Tobing, Robet Lumban
Buletin Sumber Daya Geologi

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KARAKTERISTIK CONTO BATUAN SERPIH MINYAK FORMASI SANGKAREWANG, DI DAERAH SAWAHLUNTO - SUMATERA BARAT, BERDASARKAN GEOKIMIA ORGANIK Tobing, Robet Lumban
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 6, No 1 (2011): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (760.856 KB)

Abstract

Berdasarkan analisis geokimia organik, material organik di dalam conto batuan serpih minyak Formasi Sangkarewang berkisar 0,11-5,12%, berasal dari campuran alga dan tumbuhan tinggi, terendapkan pada lingkungan danau teroksidasi, merupakan kerogen Tipe II dan Tipe III, serta memiliki tingkat kematangan dengan kategori belum matang-awal matang.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KANDUNGAN GAS METANA BATUBARA PADA LAPISAN BATUBARA B DAN C YANG DITEMBUS PEMBORAN DI LOKASI AD-01 DAERAH OMBILIN, KOTA SAWAHLUNTO, PROVINSI SUMATERA BARAT Wibisono, Sigit Arso; Simatupang, David Paranggi; Tobing, Robet Lumban
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 6, No 2 (2011): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4211.334 KB)

Abstract

Pemboran di lokasi AD-01 ditemukan lapisan batubara B dan C yang berdasarkan hasil analisis kandungan gas memiliki kandungan gas metana (CH4) 84,26 % dan 61,38 %. Berdasarkan hasil analisis proksimat diketahui batubara Lapisan B memiliki nilai kalori 7.434 kal/gr (adb), zat terbang 35,18 %, karbon tertambat 55,10 %, abu (Ash) 7,18 % dan belerang 1,20 % sedangkan batubara Lapisan C memiliki nilai kalori 7.645,5 kal/gr (adb), zat terbang 40,36 %, karbon tertambat  53,42 %, abu  4,02 % dan belerang 4,38 %.Perbedaan kandungan gas metana yang terdapat dalam lapisan batubara B dan C diperkirakan dipengaruhi oleh komponen-komponen yang terdapat dalam batubara hasil analisis proksimat.
PETROGRAFI ORGANIK DAN RETORTING CONTO BATUAN HASIL PEMBORAN SUMUR BH-02 ANGGOTA ATAS FORMASI TELISA UNTUK MENGETAHUI POTENSINYA SEBAGAI SERPIH MINYAK, DI DAERAH PADANGLAWAS, SUMATERA BARAT. Tobing, Robet Lumban; Wibisono, Sigit Arso; Simatupang, David Paranggi
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 6, No 3 (2011): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4996.47 KB)

Abstract

Analisis petrografi organik conto batuan sedimen halus dari Sumur BH-02 daerah Padanglawas memperlihatkan kandungan material organik didominasi oleh kelompok liptinit, yaitu maseral lamalginit dan telalginit(botryococcus), sedangkan vitrinit dan inertinit hadir dengan jumlah sedikit. Kandungan TOC pada conto batuan berkisar 3,13-14,80%. Nilai Rv (reflektansi vitrinit) berkisar 0,200,30%, mengindikasikan material organik conto batuan dikategorikan belum matang. Berdasarkan analisis retorting yang dilakukan pada 89 conto batuan, diperoleh kandungan minyak pada conto batuan berkisar 2-78 liter/ton batuan atau dengan rata-rata sebesar 27 liter/ton batuan.
KEMATANGAN TERMAL DAN ESTIMASI KANDUNGAN MINYAK ENDAPAN SERPIH FORMASI SINAMAR DI DAERAH DUSUN PANJANG, PROVINSI JAMBI Tobing, Robet Lumban
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 11, No 2 (2016): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13825.928 KB)

Abstract

Formasi Sinamar diperkirakan berumur Oligosen berada pada Cekungan Busur Belakang. Dari hasil pemetaan geologi di lapangan ditemukan 14 lokasi singkapan serpih dengan ketebalan berkisar 10 hingga >25 meter. Secara megaskopis, conto serpih berwarna abu-abu kecoklatan hingga abu-abu kehitaman, struktur laminasi, menyerpih, keras-getas, setempat-setempat terdapat sisipan batupasir berbutir halus berwarna abu-abu kecoklatan.  Berdasarkan data hasil analisis pirolisis dan maseral yang dilakukan pada 14 conto serpih mengindikasikan bahwa serpih tersebut mengandung material organik berkisar antara 0,14% hingga 16,95%, didominasi oleh kerogen Tipe I dan Tipe II yang memiliki kecenderungan untuk menghasilkan minyak. Secara mikroskopis, material-material organik tersebut terdiri dari maseral liptinit dan vitrinit berkisar antara <0,1 hingga 9,99% dan maseral inertinit antara <0,1 hingga 0,49%. Tingkat kematangan material organik dikategorikan belum matang (immature) hingga lewat matang (over mature).  Berdasarkan data hasil analisis fischer assay yang dilakukan terhadap conto serpih diperoleh kandungan minyak dengan kisaran 5 hingga 90 liter minyak/ton serpih. Dari hasil penghitungan yang dilakukan dapat diperkirakan bahwa sumber daya serpih di daerah penelitian sebesar 317.081.582 ton serpih dengan volume minyak sebesar 69.535.298 barel.