Nurlela . ,
Pendidikan Antropologi UNM

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERAN NUCLEAR FAMILY DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN SEKSUAL PADA ANAK DI CAMPALAGIAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR Mutmainnah . ,; Nurlela . ,; andi Octamaya Tenriawaru
ALLIRI Journal of Anthropology Vol 4, No 1 (2022): Volume 4 No.1 Juni 2022
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaiamana peran Nuclear Family (Keluarga Inti) dalam implementasi Pendidikan seksual Pada anak di Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar, bagaimana bentuk pendidikan seksual yang diberikan orangtua kepada anak, selain itu untuk mengetahui bagaimana bentuk penerimaan anak terhadap pendidikan seksual yang diberikan oleh orang tua. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif deskriptif. Proses pengumpulan data yang dilakukan dengan cara wawancara dengan para orangtua dengan kriteria yang memiliki anak usia 12-20 tahun dan orangtua yang memilki pendidikan minimal sarjana, serta para anak yang ada di Kecamatan Campalagian. Dalam penelitian ini menggunakan tekhnik wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: (1) Bentuk peran Nuclear Family (keluarga Inti) dalam megimplementasikan pendidikan seksual adalah: a) memberikan pendidikan seks yang tepat bagi anak sesuai dengan usia anak. b) memberi teladan dan bimbingan lisan secara bersamaan, dimana orang tua menjelaskan kepada anak bahwa seks bukan hal yang tabu, kotor, ataupun dosa. c) evaluator dalam pendidikan seks, orang tua mampu menerima pertanyaan dan memberi jawaban yang tapat. d) pemantauan dalam pendidikan seks, orang tua mampu mengotrol informasi yang diterima anak dalam pedidikan seksual dari berbagai sumber yang kadang tidak tepat. e) menjadi model dalam melakukan aktivitas seksual yang sehat.  
PERGESERAN PELAKSANAAN RAMPANAN KAPA’ PADA MASYARAKAT TORAJA DI TONGKONAN PALAWA’ KELURAHAN PALAWA’, KECAMATAN SESEAN KABUPATEN TORAJA UTARA Delfia Tia Palintin; Firdaus w Suhaeb; Nurlela . ,
ALLIRI Journal of Anthropology Vol 4, No 1 (2022): Volume 4 No.1 Juni 2022
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTThis research aims to find out: (1). How the form of shifting Kapa's Rampage. (2) factors that influence the shift in value in the implementation of the Kapa's Rampan tradition. (3) The perception of Indigenous peoples and millennials about The Kapa' Rampage' is now undergoing a shift. This type of research is qualitative in a descriptive nature, which is research that describes certain situations based on data obtained in detail through observations, interviews, documents and documentation, involving several informants, namely indigenous figures, community leaders, religious figures, indigenous actors, indigenous peoples, and millennials. The results of research that has been done, show that (1) The tradition of marriage of the Toraja people namely Rampanan Kapa' has undergone changes in the community in Palawa Village' in its implementation such as the tradition of food umbawa has not been practiced, as well as the loss of customary marriage law, the function of Tongkonan that began to be ignored, different marriages of cultures or tribes that have occurred, and the use of kapa' looting that is diverse and modern, Of course this makes the loss of value and meaning that is in it as the identity of the Toraja community. (2) The changes that occur are caused by several factors, such as the development of science and technology, the entry of religion, openness to the level of society, having an orientation in the future, and increasing the number of population. (3) Palawa people's perception of this, they can accept the Kapa's Spoils with the changes that occur in it due to the inevitable development of the times and it is impossible to maintain the original tradition, they have their own judgment from the positive and negative side caused.