Proses pembuatan tahu menghasilkan limbah dalam jumlah yang signifikan, terutama limbah cair. Limbah cair tahu ini terurai dengan cepat dan memiliki kandungan protein yang tinggi. Cairan ini dapat mencemari lingkungan jika dibuang ke lingkungan tanpa terlebih dahulu diolah. Limbah cair tahu juga mempunyai kandungan unsur hara yang tinggi, dengan melihat potensi dari kandungan tersebut maka dilakukan pengolahan limbah cair tahu dengan memanfaatkannya sebagai bahan baku pupuk organik cair (POC) secara fermentasi anaerob. Dengan memanfaatkan limbah cair tahu sebagai pupuk organik cair, terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh. Pertama, mengurangi kemungkinan polusi yang disebabkan oleh pembuangan limbah cair tahu secara langsung ke lingkungan. Kedua, mendukung gagasan keberlanjutan dengan memanfaatkan sampah sebagai sumber daya yang berharga. Terakhir, hal ini menciptakan nilai ekonomi bagi industri tahu dan komunitas di sekitarnya. Dengan menambahkan EM4, air kelapa, larutan gula, dan air secukupnya, semua bahan tersebut dicampur dan dilakukan proses fermentasi secara anaerob selama 14 hari. Setelah proses fermentasi, pengukuran dilakukan dari karakteristik fisikokimia pupuk organik cair yang dihasilkan. Hasil pengukuran diperoleh pupuk organik cair berwarna coklat kekuningan dengan terdapat buih dan jamur, bau fermentik serta Total Dissolved Solids (TDS) sebesar 1,82 ppt, kadar garam sebesar 1,87 ppt, konduktivitas listrik sebesar 3,68 mS dan pH sebesar 4. Hasil ini menunjukkan bahwa pupuk organik cair dari limbah cair tahu memiliki potensi untuk digunakan sebagai pupuk alternatif yang ramah lingkungan.