Mochamad Erwantyo Nugroho
Program Studi Ilmu Lingkungan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Emisi Gas Rumah Kaca dengan Life Cycle Assessment (LCA) dan Analytical Hierarchy Process (AHP) Industri Tahu Mochamad Erwantyo Nugroho; Prabang Setyono; Siti Rachmawati
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 6 (2024): November 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.6.1504-1512

Abstract

Industri tahu dapat membawa dampak negatif karena berpotensi mencemari lingkungan. Permasalahan industri ini yaitu penggunaan kayu bakar, solar, listrik pompa air dan respirasi manusia yang menyumbang terhadap emisi gas rumah kaca. Tujuan penelitian mengidentifikasi dampak emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang dihasilkan pada proses produksi tahu dan menentukan alternatif pengendalian yang menjadi prioritas dalam mereduksi dampak emisi GRK di industri tahu. Analisis data emisi gas rumah kaca menggunakan metode Life Cycle Assesment (LCA) dengan software OpenLCA. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Database yang digunakan Agribalyse, Ecoinvent dan ELCD. Metode penilaian dampak yaitu IPCC 2021 terdapat pada database ELCD. analisis data Analytical Hierarchy Process (AHP) menggunakan software Expert Choice untuk mendapatkan alternatif pengendalian emisi gas rumah kaca. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner. Industri tahu memiliki dua produk yaitu tahu putih dan tahu goreng bahan tahu bakso. Produk tahu putih memberikan dampak terhadap pemanasan global atau Global Warming Potential (GWP) sebesar 0,0704 kg CO2 eq/kg dan Produk tahu goreng bahan tahu bakso sebesar 0,1346 kg CO2 eq/kg. Kegiatan penggorengan memberikan kontributor utama dampak GWP sebesar 0,0501 kg CO2 eq/kg dikarenakan penggunaan kayu bakar sebagai bahan bakar. Alternatif pengendalian menunjukkan pilihan terbanyak yaitu kriteria lingkungan sebesar 65,4% dan alternatif biogas sebesar 58,2%.