Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH MEDIA SOSIAL TIKTOK TERHADAP KUALITAS KARAKTER SISWA SMPN 1 PRAGAAN Amin, Agus Saifuddin; Arista, Riky
Bayan lin-Naas : Jurnal Dakwah Islam Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Dakwah Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28944/bayanlin-naas.v8i1.1610

Abstract

Media sosial Tiktok akhir-akhir ini menjadi tren bagi kalangan anak muda. Lambat laun pengguna Tiktok bukan hanya menonton video yang disediakan alih-alih ikut serta dalam membuat video mereka sendiri untuk mengisi kejenuhan yang melanda. Sehingga video yang terdapat pada Tiktok akhirnya bervariasi. Mulai yang berjenis komedi sampai yang berjenis edukasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya dan seberapa besar Pengaruh aplikasi Tiktok terhadap kualitas karakter Siswa SMPN 1 Pragaan. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran angket kepada 28 responden dengan teknik random sampling, yaitu teknik yang mengambil semua individu yang ada dalam populasi, sehingga semua dianggap sama atau diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel dalam penelitian. Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistika karena data yang akan dianalisa berwujud angka-angka atau bersifat kuantitatif, metode statistika merupakan suatu prosedur dalam pengumpulan, penyajian, analisis serta penarikan kesimpulan dari data. Metode tersebut terbagi mejadi dua kelompok yaitu statistika deskriptif dan statistika inferensial. Hasil penelitian menerima semua hipotesis, aplikasi pengaruh media sosial Tiktok terhadap peningkatan kualitas karakter siswa SMPN 1 Pragaan sangat berpengaruh positif. Hal ini dapat dibuktikan dan di tentukan atau dipengaruhi oleh media sosial Tiktok sebesar 41, 4% sedangkan sisanya ditentukan oleh faktor lain.
DAMPAK MEDIA TERHADAP ASUMSI MASYARAKAT STUDI KASUS GOLONGAN BA’ALAWI DI INDONESIA Arista, Riky
Hudan Lin Naas: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 6, No 1 (2025): Jurnal Hudan Linnaas Vol 6 No. 1, 2025
Publisher : Al-Amien Prenduan University, Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28944/hudanlinnaas.v6i1.2102

Abstract

This research discusses the dynamics of public perception towards the Ba'alawi group in Indonesia in the context of social media development and changes in the paradigm of religious authority. The Ba'alawi group claims direct descent from the Prophet Muhammad through a lineage connected to Ahmad al-Muhajir. This claim has been accepted for centuries with little challenge; however, it now faces serious challenges, particularly in the digital age. Social media platforms such as TikTok, YouTube, and Instagram have become open spaces for the public to question the validity of the lineage, the style of preaching, and the symbolic authority of this group. The research employs a qualitative approach with techniques including observation, interviews, and documentation to provide an in-depth description of the public's response to this issue. The findings indicate a shift from traditional reverence towards critical evaluation based on academic assessments and empirical evidence, such as DNA testing and historical studies. Polarization has emerged from various groups, including pesantren, academics, and the younger generation, which exhibit more moderate and rational attitudes. Furthermore, the conflict surrounding Ba'alawi is not solely theological but is also closely linked to social-political dynamics and the struggle for authority within contemporary Muslim society. This research emphasizes the importance of digital literacy, inclusive preaching, and a scientific dialogical approach to alleviate tension and maintain social cohesion. In conclusion, social media plays a significant role in reshaping public perceptions of religious authority and Ba'alawi lineage, as well as being a key factor in the transformation of religious identity in the era of globalization.
ISLAM POS DAN KOMUNIKASI RELIGIUS DI ERA DIGITAL: MEMBANGUN RUANG DAKWAH YANG ADAPTIF Arista, Riky
Bayan lin-Naas : Jurnal Dakwah Islam Vol 9, No 1 (2025)
Publisher : Fakultas Dakwah Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28944/bayanlin-naas.v9i1.2139

Abstract

Perkembangan teknologi informasi telah mendorong transformasi cara penyampaian pesan keagamaan di era digital. Salah satu bentuk respons atas fenomena tersebut adalah kemunculan media daring berbasis Islam seperti *Islam Pos*, yang menjadi ruang baru dalam menyampaikan dakwah secara adaptif. Penelitian ini berada dalam diskursus ilmu komunikasi Islam, khususnya pada area komunikasi religius di media digital. Tujuan dari artikel ini adalah untuk menganalisis bagaimana *Islam Pos* membangun komunikasi religius yang efektif dan adaptif dalam menghadapi audiens digital yang beragam. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode analisis isi dan observasi partisipatif daring, serta wawancara dengan tim redaksi Islam Pos.Penelitian tidak berangkat dari hipotesis, melainkan dari asumsi bahwa media digital dapat menjadi ruang dakwah yang produktif apabila mampu mengemas pesan secara kontekstual dan komunikatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa *Islam Pos* menggunakan strategi komunikasi religius satu arah yang persuasif, didukung oleh gaya bahasa yang santun, narasi berbasis Al-Qur’an dan hadis, serta penggunaan media sosial sebagai alat penyebaran pesan. Efektivitas komunikasi dilihat dari tiga aspek: kognitif (pemahaman), afektif (sikap), dan konatif (perilaku). Meskipun begitu, tantangan juga teridentifikasi dalam bentuk segmentasi pembaca yang terbatas, kurangnya interaksi langsung, serta kredibilitas sumber konten yang belum merata.Kontribusi tulisan ini terletak pada pemetaan strategi dakwah digital berbasis media dan identifikasi prinsip adaptif dalam komunikasi religius kontemporer. Hasil penelitian ini penting karena menunjukkan bahwa media Islam daring tidak hanya berfungsi sebagai penyampai pesan, tetapi juga sebagai ruang dialog sosial-keagamaan yang relevan dan inklusif bagi masyarakat digital.