Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN STANDAR NASIONAL INDONESIA FASILITAS TAMAN KOTA Ari Wibowo; Mangasa Ritonga
JURNAL STANDARDISASI Vol 18, No 3 (2016)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v18i3.234

Abstract

Melalui UU Nomor 26 tahun 2007 pasal 29 pemerintah mempersyaratkan bahwa setiap kota dalam rencana tata ruang wilayahnya wajib mengalokasikan sedikitnya 30% dari ruang atau wilayahnya untuk ruang terbuka hijau (RTH), dimana 20% diperuntukkan bagi RTH publik yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah kota dan digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum. Melalui UU tersebut, dalam pasal 29 ayat 1 dan 2 disebutkan bahwa ruang terbuka hijau publik merupakan ruang terbuka hijau yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah kota yang digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum, yang termasuk ruang terbuka hijau publik antara lain adalah taman kota, taman pemakaman umum, dan jalur hijau sepanjang jalan, sungai, dan pantai. Banyak taman di kota besar di Indonesia cukup ideal difungsikan sebagai ruang sosial,  namun kondisi sebagian besar taman kota masih dinilai belum memadai oleh mayoritas publik. Faktor kenyamanan dan keamanan masih menjadi pertimbangan utama publik untuk mengunjungi taman kota, standar fasilitas taman semestinya menjadi prioritas semua pihak, disamping terkait faktor keamanan, keselamatan, kesehatan dan lingkungan (K3L), kelalaian untuk memberi aspek ini berpotensi mendatangkan bencana bagi pengunjung utamanya anak. Penerapan standar terhadap fasilitas-fasilitas taman untuk mengurangi risiko dan mencegah bahaya yang dapat ditimbulkan, misalnya tergores, terjatuh, terbakar hingga terpapar zat kimia dari mainan anak. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui pengembangan fasilitas dan standar untuk taman kota di Indonesia, terutama yang terkait dengan keamanan, keselamatan, kesehatan dan lingkungan (K3L), sehingga masyarakat sebagai pengguna dari taman kota merasa aman dan nyaman dalam menggunakan fasilitas umum pada taman kota tersebut. Studi ini mengolah data primer dan data sekunder dengan analisa kualitatif deskriptif dan kuantitatif deskriptif. Data sekunder diperoleh dari identifikasi SNI, ASTM, ISO, Peraturan Daerah dan Undang-Undang terkait fasilitas dan Ruang Terbuka Hijau, sedangkan data primer diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap fasilitas di taman kota di Surabaya, Palembang, Medan dan Jakarta, diskusi dengan anggota Komite Teknis serta Praktisi. Diperoleh hasil fasilitas dan standar taman kota yang dibutuhkan dan perlu dikembangkan adalah bangku taman, tempat sampah, lampu taman (penerangan), pedestrian, tempat parkir, arena serbaguna, toilet, gazebo, papan informasi, drainase. 
KESESUAIAN PNPS BERDASARKAN KEBUTUHAN PEMANGKU KEPENTINGAN STUDI KASUS SNI IEC 60968:2015 LAMPU SWABALAST Ari Wibowo; Suminto Suminto
JURNAL STANDARDISASI Vol 19, No 2 (2017)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v19i2.537

Abstract

Standar Nasional Indonesia (SNI) merupakan standar yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) yang bersifat nasional, salah satu tujuan pelaksanaan standardisasi adalah meningkatnya ketersediaan SNI yang mampu memenuhi kebutuhan industri guna mendorong daya saing produk dan jasa dalam negeri. Sebelum SNI dirumuskan, Komite Teknis (KomTek) mengusulkan PNPS kepada BSN. KomTek merupakan organisasi yang dibentuk dan ditetapkan oleh BSN, yang beranggotakan para ahli yang menangani lingkup tertentu dan mewakili pihak yang berkepentingan, bertugas melakukan perumusan Rancangan SNI (RSNI) dan pemeliharaan SNI. PNPS disusun dengan memperhatikan kebijakan nasional di bidang standardisasi, kebutuhan pasar, perkembangan standardisasi internasional, kesepakatan regional dan internasional, kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah PNPS yang diusulkan oleh KomTek hingga penetapan menjadi SNI sesuai kebutuhan pemangku kepentingan dengan studi kasus produk lampu swabalast yang merupakan produk terkait keamanan, keselamatan dan kesehatan lingkungan (K3L). Data primer penelitian ini diperoleh melalui Forum Grup Discussion (FGD) dan kuesioner, sedangkan data sekunder didapatkan melalui desk studi dengan analisa kualitatif deskriptif. Dari data tersebut diperoleh hasil bahwa dalam penyusunan dan penetapan PNPS, KomTek telah tata azas mengikuti ketentuan PSN01:2007 dengan melibatkan anggotanya yang mewakili Regulator, Produsen, Konsumen dan Pakar/Akademisi. Disamping itu dalam penyusunan PNPS, KomTek juga telah memperhatikan dan menjaring masukan dari berbagai pihak terutama pemangku kepentingan, Masyarakat Standardisasi (MASTAN) Indonesia dan instansi teknis terkait. Berdasarkan SNI yang ditetapkan pada tahun 2015, SNI IEC 60968:2015 lampu swabalast sebanyak 95% responden menggunakan SNI. Sedangkan 5% responden tidak menggunakan SNI karena belum mengetahui adanya SNI tersebut.