Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pemanfaatan Kulit Singkong (Manihot utilisima) Sebagai Bahan Pakan Ternak Alternatif Di Desa Tuntungan II Rahma, Fazira; Rahmadina, Rahmadina; Hardiansyah, Elan; Audi, Fanya; Lubis, Annisa; Hasriana, Eli
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 7, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v7i1.9165

Abstract

Kulit singkong termasuk dalam kategori sampah organik karena dapat terurai secara alami (busuk atau remuk). Selama ini limbah singkong hanya diolah menjadi kompos, pakan ternak, dan bioenergi. Kegunaan ini karena kulit singkong banyak mengandung karbohidrat. Namun hasil pengolahan tersebut belum memberikan nilai jual yang ekonomis. Menurut Hersoelistyoroni, kandungan karbohidrat pada kulit singkong sebesar 4,55%. Oleh karena itu kulit singkong dapat dimakan manusia. Salah satu alternatif pemanfaatan kulit singkong untuk mengkonsumsi kulit singkong dan meningkatkan nilai ekonomi produk olahannya adalah melalui pemanfaatan bioteknologi yang dapat diterapkan pada skala industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan nutrisi apa saja yang terdapat pada kulit singkong, cara mengolah limbah kulit singkong yang benar untuk dijadikan bahan alternatif pakan ternak dan mengetahui pengaruh pemberian limbah kulit singkong terhadap pertumbuhan ternak. Penelitian ini menggunakan metode survei dan observasi langsung di lokasi. Penentuan lokasi sampel menggunakan “Purposive Sampling” terpilih 9 responden. Yang diukur adalah produksi kulit singkong, daya dukung limbah kulit singkong untuk sapi potong dan kandungan gizi kulit singkong hasil olahan opak. Olahan kulit singkong buram digunakan setelah dikupas, dikuliti dan dikeringkan. Hasil penelitian menunjukkan produksi kayu kulit singkong kering dari olahan kayu opak di desa Tuntungan II sebesar 161.260,41 ton/tahun. Jika dihitung berdasarkan daya dukung olahan kulit singkong opak, Desa Tuntungan II mampu menampung kurang lebih 2583 ST (unit ternak) atau 2583 ekor sapi dewasa setiap tahunnya. Oleh karena itu, pengolahan kulit singkong menjadi opak di Desa Tuntungan II dapat memenuhi kebutuhan pakan ternak
Pemanfaatan Kulit Singkong (Manihot utilisima) Sebagai Bahan Pakan Ternak Alternatif Di Desa Tuntungan II Rahma, Fazira; Rahmadina, Rahmadina; Hardiansyah, Elan; Audi, Fanya; Lubis, Annisa; Hasriana, Eli
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 7, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v7i1.9165

Abstract

Kulit singkong termasuk dalam kategori sampah organik karena dapat terurai secara alami (busuk atau remuk). Selama ini limbah singkong hanya diolah menjadi kompos, pakan ternak, dan bioenergi. Kegunaan ini karena kulit singkong banyak mengandung karbohidrat. Namun hasil pengolahan tersebut belum memberikan nilai jual yang ekonomis. Menurut Hersoelistyoroni, kandungan karbohidrat pada kulit singkong sebesar 4,55%. Oleh karena itu kulit singkong dapat dimakan manusia. Salah satu alternatif pemanfaatan kulit singkong untuk mengkonsumsi kulit singkong dan meningkatkan nilai ekonomi produk olahannya adalah melalui pemanfaatan bioteknologi yang dapat diterapkan pada skala industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan nutrisi apa saja yang terdapat pada kulit singkong, cara mengolah limbah kulit singkong yang benar untuk dijadikan bahan alternatif pakan ternak dan mengetahui pengaruh pemberian limbah kulit singkong terhadap pertumbuhan ternak. Penelitian ini menggunakan metode survei dan observasi langsung di lokasi. Penentuan lokasi sampel menggunakan “Purposive Sampling” terpilih 9 responden. Yang diukur adalah produksi kulit singkong, daya dukung limbah kulit singkong untuk sapi potong dan kandungan gizi kulit singkong hasil olahan opak. Olahan kulit singkong buram digunakan setelah dikupas, dikuliti dan dikeringkan. Hasil penelitian menunjukkan produksi kayu kulit singkong kering dari olahan kayu opak di desa Tuntungan II sebesar 161.260,41 ton/tahun. Jika dihitung berdasarkan daya dukung olahan kulit singkong opak, Desa Tuntungan II mampu menampung kurang lebih 2583 ST (unit ternak) atau 2583 ekor sapi dewasa setiap tahunnya. Oleh karena itu, pengolahan kulit singkong menjadi opak di Desa Tuntungan II dapat memenuhi kebutuhan pakan ternak
Effect of the Type of Cover and Planting Media on the Growth of Kepok Banana (Musa paradisiaca L.) During the Acclimatization Period Hardiansyah, Elan; Idris, Muhammad; Khairunnisa, Khairunnisa
BIOPENDIX: Jurnal Biologi, Pendidikan dan Terapan Vol 12 No 1 (2025): Biopendix: Jurnal Biologi, Pendidikan & Terapan
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unpatti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/biopendixvol12issue1page37-42

