Yunie, Chanty
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP DI DESA TANJUNGSARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SALOPA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2017 Andriani, Dian; Yunie, Chanty
Jurnal Kesehatan Bidkemas Vol 14 No 1 (2023): Februari 2023
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v14i1.478

Abstract

Imunisasi merupakan salah satu pelayanan kesehatan dasar dan imunisasimer upakan salah satu cara yang efektif untuk menurunkan angka kesakitan. Beberapa faktor yang menimbulkan seseorang berperilaku alam pemberian imunisasi diantaranya pengetahuan, pendidikan, ekonomi, dukungan suami dan lain-lain. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Salopa Kabupaten asikmalaya berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa masyarakat/ ibu yang mempunyai anak usia 12 bulan diperoleh bahwa masih banyak ibu yang tidak melakukan imunisasi dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam pemberian imunisasi dasar lengkap di Desa Tanjungsari Wilayah Kerja Puskesmas Salopa Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 12 bulan yang tidak melaksanakan imunisasi dasar lengkap yang berjumlah 13 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan Total Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang imunisasi dasar lengkap sebagian besar ada pada kategori cukup yaitu sebesar 86,6%, sikap responden terhadap pelaksanaan imunisasi dasar lengkap sebagian besar ada pada kategori positif sebesar 69,2%, tingkat pendidikan ada pada kategori tangka pendidikan sebagian besar ada pada kategori rendah sebesar 53,8%, pekerjaan responden sebagian besar ada pada kategori tidak bekerja yaitu sebesar 76,9%, pendapatan responden sebagian besar ada pada kategori rendah yaitu sebesar 76,9%,dan dukungan keluarga sebagian besar ada pada kategori mendukung yaitu sebesar 69,2%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa rendahnya imunisasidasar lengkap tidak semuanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang diteliti. Namun,ada faktor lain seperti akses lokasi. Pihak puskesmas lebih melakukan pendekatankepada masyarakat terutama kepada ibu yang mempunyai bayi untuk melakukan imunisasi dasar lengkap.
DESCRIPTION OF THE IMPACT OF ANXIETY IN ADOLESCENTS AGED 10-13 ON THE RISK OF PUBERTY DISORDERS AT SDN 4 CIKUNIR ELEMENTARY SCHOOL, TASIKMALAYA DISTRICT Lisnawati, Lilis; Yunie, Chanty
Siklus : Journal Research Midwifery Politeknik Tegal Vol 14, No 1 (2025)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/siklus.v14i1.7660

Abstract

Early adolescence (aged 10-12 years) is the growth phase of puberty. During this time, the body undergoes significant adaptations, mainly guided by neuroendocrine factors that are crucial for reaching sexual maturity. Pubertal symptoms can often trigger anxiety, and become a stressor that complicates adjustment to physical and hormonal changes. This study aims to analyse the impact of anxiety in early adolescents on the risk of experiencing disorders during puberty. The observational research employed a descriptive analysis approach involving 40 adolescents aged 10 to 13. The total sampling method was used, with data collection instruments including height measuring tools, weight scales, questionnaires, and checklists. The results from anxiety measurement, using the Revised Children's Manifest Anxiety Scale (RCMAS), indicated that 95% of male participants and 90% of female participants reported experiencing anxiety related to puberty. 15% of adolescent girls over nine years old and twenty-five percent of boys under nine years old experience precocious or early puberty. Among respondents, 7 (63.6%) were male, and 4 (36.4%) were female adolescents with a thin BMI. Regarding symptoms of precocious puberty, 60% were suspected to have central precocious puberty, while 40% were suspected to have peripheral precocious puberty. In conclusion, adolescents' lack of confidence and embarrassment due to taboos. There is a need for health counsellors to increase adolescents' knowledge.