Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis Kepemimpinan Multikultural di Sekolah Menengah dalam Upaya Mencegah Fenomena Gegar Budaya: Konteks Indonesia Suryaman, Suryaman
SOSIOHUMANIKA Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : ASPENSI in Bandung, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.815 KB)

Abstract

ABSTRAK: Banyaknya peristiwa yang terjadi dikarenakan konflik dan kepentingan etnis seolah-olah kini tengah menjadi trend di masyarakat kita, Indonesia. Mulai dari perang antar suku, tawuran pelajar, bahkan tawuran antar kampung tetangga, yang pemicunya tidak lain karena terjadi kesalahan komunikasi. Sungguh aneh memang. Semua itu tidak akan terjadi jika masyarakat saling menghargai dan menghormati perbedaan. Oleh karena itu kepemimpinan yang berlandaskan kesadaran multikultural di sekolah mutlak diperlukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan wujudnya kepemimpinan berdasarkan pendidikan multikultural di sekolah menengah  dan mendeskribsikan kekuatan dan kelemahan pelestarian budaya organisasi di sekolah menengah. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan etnografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi dalam sebuah lembaga pendidikan sangat besar dalam pengembangan pendidikan berbasis multikultural di sekolah. Dengan kepemimpinan berbasis multikultural, proses pelaksanaan PBM (Proses Belajar-Mengajar) lebih baik, dan mampu meredam konflik-konflik internal dan eksternal. Kata-kata kunci: analisis kepemimpinan sekolah, multikulturalisme, studi etnografis, sekolah meengah, dan gegar budaya.About the Author: Dr. Suryaman adalah Dosen pada Program Studi Teknologi Pembelajaran dan sekarang menjabat sebagai Asisten Direktur II Program Pascasarjana UNIPA (Universitas PGRI Adi Buana), Jalan Ngagel Dadi III-B/37, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Untuk kepentingan akademik, beliau bisa dihubungi dengan alamat e-mail: maman_suryaman58@yahoo.co.id  How to cite this article? Suryaman. (2010). “Analisis Kepemimpinan Multikultural di Sekolah Menengah dalam Upaya Mencegah Fenomena Gegar Budaya: Konteks Indonesia” in SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan, Vol.3, No.1 [Mei], pp.109-122. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press, UNIPA Surabaya, and UMS Kota Kinabalu, Malaysia, ISSN 1979-0112. Chronicle of article: Accepted (February 25, 2010); Revised (March 28, 2010); and Published (May 20, 2010).   
Model Kurikulum Berbasis Wirausaha sebagai Upaya Penguatan Pendidikan Berbasis Multibudaya di Sekolah Dasar Suryaman, Suryaman
SOSIOHUMANIKA Vol 8, No 1 (2015)
Publisher : ASPENSI in Bandung, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

