Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Aktualisasi Cinta dalam Novel di Tepi Sungai Piedra Aku Dudukdan Menangis Karya Paulo Coelho Menurut Psikologi Erich Fromm Sebo, Ferdinandus; Esron Nursi, Anselmus
Ranah Research : Journal of Multidisciplinary Research and Development Vol. 6 No. 5 (2024): Ranah Research : Journal Of Multidisciplinary Research and Development (Juli 20
Publisher : Dinasti Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/rrj.v6i5.989

Abstract

Novel Di Tepi Sungai Piedra Aku Duduk dan Menangisini, dapat dilihat bahwa ada unsur aktualisasi cinta yang bisa di kaji berdasarkan teori cinta menurut Erich Fromm. Teori cinta Erich Fromm yang digunakan sebagai metode kajian dalam artikel ini secara mendalam membahas dan menemukan data-data tentang aktualisasi cinta yang dialami oleh tokoh utama dalam novel dan bagaimana perjuangan tokoh utama dalam menginterpretasikan unsur-unsur cinta secara tepat yang sesuai dengan objeknya menurut pandangan Fromm. Lewat tokoh utama dalam novel Di Tepi Sungai Piedra Aku Duduk dan Menangisditemukan beberapa unsur cinta dan objek cinta menurut Erich Fromm. Unsur cinta seperti perhatian, tanggung jawab, rasa hormat, dan pengetahuan sedangkan, objek cinta seperti objek cinta sesama, cinta erotis, cinta diri dan cinta Tuhan. Selain itu, ada beberapa aktualisasi cinta yang ditunjukkan tokoh utama dalam novel Di Tepi Sungai Piedra Aku Duduk dan Menangis. 1) Motivasi sebagai dorongan perasaan, kejiwaan dan emosi individu dalam bertindak untuk mencapai tujuan atau keinginan. 2) Perjuangan sebagai sebuah usaha individu tanpa rasa putus asa, tidak menyerah dan menonjolkan sikap setia serta rendah hati dalam setiap perjuangan. 3) keterlibatan yang jujur menekankan sikap jujur dalam tindakan yang tampak dalam sikap dan perkataan yang jujur sesuai dengan kenyataan. 4) keinginan tidak sesuai kenyataan menunjukkan sikap siap sedia, ikhlas dan tanggung jawab.
Totalitas Pelayanan Pastoral dan Spiritualitas Kenabian dalam Konteks Paroki Boganatar: Telaah Biblis atas Yohanes 6:1-15 Sebo, Ferdinandus; Uskono, Yosep; Kasiwali, Yulius Candra
GEMA TEOLOGIKA: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian Vol. 10 No. 2 (2025): Gema Teologika: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian
Publisher : Faculty of Theology Duta Wacana Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21460/gema.2025.102.1474

Abstract

AbstractThis study offers a theological reflection on prophetic spirituality in pastoral ministry, grounded in the pericope of John 6:1–15 and contextualized within the pastoral reality of St. John the Baptist Parish, Boganatar, Diocese of Maumere. Employing a descriptive qualitative methodology, the research interprets Jesus’ act of feeding the five thousand as a paradigm of prophetic ministry that embodies compassion, participation, and transformation. Thefindings suggest that prophetic spirituality is characterized by a profound sensitivity to the concrete needs of the faithful, active participation in the life of the community, and a total self-donation rooted in the example of Christ. Within the rural pastoral context, such spirituality becomes a vital framework for fostering a ministry that is both responsive to human suffering and liberative in its orientation. The study contributes to pastoral praxis by deepening the integration of Gospel values into the life of the local Church, thereby promoting a ministry that humanizes, empowers, and transforms the community of faith. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk merefleksikan spiritualitas kenabian dalam pelayanan pastoral berdasarkan Yohanes 6:1-15, dengan fokus pada konteks pastoral Paroki St. Yohanes Pembaptis Boganatar, Keuskupan Maumere. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif, kajian ini menyoroti bagaimana teladan Yesus yang memberi makan lima ribu orang menjadi inspirasi dalam mewujudkan pelayanan yang transformatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spiritualitas kenabian menuntut kepekaan terhadap kebutuhan umat, keterlibatan aktif dalam pelayanan, dan pemberian diri yang total. Dalam konteks pastoral pedesaan, spiritualitas ini relevan untuk membangun pelayanan yang responsif dan membebaskan. Eksplorasi ini memberikan kontribusi penting bagi praksis pastoral Gereja lokal agar semakin berakar pada nilai-nilai injili yang memanusiakan dan memberdayakan umat.