dan pesta bujang. Ambivalensi berupa pemaksaan.