Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Dukungan Emosional Keluarga Dengan Kepatuhan Kontrol Pengobatan Pasien Tbc Paru Dipuskesmas Kedopok Kecamatan Kedopok Kota Probolinggo Elsye; Nofolion Nur Rahmat; Iin Aini Isnawati
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 2 No. 7 (2023)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis. Penderita TB memerlukan dukungan emosional keluarga, dimana dukungan emosional keluarga tersebut erat kaitannya dengan kepatuhan pasien selama mengikuti program pengobatan TB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan emosional keluarga dengan kepatuhan kontrol pengobatan pasien TB paru di Puskesmas Kedopok Kecamatan Kedopok Kota Probolinggo Jenis penelitian ini analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional Populasi sebanyak 33 Pasien TBC Paru, penentuan sampel menggunakan tekhnik purposive sampling yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 33 Pasien TBC Paru. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dukungan emosinal keluarga dan kepatuhan kontrol pengobatan. Pengelolahan data dengan proses Editing, Coding, Scoring dan Tabulating, selanjutnya dianalisis menggunakan Spearman Rank Test Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok dukungan emosional keluarga yang terbanyak adalah kelompok dukungan keluarga sedang yaitu sejumlah 16 responden (48,5%), kelompok kepatuhan kontrol pengobatan yang terbanyak adalah kelompok sedang yaitu sejumlah 19 responden (57.6%),hasil uji analisis mengunakan Spearman Rank Test ada dukungan emosional keluarga dengan kepatuhan kontrol pengobatan pasien TB paru dalam mengikuti program pengobatan TB di Puskesmas Kedopok Kecamatan Kedopok Kota Probolinggo, (p-valeu= 0,000 < α =0,05). Dukungan emosional keluarga mempunyai peranan penting khususnya pada pasien TB paru karena menyangkut psikologis dan mental yang dapat meningkatkan motivasi penderita untuk sembuh, hal ini dikarenakan dukungan emosional keluarga mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian terhadap penderita TB yang di berikan keluarga selaku pihak yang paling dipercaya oleh penderita
Pengaruh Terapi Aktifitas Yoga Terhadap Kadar Glukosa Darah Dan Tingkat Stres Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II Di PKM Labruk Kidul Lumajang Muhammad Taufiq Hidayat; Nur Hamim; Nofolion Nur Rahmat
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 4 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v4i4.1667

Abstract

Terapi yoga merupakan salah satu bentuk latihan fisik untuk mengontrol kadar glukoda darah dan tingkat stres pada pasien diabetes melitus. latihan ini dapat meningkatkan aktivitas otot sehingga dapat memperbaiki metabolisme otot dalam menyerap glukosa darah, karena gerakan-gerakan yoga adalah gerakan yang bertujuan untuk membantu pankreas dan hati berfungsi secara efektif dalam mengatur kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Terapi Aktifitas Yoga Terhadap Kadar Glukosa Darah dan Tingkat Stres Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II di PKM Labruk Kidul Lumajang Tahun 2024. Penelitian ini mengunakan metode eksperimen. Pada penelitian ini metode eksperimen akan menggunakan desain One-Group Pretest-Posttest, mengunakan uji Wilxocon dengan Total Sampling pengambilan sampel di mana jumlah sampel sama dengan jumlah populasi yang ada yaitu 20 responden, Hasil Penelitian Didapatkan nilai kadar glukosa darah dengan kategori tetap sebanyak 17 orang (85%) dan kategori naik sebanyalk 3 orang (15%). sedangkan nilai score stres didapatkan katerogori tidak ada stres sebanyak 5 orang (25%), kategori stres ringan 12 orang (80%) dan kategori stres sedang sebanyak 3 orang (15%). uji Wilcoxon di dapatkan hasil Test dengan nilai glukosa darah p= 0,007 dan nilai tingkat stres p=0,001 dengan tingkat signifikan
Hubungan Tingkat Stres Keluarga Pasien Dengan Keputusan Do Not Resuscitate (DNR) Di ICU Rumah Sakit Islam Lumajang Lailatul Qomariyah; Suhari; Nofolion Nur Rahmat
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 12 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v4i12.2017

Abstract

Keluarga pasien yang dirawat di Intensive Care Unit (ICU) sering menghadapi kondisi kritis yang memicu tingkat stres tinggi dan menuntut pengambilan keputusan yang sulit, termasuk keputusan mengenai Do Not Resuscitate (DNR). Keputusan DNR memiliki implikasi etis dan emosional yang signifikan, yang dapat sangat dipengaruhi oleh kondisi psikologis keluarga pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres keluarga dengan keputusan DNR di ICU sebuah Rumah Sakit Islam. Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasional kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian berjumlah 31 responden yang merupakan seluruh keluarga pasien yang dirawat di ICU dari 25 Mei hingga 24 Juni 2025. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan uji Spearman’s rho. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami tingkat stres rendah, yaitu 16 responden (51,6%), sementara sebagian besar keputusan DNR berada pada kategori sedang, yaitu 17 responden (54,8%). Analisis Spearman’s rho menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,604 dengan nilai signifikansi p = 0,000 (p < 0,05), yang mengindikasikan adanya hubungan positif yang kuat antara tingkat stres keluarga dan keputusan DNR. Ini berarti semakin tinggi stres yang dialami keluarga, semakin besar kecenderungan untuk menyetujui keputusan DNR. Temuan ini sejalan dengan teori sebelumnya yang menyatakan bahwa tekanan emosional tinggi memengaruhi proses pengambilan keputusan medis. Oleh karena itu, dukungan psikososial dan edukasi kesehatan sangat penting untuk membantu keluarga membuat keputusan yang rasional dan etis terkait intervensi medis selanjutnya.