Perkembangan pada teknologi pendidikan, terdapat program pendidikan partisipasi budaya di sekolah. Belajar matematika yang berbudaya banyak menggunakan materi matematika yang berkaitan dengan perhitungan. Bidang yang menjembatani matematika dan budaya adalah etnomatematika. Salah satu contoh konkret terdapat unsur matematika dalam suatu bangunan yaitu bangunan Gereja seperti pada Gereja Katolik Fransiskus Xaverius Kakaskasen dari bangunannya membentuk suatu budaya dalam hal ini budaya agama yang memiliki nilai seni dari gaya arsitekur. Mengeksplor unsur matematika, aktivitas matematika dan filosofih pada bangunan gereja Katolik Fransiskus Xaverius Kakaskasen menjadi tujuan penelitian ini juga dengan menggunakan jenis penelitian pendekatan etnografi. Instrumen yang digunakan adalah peneliti sendiri dan untuk teknik analisis data dari Miles dan Hubermann. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi yang dilakukan pada Gereja Katolik Fransiskus Xaverius Kakaskasen,wawancara dengan tiga sumber informan yakni perancang bangunan gereja, salah satu panitia pembangunan gereja dan salah satu pekerja bangunan gereja dan dokumentasi yang berbentuk foto atau dokumen yang berkaitan. Hasil yang diperoleh yaitu adanya konsep-konsep geometri dalam bangunan Gereja Katolik Fransiskus Xacerius Kakaskasen seperti, bangun datar berupa persegi,persegi panjang, segitiga, trapesium, setengah lingkaran, adaa bangun ruang berupa kubus, balok, prisma, bola, ada poligon berupa segidelapan, serta transformasi geometri yakni refleksi dan translasi. Terdapat juga aktivitas matematika dalam proses pembangunan gereja seperti aktivitas mengukur, merancang bangunan, aktvitas menjelaskan dan aktivitas menentukan lokasi.