Pada pembelajaran matematika kegiatan belajar lebih berpusat pada guru dan latihan soal di buku LKS sehingga sebagian peserta didik tidak paham secara konsep dan aplikasi materi dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan observasi pada peserta didik kelas 7H di SMPN 2 Pamekasan, menunjukkan sebanyak 80% peserta didik mengatakan bahwa pembelajaran matematika cenderung membosankan terutama materi segi empat yang sedang dipelajari, karena hanya terpacu pada gambar bangun datar beserta dengan rumus luas dan kelilingnya. Hal tersebut mengakibatkan peserta didik tidak berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan berpengaruh pada hasil belajar peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan Problem-Based Learning dan pendekatan Culturally Responsive Teaching untuk mendorong peserta didik berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran melalui permasalahan di kehidupan sehari-hari dengan mempertimbangkan latar belakang budaya. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini melalui hasil tes dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Problem-Based Learning dan pendekatan Culturally Responsive Teaching dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar peserta didik. Persentase ketuntasan dari pra siklus, siklus I, dan siklus II meningkat dari 40.63% menjadi 56.25% hingga 71.87% di siklus II. Aktivitas belajar siswa dinyatakan cukup aktif di siklus I dan meningkat dengan kriteria aktif di siklus II. Problem-Based Learning dan pendekatan Culturally Responsive Teaching dapat digunakan untuk meningkatkan hasil dan aktivitas belajar peserta didik.