Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Sosialisasi pelaksanaan program jaminan kesehatan nasional (JKN) di dusun Dadapbong kabupaten Bantul Hasanah, Faizatun Riyado; Sarwadhamana, Raden Jaka; Fadhilah, Yasmin; Andriani, Fitri; Astuti, Nisa Agustina Widya; Jariyah, Ainun; Wiguno, Susilo Setyo; Khofifah, Rodhotul; Septiyorini, Dewi; Rahmayani, Dini; Sholihen, Sholihen
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 3 (2024): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i3.25342

Abstract

AbstrakProgram sosialisasi pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Dusun Dadapbong, Kabupaten Bantul, bertujuan meningkatkan pemahaman dan partisipasi masyarakat terhadap program kesehatan nasional. Tim KKN Tematik 03 Universitas Alma Ata melakukan identifikasi permasalahan kesehatan yang dialami oleh masyarakat, penyuluhan terkait penggunaan dan kepemilikan BPJS di Dusun Dadapbong, serta distribusi materi informasi mengenai JKN. Hasil dari identifikasi, terdapat 105 keluarga yang memiliki BPJS, sementara 19 keluarga tidak memiliki atau tidak aktif menggunakannya. Penyakit umum yang dialami oleh warga di Dusun dadabpong, yaitu seperti maag, batuk, dan pilek. Sedangkan untuk penyakit degeneratifnya seperti hipertensi dan diabetes menjadi masalah kesehatan utama. Melalui penyuluhan dan distribusi materi informasi, kesadaran masyarakat tentang pentingnya memiliki jaminan kesehatan meningkat. Langkah-langkah ini diharapkan dapat memperbaiki akses dan pemahaman terhadap layanan kesehatan di Dusun Dadapbong, serta mendorong partisipasi aktif dalam pembangunan berkelanjutan. Tercatat ada 371 orang Dusun dadabpong yang terlibat dalam kegiatan ini. Metode pelaksanaan mencakup identifikasi permasalahan, penyuluhan langsung, dan distribusi materi informasi. Dengan demikian, program ini memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat di Dusun Dadapbong. Kata kunci: sosialisasi; jaminan kesehatan nasional (JKN); dusun dadapbong; penyuluhan kesehata;, partisipasi masyarakat. AbstractThe socialization program for the implementation of the National Health Insurance (JKN) in Dadapbong Hamlet, Bantul Regency, aims to enhance understanding and participation of the community in the national health program. The thematic Community Service Program Team 03 from Alma Ata University identified health issues experienced by the community, provided counseling on the usage and ownership of BPJS in Dadapbong Hamlet, and distributed informational materials regarding JKN. The identification revealed 105 families enrolled in BPJS, while 19 families either didn't have or weren't actively using it. Common illnesses in Dadapbong Hamlet include gastritis, cough, and colds, while degenerative diseases such as hypertension and diabetes are major health concerns. Through counseling and information distribution, community awareness of the importance of health insurance increased. These steps are expected to improve access to and understanding of healthcare services in Dadapbong Hamlet, and to foster active participation in sustainable development. A total of 371 individuals from Dadapbong Hamlet participated in these activities. Implementation methods included issue identification, direct counseling, and material distribution. Thus, this program positively contributes to improving the welfare and health of the community in Dadapbong Hamlet. Keywords: socialization; national health insurance (JKN); dadapbong hamlet; health counseling; community participation.
Pengelolaan sampah berbasis ekonomi melalui kegiatan KKN Tematik di padukuhan Dadapbong kecamatan Pajangan kabupaten Bantul Khofifah, Rodhotul; Sarwadhamana, Raden Jaka; Jariyah, Ainun; Andriyani, Fitri; Fadhilah, Yasmin; Septiyorini, Dewi; Widya Astuti, Nisa Agustina; Rahmayani, Dini; Wiguno, Susilo Setyo; Hasanah, Faizatun Riyado; Sholihen, Sholihen
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 2 (2024): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i2.22942