RESUME: Wirausaha telah menjadi isu yang berkembang dan sudah terbukti sanggup menguatkan ekonomi bagi rakyat Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah, melalui instansi pendidikan, mempunyai program penerapan kewirausahaan sedini mungkin, dengan tujuan agar masyarakat dapat mempunyai mental dan jiwa usaha yang tangguh. Kurikulum wirausaha sangat diperlukan untuk kemajuan dan kemandirian bangsa Indonesia. Penerapan kurikulum kewirausahaan di tingkat Sekolah Dasar lebih mengutamakan penguatan dasar-dasar nilai wirausaha. Namun, kendala masih ditemui dalam menerapkan program kewirausahaan tersebut, yaitu Dinas Pendidikan secara nasional belum mempunyai standar kurikulum baku dan belum terintegrasi dengan konsep multibudaya. Masing-masing sekolah masih mengembangkan konsep kurikulum berbasis wirausaha tanpa berintegrasi dengan sekolah lain. Model kurikulum berbasis wirausaha yang dikembangkan ini bertujuan untuk mengintegrasikan penguatan pembelajaran yang menyenangkan dan kontekstual di tingkat Sekolah Dasar pada mata pelajaran berbasis hitungan dan mata pelajaran berbasis budi pekerti, yang keduanya bertujuan untuk mengembangkan budaya kejujuran, integritas pribadi, dan kerjasama tim dalam wirausaha. Kurikulum wirausaha yang terintegrasi dengan mata pelajaran berbasis sains dan inovasi produk juga harus disesuaian dengan kemampuan peserta didik tingkat Sekolah Dasar.KATA KUNCI: Kurikulum wirausaha, konsep multibudaya, Sekolah Dasar, standar kurikulum, terintegrasi, dan budi pekerti. ABSTRACT: “Model of Entrepreneurial-Based Curriculum as Strengthening Efforts towards Multicultural-Based Education in Primary Schools”. Entrepreneurship has become a growing issue and has already proved capable of reinforcing the economy for the people of Indonesia. Therefore, the government, through the educational institution, has an entrepreneurial program implementation as early as possible, in order that people can have mental and soul of the business is tough. Entrepreneurial curriculum is indispensable for progress and independence of the nation of Indonesia. Entrepreneurship curriculum implementation at the elementary level has prioritized the strengthening of the foundations of entrepreneurial values. However, obstacles still encountered in implementing entrepreneurship programs, namely the Department of Education nationally does not have any standardized curriculum and have not also yet been integrated with the concept of multi-culturalism. Each school is still developing the concept of entrepreneurship-based curriculum without integrating with other schools. Entrepreneurial-based curriculum model, that is developed, aims to integrate the strengthening of fun and contextual learning at the elementary level in the subject matters based on count and character, which are both aimed at developing a culture of honesty, personal integrity, and teamwork in entrepreneurship. Entrepreneurship curriculum that is integrated with science-based subjects and product innovation must also be appropriated with the ability to elementary school students.KEY WORD: Entrepreneurship curriculum, multicultural concept, elementary schools, curriculum standards, integrated, and character.About the Author: Dr. Haji Suryaman adalah Dosen Senior di Program Pascasarjana UNIPA (Universitas PGRI [Persatuan Guru Republik Indonesia] Adibuana) Surabaya, Jalan Dukuh Menanggal XII No.4, Kota Surabaya 60234, Jawa Timur, Indonesia. Alamat emel: maman_suryaman58@yahoo.co.idHow to cite this article? Suryaman. (2015). “Model Kurikulum Berbasis Wirausaha sebagai Upaya Penguatan Pendidikan Berbasis Multibudaya di Sekolah Dasar” in SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan, Vol.8(1) Mei, pp.77-88. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press, UNHAS Makassar, and UNIPA Surabaya, ISSN 1979-0112. Chronicle of the article: Accepted (April 21, 2015); Revised (May 15, 2015); and Published (May 30, 2015).
Pengembangan Konsep Pendidikan Multibudaya Melalui Gemar Belajar, Kreatif, Mandiri, dan Berbudi Pekerti Luhur untuk Membentuk Jiwa Wirausaha di Indonesia Suryaman, Suryaman
SOSIOHUMANIKA Vol 7, No 2 (2014)
Publisher : ASPENSI in Bandung, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

