Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Strategy for Implementing the Disaster-Safe Education Unit Program After the M5.0 Earthquake on September 18, 2024 in Bandung Lasmana, Ujang Dede
International Journal of Integrative Sciences Vol. 3 No. 12 (2024): December 2024
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/ijis.v3i12.13067

Abstract

This study discusses the implementation strategy of the Disaster-Safe Education Unit Program (Satuan Pendidikan Aman Bencana/SPAB) in the Bandung area after the M5.0 earthquake that occurred on September 18, 2024. This earthquake caused damage to various educational units in Bandung Regency, Garut Regency, and West Bandung Regency, and highlighted the importance of disaster preparedness in the school environment. This study aims to understand how SPAB is implemented and formulate appropriate strategies to improve the preparedness of educational units in disaster-prone areas. Qualitative analytical methods were used with data collection techniques in the form of observation, interviews, and literature studies. The results of the study indicate that SPAB requires a strategy that includes increasing school capacity, providing earthquake-resistant infrastructure, collaborating with related institutions, and regular disaster socialization and simulations. Risk analysis using the PESTLE tool and Hazards & Vulnerability Assessment (HVA) was also identified as an important method in risk scanning in educational units. Policy recommendations include increasing the mitigation budget, formulating SPAB standards, and developing inter-sectoral collaboration. This study emphasizes the importance of sustainable SPAB implementation to ensure the safety and sustainability of education in earthquake-prone areas
Kajian Penerapan Drop, Cover dan Hold On untuk Keselamatan Diri pada Saat Terjadi Gempa dengan Konteks Indonesia Lasmana, Ujang Dede; Supriyadi
Arus Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 4 No 2: Agustus (2024)
Publisher : Arden Jaya Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57250/ajsh.v4i2.662

Abstract

Gempa bumi merupakan ancaman bencana yang kerap terjadi di Indonesia akibat letak geografis Indonesia yang terletak di cincin api pasifik. Masyarakat Indonesia berada dalam ancaman itu setiap saat, dengan kekuatan yang bervariasi. Gempa tidak membunuh dan fakta ini diakui oleh para peneliti, justru yang membunuh adalah bangunan yang tak layak secara teknis bangunan, isi bangunan yang tak aman dan yang paling penting adalah keterampilan penyelamatan diri disaat gempa terjadi. Tujuan dari kajian ini adalah guna melihat keberhasilan dan keefektifan teknik Drop, Cover dan Hold on (DCHo) saat gempa terjadi. Metodologi penelitian yang dilaksanakan adalah kajian Pustaka kualitatif dan pengalaman peneliti di lapangan. Kesimpulan dari kajian ini adalah teknik DCHo merupakan teknik yang aman, mudah untuk dipelajari serta mudah dilaksanakan, sehingga teknik ini harus dilatihkan di seluruh wilayah Indonesia yang memiliki ancaman gempa. Material KIE perlu segera dibuat dan didistribusikan ke seluruh wilayah. Menjadikan perayaan Hari Kesiapsiagaan Bencana dan Bulan Pengurangan Risiko Bencana sebagai hari kesadartahuan terhadap gempa melalui pelatihan dan simulasi serentak di seluruh Indonesia merupakan upaya yang bisa dilaksanakan.
PENINGKATAN SELF-EFFICACY BAGI PENOLONG PERTAMA MELALUI PELATIHAN PRE-HOSPITAL LIFE SAVER (PHLS) YANG DILAKSANAKAN OLEH DISASTER MANAGEMENT INSTITUTE OF INDONESIA (DMII) AKSI CEPAT TANGGAP (ACT) 2017 - 2021 Lasmana, Ujang Dede; Madiistriyatno, Harries
Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online) Vol. 3 No. 3: Jurnal Cahaya Mandalika
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jcm.v3i3.2928

Abstract

Penanganan pertolongan pertama atau P3K yang tepat dan cepat sangat dibutuhkan untuk penyelamatan dan pemulihan penderita akibat kecelakaan atau gangguan kesehatan. Salah satu faktor pendukung keberhasilan P3K adalah kecepatan penanganan, kecepatan penanganan ini dipengaruhi oleh kesediaan orang yang menemukan kondisi penderita pertama kali atau petugas P3K untuk memberikan pertolongan. Petugas P3K yang sudah terlatih terkadang tidak memiliki kepercayaan diri untuk bertindak, padahal mungkin ia menjadi lulusan pelatihan P3K dengan nilai yang bagus. Rasa kepercayaan diri untuk menolong bagi petugas P3K dikenal dengan self-efficacy. Self-efficacy inilah yang harus dicapai di dalam pelatihan selain meningkatnya pengetahuan, sikap dan keterampilan. Tujuan dari penelitian ini adalah guna mengetahui ketercapaian Self-efficacy peserta dari pelaksanaan pelatihan yang dilaksanakan oleh DMII ACT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Self-efficacy pada lulusan pelatihan P3K yang dilaksanakan oleh DMII ACT tercapai sehingga para lulusan pelatihan bersedia dan percaya diri untuk menerapkan ilmu P3K yang didapatnya disaat diperlukan, yaitu disaat kejadian sehari-hari dan bencana atau kedaruratan. Ketercapaian ini tercapai oleh penerapan metodologi ACT-Pramu dalam pelatihan P3K oleh DMII ACT.
Study of Development of First Aid Training Curriculum for Disaster and Emergency First Responders in Disaster Management Institute of Indonesia (DMII) Aksi Cepat Tanggap (ACT) Lasmana, Ujang Dede; Fitriana, Fevi Wahyu; Madiistriyatno, Harries
Journal of Social Research Vol. 3 No. 4 (2024): Journal of Social Research
Publisher : International Journal Labs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia is a region with a high number of disasters, so emergency preparedness is needed to minimize the number of deaths and increase efforts to save lives. Apart from disasters, events that cause emergencies can also be caused by social and cultural conditions. Indonesia is a country with a high level of diversity (both religious, cultural, social and political views) which can pose a threat to life-threatening emergencies. Life-saving measures on the front lines of disaster areas and areas affected by emergencies can take the form of pre-hospital aid measures, and for this we need people who have pre-hospital life saver (PHLS) skills. The aim of this study is to identify a competency and self-efficacy based pre-hospital assistance skills training curriculum for disasters and other emergencies for the community that can be implemented in Indonesia. The method used in this study is a combination of analytical qualitative literature review with the findings or experiences of researchers when carrying out the task of providing pre-hospital help services and training. The results of this research are: first, a training curriculum is needed to ensure that training graduates have competence and also have high self-efficacy; second, the training material consists of knowledge and skills to save lives and prevent disability in sufferers; third, it is necessary to create a pre-hospital aid manual for trained lay people; and fourth is the need for pre-hospital aid training to be held throughout Indonesia, especially in disaster and emergency prone areas.