Suhaemi, Tjipta
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Korea Selatan: Pembelajaran Bagi Indonesia Suhaemi, Tjipta
Prosiding Seminar Nasional Teknoka Vol 2 (2017): Prosiding Seminar Nasional Teknoka ke - 2
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dewasa ini  penggunaan energi nuklir di dunia telah mencapai 441 buah dengan kapasitas  382.9 GWe, porsi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di dunia mencapai 11% dari total energi keseluruhan. Untuk Asia saja telah beroperasi 109 buah PLTN di 5 negara, yaitu Jepang, Korea Selatan, China, India, dan Pakistan. Dalam makalah ini pembahasan ditikberatkan pada pengembangan PLTN di Korea Selatan. Korea Selatan termasuk negara yang  sangat berhasil dalam melaksanakan program pengembangan energi nuklir dengan pembangunan PLTN. Korea Selatan melaksanakan program nuklir secara ambisius sejalan dengan kebijakan industrialisasi nasional, dan mempunyai komitmen yang kuat   terhadap pengembangan nuklir sebagai bagian integral dari kebijakan negara untuk mengurangi pengaruh eksternal dan mulai terbatasnya energi fosil. Untuk merealisasikan bertambahnya permintaan kebutuhan energi dan listrik serta perlunya mendukung pembangunan sosial ekonomi, Indonesia  perlu belajar dari pengembangan PLTN di Korea Selatan. Dari pembahasan dapat diketahui pembelajaran untuk mencukupkan kebutuhan energi di Indonesia melalui pembangunan PLTN. Diperlukan kebijakan nasional energi yang tegas berwibawa dan didukung oleh semua pihak, pembagian tanggung jawab dan wewenang dari instansi yang terakait dalam pembangunan PLTN, pemilihan jenis PLTN, program transfer teknologi, dan standardisasi PLTN.
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Menopang Kebutuhan Eenergi Listrik Nasional Suhaemi, Tjipta
Prosiding Seminar Nasional Teknoka Vol 1 (2016): Prosiding Seminar Nasional Teknoka ke - 1
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia memerlukan penyediaan sumber energi yang cukup besar untuk keperluan pembangunan, tidak hanya untuk memproduksi dan mendistribusikan barang kebutuhan hidup sehari-hari, tetapi juga untuk membangun industri yang meningkatkan daya saing bangsa, serta untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Untuk mendukung percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia mutlak diperlukan sumber energi dan listrik. Dibandingkan dengan negara lain konsumsi listrik per kapita di Indonesia termasuk terendah. Di samping itu krisis pasokan listrik sering terjadi dan kondisi cadangan listrik nasionalpun tidak begitu menggembirakan. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan suatu kajian dengan mencari dan mengumpulkan data tentang informasi kebutuhan dan produksi energi listrik di Indonesia, melakukan studi pustaka perkembangan energi nuklir di dunia, melakukan analisis perbandingan pengembangan energi dengan negara lain. Dari kajian diperoleh bahwa dengan adanya keterbatasan maupun kendala dalam sumber energi konvensional, maka Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan salah satu alternatif dalam menyediakan tenaga listrik. Pembangunan PLTN dapat memacu perkembangan industri nasional karena berbagai macam industri dapat terlibat dalam pembangunan PLTN. Jenis PLTN yang komersial antara lain adalah Pressurized Water Reactor (PWR), Boiling Water Reactor (BWR), Pressurized Heavy Water Reactor (PHWR). Setiap jenis PLTN mempunyai karakteristik, kelebihan dan keunggulan masing-masing. Sebagai perbandingan ditinjau pengalaman beberapa negara di Asia yang telah membangun PLTN dan kini termasuk negara yang cukup diperhitungkan di dunia. Diharapkan dengan kehadiran PLTN di Indonesia mampu bersinergi dan bersimbiosis bersama energi fossil dan non-fosil dalam memenuhi kebutuhan energi nasional.