Pencatatan persediaan barang dagang perlu dilakukan oleh pemilik usaha seperti toko sembako. Hal ini akan mempermudah pemilik usaha dalam pengendalian stok barang dagang. Namun, masih banyak pelaku usaha yang belum mengetahui pengelolaan barang dengan efisien dan efektif sehingga mempengaruhi pendapatan usahanya. Hal ini bisa terjadi karena ketidaktahuan pemilik usaha dalam mencatat persediaan barang dagang, Toko sembako Sri/Eko, sebagai objek pengabdian penulis menjadi salah satu toko yang tidak pernah mencatat persediaan barang dagangannya. Untuk itu, tim pengabdian melaksanakan pelatihan pencatatan persediaan barang dagang untuk pemilik toko sembako Sri/Eko. Hal ini bertujuan untuk membantu meningkatkan pemahaman pemilik usaha terkait dengan pencatatan persediaan yang tepat. Metode yang digunakan dalam pengabdian adalah pelatihan, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pada metode pelatihan dilakukan dengan dua sesi yaitu penyampaian materi dan praktek. Hasil dari pelatihan pencatatan persediaan barang dagang ini, pemilik toko sembako Sri/Eko dapat memahami dan mempraktekan cara pencatatan dengan baik. Pemilik usaha toko sembako Sri/Eko membuat pencatatan persediaan dengan metode FIFO (first in fisrt out) dikarenakan pemilik toko sudah menggunakan metode tersebut dalam transaksi penjualannya. Tim pengabdian berharap setelah diadakannya pelatihan ini dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan terkait dengan pencaatatan persediaan barang dagang yang nantinya berguna terhadap pengendalian dan pengecekan stok barang dagang. Kata Kunci: Pelatihan, Persediaan, ,Barang Dagang, FIFO, Toko Sembako.