Pandemi COVID-19 telah menyebabkan dampak yang signifikan pada industri penerbangan ditandai dengan adanya penurunan drastis pada frekuensi penerbangan dan jumlah penumpang pesawat. Maskapai penerbangan dituntut untuk menerapkan beberapa kebijakan strategis untuk dapat bertahan di masa pandemi, salah satunya dengan mengurangi biaya jasa perawatan pesawat. Kondisi ini berdampak pada keberlangsungan bisnis perusahaan Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO), karena ketidakmampuan maskapai untuk membayar jasa perawatan pesawat. Menghadapi kondisi tersebut, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (“GMF”) melakukan diversifikasi bisnis di segmen defense industry (military) untuk pemulihan bisnis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah strategi diversifikasi ini merupakan pilihan yang tepat untuk pemulihan bisnis dan peningkatan kinerja keuangan GMF pasca pandemi. Penelitian ini menggunakan dua metode penelitian yang berurutan yaitu penelitian kualitatif menggunakan analisis lingkungan industri dan analisis SWOT kemudian dilanjutkan dengan penelitian kuantitatif menggunakan analisis kinerja keuangan, analisis kontribusi pendapatan, dan analisis profitabilitas segmen bisnis. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan kajian dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi defense industry (military) merupakan keputusan yang tepat dan berdampak positif terhadap kinerja keuangan perusahaan, terbukti dengan adanya peningkatan laba yang terus menerus pada tahun 2022 dan 2023.