Abstract

Abstrak Bank sampah adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah.  Tujuan utama pendirian bank sampah adalah untuk membantu menangani pengolahan sampah, untuk menyadarkan masyarakat akan lingkungan yang sehat, rapi dan bersih. Manfaat bank sampah untuk masyarakat adalah dapat menambah penghasilan masyarakat karena mereka menukarkan sampah mereka akan mendapatkan berupa uang yang dikumpulkan dalam rekening yang mereka miliki. Dengan adanya permasalahan penutupan TPS piyungan bantul membuat masyarakat bantul memilih untuk membakar sampah. Kebiasaan tersebut dapat mengakibatkan pencemaran udara. Melihat kondisi tersebut, kelompok KKN Tematik 03 Universitas Alma Ata membuat program kerja membangun bank sampah sebagai tempat pengelolaan sampah di Padukuhan Dadapbong. Pembangunan bank sampah ini dapat membantu program pemerintah Bantul Bersama (Bantul Bersih Sampah 2025). Pengelolaan sampah secara mandiri dalam rangka penanganan kondisi darurat sampah menjadi fokus dalam program Bantul Bersama. Metode yang digunakan dalam pengelolaan sampah yakni TPS3R (tempat pembuangan sampah reduce, reuse, recycle). Hasil pelaksanaan pendirian bank sampah warga Padukuhan Dadapbong bisa mulai aktif mengumpulkan sampah rumah tangga. Sampah yang sudah dikumpulkan akan disetorkan kepada pengepul sampah. Dari hasil penyetoran warga akan memperoleh profit, yang mana hal ini merupakan tujuan utama program kerja yaitu pengelolaan sampah guna mengurangi volume sampah di lingkungan sekitar dengan berbasis peningkatan nilai ekonomi. Kata kunci: pengelolaan sampah; sampah; bantul bersih sampah; bank sampah; ekonomi. AbstractA waste bank is a place used to collect waste that has been sorted. The main aim of establishing a waste bank is to help handle waste processing, to make people aware of a healthy, neat and clean environment. The benefit of a waste bank for the community is that it can increase people's income because when they exchange their waste they will receive money collected in their account. With the problem of closing the Piyungan Bantul TPS, the people of Bantul chose to burn their rubbish. This habit can cause air pollution. Seeing these conditions, the Thematic KKN 03 Alma Ata University group created a work program to build a waste bank as a waste management site in Padukuhan Dadapbong. The construction of this waste bank can help the Bantul Bersama government program (Bantul Clean Waste 2025). Independent waste management in the context of handling waste emergencies is the focus of the Bantul Bersama program. The method used in waste management is TPS3R (reduce, reuse, recycle waste disposal site). As a result of the implementation of the establishment of a waste bank, residents of Padukuhan Dadapbong were able to start actively collecting household waste. The rubbish that has been collected will be deposited with the rubbish collector. From the results of deposits, residents will gain profits, which is the main objective of the work program, namely waste management in order to reduce the volume of waste in the surrounding environment based on increasing economic value. Keywords: waste management; waste; waste clean bantul; waste bank; economy.
Pemanfaatan tanaman obat keluarga (Toga) pada masyarakat padukuhan Dadapbong kecamatan Pajangan kabupaten Bantul Fadhilah, Andi Yasmin; Sarwadhamana, R. Jaka; Wiguno, Susilo Setyo; Kofifah, Rodhotul; Rahmayani, Dini; Septiyorini, Dewi; Widya Astuti, Nisa Agustina; Jariah, Ainun; Andriyani, Fitri; Hasanah, Faizatun Riyado
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 3 (2024): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i3.25493

Abstract

AbstrakTanaman Obat Keluarga (TOGA) lebih dikenal  dengan nama Apotek Hidup. Masyarakat Indonesia sudah sejak lama menggunakan tumbuhan sebagai pengobatan maupun untuk pemeliharaan kesehatan yang diwariskan secara turun temurun. Pemanfaatan TOGA dapat menjadi salah satu solusi untuk membantu masyarakat dilingkungan desa menuju kemandirian kesehatan, karena jika dilihat dari jaraknya yang jauh dari fasilitas kesehatan membuat kesadaran warga untuk memeriksakan kesehatannya masih minim. Selain itu, sebagian besar warga adalah ibu rumah tangga, hal ini menyebabkan kondisi perekonomian keluarga menjadi kurang maksimal dan perlu ditingkatkan lagi. Melihat permasalahan ini sesuai dengan kegiatan KKN Tematik Universitas Alma Ata membantu masyarakat dusun dadapbong untuk lebih memahami cara pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Penyediaan tanaman yang berfungsi sebagai obat-obatan dan sosialisasi cara pemanfaatannya diharapkan mampu mengatasi permasalahan minimnya infrastruktur penunjang kesehatan seperti apotik, pelayanan kesehatan terdekat dan lain-lain. Tahapan realisasi program kerja yaitu sosialisasi program kerja dan pengenalan jenis tanaman obat keluarga melalui buku saku, pembagian TOGA kepada masyarakat, penanaman bersama TOGA di dasawisma serta sosialisasi pemanfaatan TOGA menjadi serbuk minuman atau bumbu yang mudah digunakan. Dari hasil pengabdian masyarakat yang dilakukan, diketahui bahwa warga padukuhan dadapbong lebih memahami manfaat tanaman obat keluarga dan mampu melakukan swamedikasi mandiri untuk penyakit ringan seperti demam, nyeri haid, dan batuk. Warga juga mampu menjual jamu berbentuk serbuk yang lebih tahan lama dibandingkan jamu berbentuk cair, hal ini dapat meningkatkan perekonomian keluarga di padukuhan dadapbong. Kata kunci: tanaman obat keluarga; pemanfaatan;  padukuhan dadapbong AbstractFamily Medicinal Plants (TOGA) is better known as the Living Pharmacy. Indonesian people have long used plants as medicine and for maintaining health, which have been passed down from generation to generation. Utilizing TOGA can be one solution to help people in rural areas achieve health independence, because if you look at the distance from health facilities, residents' awareness of having their health checked is still minimal. Apart from that, the majority of residents are housewives, this causes the family's economic conditions to be less than optimal and needs to be improved further. Seeing this problem is in accordance with Alma Ata University's Thematic KKN activities to help the Dadapbong hamlet community to better understand how to use Family Medicinal Plants (TOGA). Providing plants that function as medicines and socializing how to use them is expected to be able to overcome the problem of minimal health supporting infrastructure such as pharmacies, nearby health services and others. The stages of realizing the work program are socialization of the work program and introduction of types of family medicinal plants through pocket books, distribution of TOGA to the community, joint planting of TOGA in dasawisma and socialization of the use of TOGA into easy-to-use powdered drinks or spices. From the results of the community service carried out, it is known that the residents of Dadapbong Padukuhan better understand the benefits of family medicinal plants and are able to self-medicate for minor illnesses such as fever, menstrual pain and coughs. Residents are also able to sell powdered herbal medicine which is more durable than liquid herbal medicine, this can improve the family economy in Dadapbong Padukuhan. Keywords: family medicinal plants; utilization; padukuhan dadapbong