Abstract

According to the Indonesian Central Statistics Agency (BPS), banana production has consistently increased from 2020 to 2023, around 12.97%. Unfortunately, Indonesia's annual banana production is still fluctuating and difficult. This is due to the difficulty of obtaining superior seeds in large quantities in a short time. The aim of this research is to determine the effect of the type of cover and planting media on the vegetative growth of kepok banana (Musa Paradisiaca L.) during the acclimation period. This research uses a Divided Plot Design (RPT), the cover as the main plot and the planting medium as the sub-plot. The type of hood used is 16% UV plastic and 75% paranet while the planting media used is top soil + cocopeat, top soil + burnt husk and top soil + vermicompost (vermicompost) in a ratio of 1:2. Data analysis used one way ANOVA and continued with the Duncan test. The results obtained included that the hood treatment had a significant effect on the percentage of live seeds, plant length, stem diameter, leaf area and total chlorophyll. The 16% UV plastic cover type produces the best average results compared to 75% paranet. Planting media had a significant effect on leaf area and total chlorophyll and had no significant effect on other parameters. The interaction between the combination of cover and planting media is found in the parametersof leaf area and total chlorophyll.
Interaction of Different Cover Types and Planting Media Combination on Nutrient Uptake, Growth, and Photosynthesis Characteristics of Kepok Bananas (Musa Paradisiaca L.) During Acclimatization Khairunnisa; Hardiansyah, Elan
Journal Of Biology Education Research (JBER) Vol. 6 No. 1 (2025): JBER (Journal Of Biology Education Research), Vol. 6 No. 1 (2025)
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55215/jber.v6i1.34

Abstract

Tissue culture techniques, in general, have four stages, which include induction, multiplication, root formation, and acclimatization. The acclimatization stage is the most critical stage that plants go through after coming out of the culture bottle, and different climatic conditions exist in the greenhouse and the field. Environmental conditions such as light intensity and planting media greatly affect the growth of kepok banana seedlings during the acclimatization period. This research was conducted at the UPTD Balai Induk Hortikultura Gedung Johor Medan from June to August 2024. The research uses a Split Plot Design with two factors. The first factor is the type of cover: a 12% UV plastic cover and a 75% shade net. The second factor consists of three levels of treatment of the combination of planting media, namely soil + vermicompost (2:1), soil + cocopeat (2:1), and soil + Baked husk (2:1). 12% UV plastic produces more volume and root length than 75% shade nets. The chlorophyll a level was higher than that of chlorophyll b in all treatment interactions except in the 12% UV plastic cover treatment and the combination of soil + vermicompost planting media. Nitrogen uptake with 12% UV plastic enclosure treatment was 31.94% higher than 75% shade net. The implication of this finding is the potential to utilize vermicompost as a planting media mixture at the acclimatization stage of kepok banana.