Stroke iskemik dapat memicu terjadinya proses inflamasi. Keadaan inflamasi ini dapat menyebabkan terjadinya perluasan infark dan sehinga menginduksi hiperkatabolisme menyebabkan terjadinya perburukan luaran klinis. Kekurangan gizi premorbid telah terbukti memiliki efek buruk pada prognosis pasien stroke. Hal ini terkait dengan peningkatan komplikasi, mortalitas, lama rawat inap, dan hasil neurologis yang buruk pada pasien stroke akut. Oleh karena itu, penting untuk mengevaluasi status gizi dengan tepat dan memberikan suplemen nutrisi yang tepat. Untuk mengetahui hubungan antara status nutrisi berdasarkan skor Geriatric Nutritional Risk Index terhadap perubahan tingkat keparahan pada pasien stroke iskemik akut. Penelitian ini menggunakan desain cohort pada pasien yang terdiagnosa dengan stroke iskemik akut yang menjalani perawatan di RSUP H. Adam Malik Medan. Status nutrisi akan diukur mengunakan skor skor Geriatric Nutritional Risk Index (GNRI) dan tingkat keparahan stroke akan diukur mengunakan skor National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS). Pengukuran skor NIHSS akan dilakukan sebanyak dua kali yakni pada saat admisi dan hari ketujuh setelah admisi. Kejadian malnutrisi berdasarkan skor GNRI pada lansia yang mengalami stroke iskemik sebesar 74,6%. Hasil dari analisis statistik menunjukkan hasil signifikan antara status nutrisi berdasarkan skor GNRI terhadap perubahan tingkat keparahan pada pasien stroke iskemik akut (r=0,655, P<0,001, ). Terdapat hubungan yang signifikan antara status nutrisi berdasarkan skor GNRI terhadap perubahan tingkat keparahan pada pasien stroke iskemik akut.