RESUME: Pendidikan multibudaya diharapkan mampu membangun karakter siswa agar menjadi insan yang lebih menghargai perbedaan, menyadari kehidupan yang beragam, dan bersikap lebih humanis dalam kehidupan sehari-hari mereka. Tulisan ini mencoba mengedepankan sebuah konsep pembelajaran yang menyenangkan untuk siswa SD (Sekolah Dasar), dengan pendekatan gemar belajar, kreatif, mandiri, dan berbudi luhur untuk membentuk jiwa wirausaha sejak dini di Indonesia. Konsep belajar yang menyenangkan ini, bila berhasil diterapkan di SD, akan membangun karakter bangsa yang kuat, gigih, pantang menyerah, bertanggungjawab, dan inovatif dengan dasar jujur, adil, dan etis, serta mampu bekerjasama yang dilandasi oleh keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Untuk mengembalikan kejayaan wirausaha di Indonesia, pelaksanaan metode belajar yang menyenangkan dan dikombinasikan dengan budaya wirausaha ini perlu terus dipupuk dan digalakkan sejak usia dini. Dalam implementasinya, bagaimanapun, tidak boleh melupakan latarbelakang sekolah, harus mendapatkan persetujuan orang tua dan yayasan atau pemilik sekolah, pemangku kepentingan, masyarakat, lokasi sekolah, dan tentu saja kemauan dari siswa itu sendiri agar mau dibentuk untuk menjadi sosok pribadi dengan jiwa wirausaha dan menghargai perbedaan budaya.KATA KUNCI: Pendidikan multibudaya, gemar belajar, kreatif, mandiri, berbudi luhur, siswa sekolah dasar, menghargai perbedaan, dan jiwa wirausaha. RESUME: “Multicultural Education Concept Development Through the Joy of Learning, Creative, Independent, and Noble Character to Establish the Entrepreneurial Spirit in Indonesia”. Multicultural education is expected to build the character of students in order to become more appreciative in human diversity, recognizing the diverse life, and to be more humane in their daily lives. This paper attempts to put forward a concept of learning that is fun for Elementary School students, with approaches are eager to learn, creative, independent, and virtuous to establish an entrepreneurial spirit in early school age in Indonesia. The concept of fun learning, if this is successfully applied in the Elementary School, will build a strong national character, persistent, unyielding, responsible, and innovative on the basis of honesty, fairness, and ethical, as well as able to collaborate based on the faith and devotion to God Almighty. To restore the glory of entrepreneurs in Indonesia, implementation of fun learning method combined with this entrepreneurial culture needs to be cultivated and encouraged from an early school age. In the implementation, however, should not forget the background of the school, must obtain the consent from parental and foundation or school owners, stakeholders, community, school location, and of course the willingness of the students themselves who want to set up to be a private person with an entrepreneurial spirit and appreciate the cultural differences.KEY WORD: Multicultural education, eager to learn, creative, independent, virtuous, elementary school students, respect for diversity, and entrepreneurial spirit.About the Author: Dr. Suryaman adalah Dosen Pascasarjana UNIPA (Universitas PGRI Adibuana) Surabaya, Jalan Ngagel Dadi III-B No.37, Surabaya 60245, Jawa Timur, Indonesia. Untuk kepentingan akademik, penulis bisa dihubungi dengan alamat emel: maman_suryaman58@yahoo.co.idHow to cite this article? Suryaman. (2014). “Pengembangan Konsep Pendidikan Multibudaya Melalui Gemar Belajar, Kreatif, Mandiri, dan Berbudi Pekerti Luhur untuk Membentuk Jiwa Wirausaha di Indonesia” in SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan, Vol.7(2) November, pp.231-240. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press, UNHAS Makassar, and UNIPA Surabaya, ISSN 1979-0112. Chronicle of the article: Accepted (October 9, 2014); Revised (October 28, 2014); and Published (November 20, 2014).
Fun-Eco-Preneur Education: Sebuah Konsep Pendidikan Multibudaya untuk Memperkuat Nilai-nilai Wirausaha di Indonesia Suryaman, Suryaman
SOSIOHUMANIKA Vol 7, No 1 (2014)
Publisher : ASPENSI in Bandung, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

