Penggunaan teknologi penginderaan jauh saat ini mulai dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi pemetaan.Proses ekstraksi informasi pada data penginderaan jauh dapat didasarkan pada pengamatan visual, nilaispektral, serta berdasar obyek. Evaluasi terhadap pemrosesan citra dilakukan untuk mendapatkan citrayang mudah untuk diinterpretasi secara visual. Interpretasi dilakukan untuk mengidentifi kasi potensiarea jebakan migas. Hal ini dilakukan dengan pemetaan perbedaan tinggian topografi di daerah landai.Metode pengolahan citra yang digunakan dalam penelitian ini adalah penajaman kontras, fusi, dan analisiskomponen utama (PCA). Identifi kasi potensi jebakan migas melalui pemetaan tinggian dilakukan dengankombinasi dari perbedaan topografi , pola pengaliran, pola kelurusan, pemetaan penggunaan lahan danpola perlapisan. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan topografi , pola pengaliran, pola kelurusan danpola perlapisan dapat dikenali dengan baik dengan pengolahan data citra satelit dengan metode penajamankontras. Pemetaan penggunaan lahan tampak dengan sangat jelas dengan metode fusi dengan melaluipansharpening obyek. Sedangkan obyek-obyek yang berupa lahan terbuka atau lahan kering tampakterlihat sangat jelas pada proses pengolahan PCA. Hal ini ditunjukkan dengan warna cyan keputihan danrona sangat cerah. Pada kombinasi dengan Shuttle Radar Topographic Mission (SRTM) di daerah landaikurang memberikan efek yang berarti dalam menonjolkan obyek ataupun topografi nya. Validasi dilakukanmenggunakan data permukaan (Differential GPS) dan menggunakan data bawah permukaan (seismik,sumur, dan lapangan migas). Hasilnya menunjukkan bahwa potensi jebakan migas dapat dikenali melaluiperbedaan tinggian topografi . Hasil validasi dengan data lapangan menunjukkan sekitar 44% berada padastruktur yang sudah terbukti menghasilkan hidrokarbon.