Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Perbedaan Efektivitas Air Rebusan Daun Sirih Merah Dan Daun Binahong Hijau Terhadap Tingkat Kesembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas. Prihartini, Nova; Hulu, Vera Christina; Utami, Nirma Surya; Silangit, Agusanna Dewi
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 7, No 2 (2024): September 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v7i2.9824

Abstract

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Persalinan sering kali mengakibatkan luka perineum. Luka perineum dapat terjadi karena adanya robekan jalan lahir, baik terjadi karena ruptur ataupun karena episiotomi. Jenis penelitian ini adalah penelitian Studi Case Literatur Review. Bertujuan untuk mengetahui Mengetahui Efektivitas Pemberian Air Rebusan Daun Sirih Merah dan Air Rebusan Daun Binahong  terhadap Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas. Sampel penelitian adalah 11 untuk kelompok eksperimen air rebusan daun sirih merah dan 11 responden untuk kelompok eksperimen air rebusan daun binahong hijau, pengambilan sampel dilakukan dengan cara Accidental Sampling. Instrument penelitian ini adalah lembar observasi. Hasil penelitian ditemukan bahwa Pemberian air rebusan daun binahong lebih efektif untuk penyembuhan luka perineum (sembuh dalam waktu 4 hari) dibandingkan dengan pemberian air rebusan daun sirih hijau (sembuh dalam waktu 5 hari). Berdasarkan hasil uji analisis independen t test, Hasil yang didapatkan adalah p value = 0,005 yang berarti adanya perbedaan yang signifikan antara pengaruh rebusan daun sirih merah dengan rebusan daun binahong terhadap kesembuhan luka perineum.
Perbedaan Efektivitas Air Rebusan Daun Sirih Merah Dan Daun Binahong Hijau Terhadap Tingkat Kesembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas. Prihartini, Nova; Hulu, Vera Christina; Utami, Nirma Surya; Silangit, Agusanna Dewi
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 7, No 2 (2024): September 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v7i2.9824

Abstract

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Persalinan sering kali mengakibatkan luka perineum. Luka perineum dapat terjadi karena adanya robekan jalan lahir, baik terjadi karena ruptur ataupun karena episiotomi. Jenis penelitian ini adalah penelitian Studi Case Literatur Review. Bertujuan untuk mengetahui Mengetahui Efektivitas Pemberian Air Rebusan Daun Sirih Merah dan Air Rebusan Daun Binahong  terhadap Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas. Sampel penelitian adalah 11 untuk kelompok eksperimen air rebusan daun sirih merah dan 11 responden untuk kelompok eksperimen air rebusan daun binahong hijau, pengambilan sampel dilakukan dengan cara Accidental Sampling. Instrument penelitian ini adalah lembar observasi. Hasil penelitian ditemukan bahwa Pemberian air rebusan daun binahong lebih efektif untuk penyembuhan luka perineum (sembuh dalam waktu 4 hari) dibandingkan dengan pemberian air rebusan daun sirih hijau (sembuh dalam waktu 5 hari). Berdasarkan hasil uji analisis independen t test, Hasil yang didapatkan adalah p value = 0,005 yang berarti adanya perbedaan yang signifikan antara pengaruh rebusan daun sirih merah dengan rebusan daun binahong terhadap kesembuhan luka perineum.
PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP PENURUNAN FREKUENSI DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RUNDENG KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2023 Prihartini, Nova
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 11, No 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v11i1.5001

Abstract

Diare merupakan masalah endemis di Indonesia yang berpotensi menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) dan sering kali mengakibatkan kematian. Meski diare masih menjadi tantangan kesehatan global, dengan angka kematian dan angka kesakitan yang tinggi, cara mengatasi penyakit ini tidak hanya melalui obat-obatan, tetapi juga dengan terapi pendukung seperti penggunaan madu. Madu dikenal memiliki sifat antiinflamasi, antibakteri, dan antioksidan. Manfaat madu dalam meredakan diare terkait dengan sifat antibakterinya serta kemampuannya sebagai sumber nutrisi yang mudah dicerna. Selain itu, madu juga membantu menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat diare. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh suplementasi madu terhadap frekuensi diare pada anak balita di wilayah kerja puskesmas rundeng. Metode penelitian yang digunakan adalah Pre-Eksperimental dengan desain One Group Pretest Posttest. Hipotesis dari penelitian ini adalah bahwa madu memiliki dampak terhadap frekuensi buang air besar (BAB) serta karakteristik tinja pada anak balita yang mengalami diare akut. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan signifikan dalam frekuensi BAB dan konsistensi tinja sebelum dan setelah pemberian madu (nilai p = 0,001). Dari hasil ini, dapat disimpulkan bahwa madu berpengaruh terhadap frekuensi BAB dan konsistensi tinja pada anak balita yang menderita diare akut. 
Hubungan pemberian Sari Temulawak Dengan Produksi ASI Pada Ibu Nifas Di Klinik Hj. Ramini Prihartini, Nova; Dewi Silangit, Agusanna; Telaumbanua, Marcelina
JIDAN: Jurnal Ilmiah Kebidanan Vol. 5 No. 2 (2025): Edisi Juli 2025
Publisher : UNIVERSITAS HAJI SUMATERA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/jidan.v5i2.1738

Abstract

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan utama dan terbaik yang memenuhi seluruh kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan bayi hingga usia 6 bulan. ASI yang pertama kali keluar berwarna kuning dan dikenal sebagai kolostrum, mengandung zat-zat penting yang tidak dapat ditemukan dalam sumber lain. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan pemberian sari temulawak dengan produksi ASI pada ibu nifas di Klinik Hj. Ramini Tahun 2024. Jenis penelitian bersifat kuantitatif dengan desain penelitian adalah cross sectional. Rancangan penelitian menggunakan pre-eksperimental dengan tipe one group pre-test dan post test. Populasi dalam penelitian ini yaitu ibu nifas yang menyusui di Klinik Hj. Ramini. Sampel pada penelitian ini sebanyak 10 responden dengan menggunakan teknik accidental sampling. Analisa yang digunakan adalah uji T Test. Hasil penelitian produksi ASI pada ibu nifas sebelum pemberian sari temulawak adalah ASInya kurang lancar yakni 10 responden (100%), dan produksi ASI sesudah pemberian sari temulawak adalah ASInya lancar yakni 9 responden (90%). Hasil uji T test menunjukkan nilai p = 0,001 < α = 0,05, dimana Ha diterima artinya ada hubungan pemberian sari temulawak dengan produksi ASI pada ibu nifas di Klinik Hj. Ramini Tahun 2024. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai keterampilan untuk mengembangkan lagi tentang mnfaat pemberian sari temulawak dengan produksi ASI pada ibu nifas