RESUME: Karakter siswa dapat dibangun dengan pendidikan multibudaya, sehingga mereka dapat menjadi lebih demokratis, pluralis, dan humanis di lingkungan mereka. Tulisan ini mencoba menguraikan konsep pendidikan “fun-eco-preneur” sebagai salah satu pendekatan dalam pendidikan multibudaya untuk meningkatkan kemampuan berwirausaha, untuk memenuhi kelemahan budaya kita sebagai negara-bangsa di Indonesia. Konsep ini dapat diterapkan di SMA (Sekolah Menengah Atas) untuk membangun kemampuan siswa dan karakter berwirausaha yang kuat, tidak mudah putus asa, menghargai orang sebagaimana mereka menghargai keluarga sebagai konsumen mereka. Sebagai konsep, pola-pola perilaku seperti berdoa, sikap, pengetahuan, keterampilan, dan tindakan telah terbukti berhasil untuk diterapkan dalam pendidikan; jadi, dibutuhkan metode kombinasi baru antara pendidikan multibudaya dan konsep berwirausaha. Pelaksanaan konsep ini terbukti ampuh bahwa dengan difusi antara pendidikan multibudaya dan budaya berwirausaha, berdasarkan metode pendidikan “fun-eco-preneur”, ianya mampu memberikan siswa pengalaman lapangan yang penting untuk memahami dan menghargai orang lain dan hidup dalam budaya mereka. Pelaksanaan program berwirausaha ini harus mempertimbangkan faktor latar belakang sekolah, persetujuan dari orang tua siswa dan pemilik sekolah, pemangku kepentingan pendidikan, lingkungan sekolah dan lokasinya, dan, di atas semua, kesediaan dari siswa sendiri untuk dilatih agar menjadi seorang wirausaha yang baik, menyenangkan, dan profesional.KATA KUNCI: “Fun-eco-preneur”, pendidikan multibudaya, siswa di sekolah menengah, membangun budaya wirausaha, dan masyarakat Indonesia. ABSTRACT: “Fun-Eco-Preneur Education: A Concept of Multicultural Education to Strengthen the Entrepreneurship Values in Indonesia”. Students’ character can be built by multicultural education, so that they can become more democratic, pluralist, and humanists in their environment. This paper tries to elaborate the concept of education for “fun-eco-preneur” as one of the approaches in multicultural education to enhance the entrepreneurial capabilities, to meet the weakness of our culture as a nation-state in Indonesia. This concept can be applied in Senior High School to build the students’ abilities and strong in entrepreneurship character, not easily discouraged, as well as they appreciate and respect of their families as consumers. As a concept, patterns of behavior such as prayer, attitude, knowledge, skills, and actions have proven to be successful to be applied in education; so, it takes a new combination method between multicultural education and the concept of entrepreneur. Implementation of this concept is proven that the diffusion between multicultural education and cultural entrepreneurship, based on the method of education “fun-eco-preneur”, it is able to give students the field experience that is important to understand and respect others and live in their culture. The implementation of the entrepreneurship program must consider the background of the school, the consent of parents and school owners, education stakeholders, and location of the school environment, and, above all, the willingness of the students themselves to be trained to become a good entrepreneur, fun, and professional.KEY WORD: “Fun-eco-preneur”, multicultural education, students in secondary schools, build an entrepreneurial culture, and people of Indonesia.About the Author: Dr. Suryaman adalah Dosen Pascasarjana UNIPA (Universitas PGRI Adi Buana) Surabaya, Jalan Ngagel Dadi III-B No.37, Surabaya 60245, Jawa Timur, Indonesia. Untuk kepentingan akademik, penulis bisa dihubungi dengan alamat emel: maman_suryaman58@yahoo.co.idHow to cite this article? Suryaman. (2014). “Fun-Eco-Preneur Education: Sebuah Konsep Pendidikan Multibudaya untuk Memperkuat Nilai-nilai Wirausaha di Indonesia” in SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan, Vol.7, No.1 [Mei], pp.125-136. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press owned by ASPENSI, UNHAS Makassar, and UNIPA Surabaya, ISSN 1979-0112. Chronicle of article: Accepted (March 2, 2014); Revised (April 6, 2014); and Published (May 20, 2014).    
Model Peningkatan Komitmen Organisasi Pada Perguruan Tinggi Suwasta (PTS) Kota dan Kapupaten Serang Untuk Meningkat Kinerja Organisasi Secara Berkelajutan Suryaman, Suryaman
Jurnal Manajemen Vol 8, No 2 (2018): Jurnal Manajemen
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.986 KB) | DOI: 10.30656/jm.v8i2.922

Abstract

Organizational commitment in higher education influences the quality and carrying capacity of the sustainability of an organization, in this case many analyzes are developed to measure organizational commitment, but not many discuss the model of the organization's own commitment to the sustainability of an organization that oversees the lecturer. This research was conducted as an effort to measure the commitment of organizations to support the sustainability of universities. A (PTS), the lecturer commitment assessment model was developed to see whether the commitment of lecturers had an influence on the sustainability of universities. The research method used was descriptive and verification of data samples of 275 PTS lecturers of City and Regency, Application of Structural Equation Model (SEM) was used to test models and hypotheses estimated using LISREL The results showed that leadership, motivation, job satisfaction, had a positive and significant effect to organizational commitment partially or jointly with a contribution of 60%, the dominating varabel is the motivation variable with a 0.44 dimension sign coefficient reflecting work motivation is the need for power of 0.85, while the variable that reflects the commitment of the lecturer is commitment normative as much as 0.83 researchers recommend that lecturer commitment can be increased especially through the work motivation of lecturers through the dimensions of power needs in PTS Serang City and regency.Keywords: Organizational commitment, leadership, motivation, job satisfaction ,.