Yohana Theresia Maria Astuti
Program Studi Agroteknologi, Institut Pertanian Stiper

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGENALAN DAN PELATIHAN BUDIDAYA ANGGREK DALAM RANGKA PEMANFAATAN LAHAN WANA DESA Yohana Theresia Maria Astuti; Retni Mardu Hartati; Suparman Suparman
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 1 (2024): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i1.20212

Abstract

Abstrak: Wana Desa adalah suatu ekosistem hutan buatan yang memuat berbagai jenis tanaman hutan di Sendangadi, Sleman. Di tepi lahan Wana Desa terdapat sebidang lahan yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya tanaman. Kalurahan Sendangadi mempunyai rencana pemanfaatan lahan Wana Desa tersebut dengan kegiatan budidaya anggrek. Permasalahan yang timbul adalah warga sekitar Wana Desa belum mempunyai pengetahuan mengenai anggrek dan budidayanya. Oleh karena itu, PkM di Sendangadi dilaksanakan dengan tujuan untuk memperkenalkan anggrek dan budidayanyameningkatkan hardskill Mitra dalam hal budidaya anggrek. . Dalam pelaksanaannya, Tim PkM bekerjasama dengan Kalurahan Sendangadi sebagai Mitra. Metode yang digunakan dengan penyuluhan dan pelatihan budidaya anggrek pada anggrek Dendrobium dan Phalaenopsis. Hasil yang diperoleh adalah anggota Evaluai outcome dan impact pengabdian kepada Masyarakat dilaksanakan dengan teknik questioner. Kelompok Wanita Tani Dusun Jongke Lor Sendangadi setelah pelatihan berturut-turut 100% dan 95% peserta mengenal beberapa jenis anggrek dan pengetahuan budidaya anggrek. Pemahaman teknik menanam anggrek, setelah pelatihan meningkat menjadi 95%. Setelah pelatihan, 100% peserta mempunyai keinginan untuk memperkenalkan budidaya anggrek kepada anggota/ warga lain. 100% peserta termotivasi untuk mengembangkan budidaya anggrek. Abstract: Wana Desa is an artificial forest ecosystem that contains various types of forest plants. At the edge of the Wana Desa land there is a plot of land that can be used for cultivating plants. Sendangadi Subdistrict has a plan to use the Wana Village land for orchid cultivation activities. The problem that arises is that residents around Wana Village do not yet have knowledge about orchids and their cultivation. In its implementation, the Team collaborates with the Sendangadi Village as a Partner. The method used is orchid cultivation training on Dendrobium and Phalaenopsis orchid. The results obtained are members. Evaluation of the outcome and impact of community service is carried out using a questionnaire technique. The results obtained were that after consecutive training 100% of the members of the Jongke Lor Sendangadi Hamlet Women's Farmers Group were familiar with several types of orchids and knowledge of orchid cultivation. Understanding of orchid planting techniques, after training increased to 95%. After training. After the training, 100% of participants had the desire to introduce orchid cultivation and drip irrigation to other members.
PELATIHAN PEMBUATAN PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA DALAM UPAYA MENJAGA KELESTARIAN SUMBER DAYA ALAM Yohana Theresia Maria Astuti; Retni Mardu Hartati; Santa Monica; Khaista Rachmad Aulia; Adinda Candra Buana; Abdul Fatah Al Mubarak
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 9, No 1 (2025): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v9i1.28558

Abstract

Abstrak: Lahan dalam wilayah Kelompok Wanita Tani (KWT) Wana Puspa merupakan lahan hutan buatan, sehingga tanahnya menjadi subur. Meskipun demikian, masyarakat belum mengenal teknologi pemanfaatan lahan subur sebagai sumber pupuk hayati. KWT Wana Puspa yang beranggotakan 25 orang, memiliki permasalahan berupa belum memiliki pengetahuan yang memadai dalam mengelola dan memanfaatkan potensi lahan sebagai sumber pupuk organik dan pupuk hayati khususnya PGPR. Berdasarkan permasalahan tersebut, program PkM ini bertujuan untuk memperkenalkan teknik pembuatan PGPR dari bahan rhizosfer di lingkungan sekitar. Metode yang digunakan dalam PkM adalah penyuluhan tentang pupuk organik dan PGPR sebagai pupuk hayati serta pelatihan pembuatan PGPR. Hasil yang dicapai adalah anggota KWT Wana Puspa memiliki peningkatan pengetahuan sebesar 94% tentang pupuk organik dan pupuk hayati khususnya PGPR serta memiliki peningkatan skill pembuatan PGPR sebesar 94% sebagai suatu teknologi pelestarian lingkungan dan peningkatan potensi lahan.Abstract: The land in the Wana Puspa Women Farmers Group (WFG) area is artificial forest land, which is fertile. However, people are not familiar with the technology of using fertile land as a source of biological fertilizer. The Wana Puspa WFG consisting of 25 people, has problems in the form of inadequate knowledge in managing and utilizing the potential of land as a source of organic fertilizer and biological fertilizer, especially PGPR. Based on these problems, this Community Service Program aims to introduce techniques for making PGPR from rhizosphere materials in the surrounding environment. The method used in community service includes counseling about organic fertilizer and PGPR as biological fertilizer and training in making PGPR. The results achieved are that WFG members have increased their knowledge by 94% about organic fertilizers and biological fertilizers, especially PGPR, and have increased their skills in making PGPR by 94% as an environmental preservation technology and improving land potential.