Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING DALAM MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI SISWA KELAS VII MTs FSM TEMPUREJO TEMPURAN PARON NGAWI TA 2013/2014 Arif Rahman Hakim
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 8 No 1 (2014): APRIL
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v8i1.4

Abstract

Pengajaran tentang akhlak menjadi isu yang penting dan mendesak untuk dicarikan solusinya di era sekarang ini. Dalam dunia pembelajaran ada metode pembelajaran yang bernama role playing, metode ini merupakan metode belajar dengan cara bermain peran. Role playing adalah suatu aktivitas pembelajaran yang terencana yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang spesifik.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Tahap-tahap pelaksanaan penelitian tindakan ini terdiri atas perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat maka data yang telah terkumpul dianalisis dengan mengggunakan rumus mean dan dianalisis secara deskriptif dengan menyertakan nilai asli tes dan pengamatan sebagai bahan pertimbangan. Dari hasil pengamatan siswa dan guru cenderung lebih baik setiap siklus, maka berarti bahwa; Ada peningkatan pembiasaan akhlak terpuji melalui pembelajaran dengan metode bermain peran (role playing) siswa kelas VII MTs FSM Tempurejo Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2013/2014. Kata kunci : Metode Role playinging, Akhlak Terpuji   
RANCANG BANGUN PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM PERSPEKTIF ISLAM Arif Rahman Hakim
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 8 No 2 (2014): September
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v8i2.82

Abstract

Pendidikan, dalam Islam, dapat diartikan sebagai proses penyiapan Mengingat  tanggung jawab seorang pendidik dalam Islam adalah sebagai “warasat al-anbiya”, yang pada hakikatnya mengemban misi rahmatan lil al-alamin, yakni suatu misi yang mengajak manusia untuk tunduk dan patuh pada hukum-hukum Allah, guna memperoleh keselamatan dunia akhirat maka interaksinya dengan peserta didik harus diselenggarakan sesuai dengan yang diajarkan oleh Islam, agar hasil dari interaksi keduanya benar-benar sempurna. Penyelenggaraan interaksi tersebut, seperti yang disampaikan oleh Hasan al-Banna, seharusnya bagaikan orang tua dan anak yang memiliki kedekatan secara emosional. Selain itu, interaksi pendidik dan peserta didik adalah bersifat kemitraan yang didasarkan pada nilai –nilai demokratis, keterbukaan, kemanusiaan dan saling pengertian maka dalam hubungan tersebut, Islam mengajarkan, pendidik dan peserta didik untuk sama-sama saling memahami dan menghargai hakikat dan peran masing-masing agar interaksi keduanya benar-benar menghasilkan generasi-generasi Islami yang mampu dan siap menjalankan perannya baik sebagai abdulloh maupun sebagai kholifah di muka bumi ini.  
METODE PENGAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI PERGURUAN TINGGI Arif Rahman Hakim
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 9 No 2 (2015): September
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v9i2.97

Abstract

Penggunaan metode pembelajaran haruslah sesuai dan selaras dengan karakteristik mahasiswa, materi, kondisi lingkungan (setting) di mana pengajaran berlangsung. Secara garis besar metode mengajar dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yakni metode mengajar konvensional, dan metode mengajar inkonvensional. Metode mengajar konvensional yaitu metode mengajar yang lazim dipakai oleh guru atau sering disebut metode tradisional. Sedangkan metode mengajar inkonvensional yaitu suatu teknik mengajar yang baru berkembang dan belum lazim digunakan secara umum. Dengan demikian maka, kemampuan dalam menyelaraskan kedua metode pembelajaran tersebut dengan konteks dimana pembelajaran dilaksanakan akan menjadikan pembelajaran menjadi lebih efektif dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan. Demikian halnya dengan pembelajaran pendidikan agama Islam di Perguruan Tinggi, diperlukan, selain perencanaan, juga berbagai metode pembelajaran agar proses transformasi pengetahuan, sikap dan keterampilan keagamaan dapat berjalan dengan baik dan maksimal.