Nancy Olii
Program Studi Diploma Tiga Kebidanan, Poltekkes Gorontalo

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENCEGAHAN STUNTING MELALUI PENGAPLIKASIAN BABY MASSAGE Nurfitri Mopangga; Ika Suherlin; Hasnawatty Surya Porouw; Melisawati Amu; Puspita Sukmawaty Rasyid; Selvi Mohamad; Endah Yulianingsih; Yollanda Dwi Santi Violentina; Nancy Olii; Yusni Podungge
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 1 (2024): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i1.20386

Abstract

Abstrak: Stunting adalah masalah yang menyebabkan gangguan pertumbuhan linear pada balita yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) jumlah stunting di Kabupaten Gorontalo memiliki persentase yang tertinggi hingga mencapai angka 30,8. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk Memberikan edukasi pada orang tua tentang pencegahan stunting melalui pengaplikasian baby massage terhadap pertumbuhan dan berat badan bayi. Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan dengan menggunakan metode penyuluhan dengan hasil koordinasi bersama mitra pendukung yang terkait dalam hal ini yaitu kader kesehatan, bidan desa dan kepala desa. Data yang diperoleh dari hasil koordinasi yaitu jumlah bayi sebagai sasaran yaitu 13 orang bayi yang bersedia mengikuti pengabdian masyarakat yang didampingi langsung oleh orang tua (ibu) yang menjadi sasaran kegiatan. Bentuk evaluasi yang dilakukan berupa tanya jawab secara langsung antara pemateri dengan sasaran. Hasil pengabdian masyarakat diperoleh peningkatan pengetahuan dari 61,5% menjadi 93% terhadap ibu yang memiliki bayi berusia satu hingga dua belas bulan tentang pijat.Abstract: Stunting is a problem that causes linear growth impairment in toddlers caused by chronic undernourishment. According to data for the Indonesian nutrition status survey (ssgi) the number of stfalls in gorontalo districts has a highest percentage to reach 30.8. The aim of this society is to educate parents about stunting prevention through a baby massage application for growth and weight. Community service is carried out by means of a method of counseling with coordination with the associated partners in this issue of the health of a village midwife and the village head. Data obtained from coordination indicates that the number of babies will be the target of 13 babies willing to participate in community service accompanied by a parent (mother) who is the target of activity. A direct evaluation takes place between a question and a target. The results of community dedication have increased knowledge from 61.5% to 93% of mothers with one-to twelve-month-old babies on massage.
MATA BERSIH (MAKAN BERGIZI TUMBUH AKTIF BERKEMBANG SEHAT DAN BEBAS STUNTING) Nadia Taha; Nancy Olii; Yusni Podungge; Endah Yulianingsih; Ika Suherlin
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 9, No 5 (2025): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v9i5.32714

Abstract

Abstrak: Stunting merupakan masalah gizi kronis yang masih menjadi tantangan kesehatan masyarakat di Indonesia. Akibat jangka panjang dari stunting yaitu terganggunya perkembangan fisik, mental, intelektual dan kognitif. Stunting dipengaruhi oleh bermacam factor, sehingga dibutuhkan program kerja dengan judul MATA BERSIH (Makan Bergizi, Tumbuh Aktif, Berkembang Sehat, dan Bebas Stunting) merupakan salah satu Upaya pencegahan stunting. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola makan bergizi dalam mendukung pertumbuhan anak yang optimal dan mencegah stunting. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan soft skill peserta, seperti kemampuan komunikasi, kerja sama tim, dan kepemimpinan dalam kegiatan penyuluhan masyarakat. dari sisi hard skill, kegiatan ini dirancang untuk mengembangkan keterampilan teknis seperti penyusunan menu bergizi seimbang, pemahaman tentang gizi anak dan stunting, serta kemampuan dalam melakukan edukasi gizi berbasis data dan bukti ilmiah. Metode yang digunakan ceramah, tanya jawab, dan demosntrasi. Sasaran kegiatan ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita berjumlah 11 orang dan dilaksanakan di Desa Lauwonu Kecamatan Tilango. Monitoring dan evaluasi berupa pre dan post test dengan observasi langsung dan home visite 2 kali selama 1 minggu kegiatan. Hasil kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan kemampuan peserta dengan hasil pre-test 65% dan post-test 78% dan evaluai melalui ceklist KPSP balita, melakukan demonstrasi pemberian makanan tambahan 90% serta terdapat 11 balita yang mengalami peningkatan BB dan TB.Abstract: Stunting is a chronic nutritional problem that remains a public health challenge in Indonesia. The long-term effects of stunting include impaired physical, mental, intellectual, and cognitive development. Stunting is influenced by various factors, so a work program entitled MATA BERSIH (Nutritious Eating, Active Growth, Healthy Development, and Stunting-Free) is needed as one of the efforts to prevent stunting. The purpose of this activity is to increase public awareness of the importance of a nutritious diet in supporting optimal child growth and preventing stunting. Additionally, this activity also aims to improve participants' soft skills, such as communication skills, teamwork, and leadership in community outreach activities. In terms of hard skills, this activity is designed to develop technical skills such as preparing balanced nutritious menus, understanding child nutrition and stunting, and the ability to conduct nutrition education based on data and scientific evidence. The methods used were lectures, question and answer sessions, and demonstrations. The target audience for this activity was 11 mothers with toddlers, and it was carried out in Lauwonu Village, Tilango District. Monitoring and evaluation took the form of pre- and post-tests with direct observation and two home visits during the one-week activity. The results of this activity showed an increase in the knowledge and skills of the participants, with pre-test results of 65% and post-test results of 78%. Evaluation was conducted using the KPSP toddler checklist, with 90% of participants demonstrating the ability to provide supplementary food. In addition, 11 toddlers experienced an increase in weight and height.