Roni Apriadi
Uin Sunan Kalijaga

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Komunikasi Antarbudaya Pada Etnis Minangkabau Dan Mandailing Perspektif Al-Qur’an Surah Ar-Rum Ayat 22 Nur Atikah; Roni Apriadi
Al-Qolamuna: Journal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 2 (2024): Komunikasi dan Penyiaran Islam
Publisher : 4

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this article is to discuss intercultural communication from the perspective of the Koran in the Mandailing and Minang ethnic communities in Pasaman, West Sumatra. This article focuses on the phenomenon of language and cultural differences that exist in the region. The Mandailing and Minangkabau ethnic groups have significant cultural differences in communication and behavior in their communities. This research uses a qualitative approach by conducting literature and field studies. This research reached the conclusion that the language differences of the Mandailing ethnic group are not a barrier to communicating effectively with people of the Minang ethnic group as local residents. Based on communication ethics from the Koran, namely qaulan sadida, qaulan maysuran, and qaulan layyinan, intercultural communication in Pasaman runs well. Mandailing and Minang people respect and appreciate each other in various events and daily activities. Because the Minang are a tolerant and non-ethnocentric society, they can communicate well in the surrounding environment. The spirit of mutual respect and appreciation shown by the Mandailing and Minang tribes is the result of applying the principles of intercultural Islamic communication in accordance with the directions of the Al-Qur'an in Q.S. ar-Rum verse 22. ABSTRAK Tujuan dari tulisan ini adalah untuk membahas komunikasi antarbudaya dari sudut pandang al-Qur'an pada masyarakat etnik Mandailing dan Minang di Pasaman, Sumatera Barat. Tulisan ini berfokus pada fenomena perbedaan bahasa dan budaya yang ada di wilayah tersebut. Kelompok etnis Mandailing dan Minangkabau memiliki perbedaan budaya yang signifikan dalam komunikasi dan perilaku masyarakatnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan studi kepustakaan dan lapangan. Penelitian ini mencapai kesimpulan bahwa perbedaan bahasa etnis Mandailing tidak menjadi penghalang untuk berkomunikasi secara efektif dengan orang-orang dari etnis Minang sebagai warga lokal. Berdasarkan etika komunikasi dari al-Qur'an, yaitu qaulan sadida, qaulan maysuran, dan qaulan layyinan, komunikasi antar budaya di Pasaman berjalan dengan baik. Orang Mandailing dan Minang menghormati dan menghargai satu sama lain dalam berbagai acara dan kegiatan sehari-hari. Karena Minang adalah masyarakat yang toleran dan tidak etnosentris, mereka dapat berkomunikasi dengan baik di lingkungan sekitar. Semangat saling menghormati dan menghargai yang ditunjukkan oleh suku Mandailing dan Minang adalah hasil dari penerapan prinsip komunikasi Islami antarbudaya sesuai dengan arahan Al-Qur'an pada Q.S. ar-Rum ayat 22.