Hakim, Lukmanul
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SAINS GEOGRAFI DALAM AL-QUR’AN: Mengungkap Isyarat Ilmiah dalam Ayat-Ayat Kawniyah Hakim, Lukmanul; Fitri, Nurmaya; Islami, Nurdina; Wulandari, Fitriani
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 12, No 2 (2024): Desember
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/diyaafkar.v12i2.18721

Abstract

This article examines the science of geography in the Qur’an, including an understanding of the Kawniyah verses which are in line with the discussion of the science of geography. This article aims to expand insight into how the text of the Qur’an can be integrated into geographical studies by revealing the scientific signal contained in the verses of the Qur’an and the role of science in responding to this phenomenon. This research uses a qualitative approach with a focus on library research. The data obtained comes from books, journal articles and various literature related to the topic discussed. The method used in this research is descriptive analysis. The results of the analysis show that there are at least two geographical studies, namely physical geography and social (human) geography. Physical geography cues can be found in Kawniyah verses, such as Q.S. Nūḥ [71]: 19-20 about the shape of the earth in the form of an expanse and Q.S. Al-Naml [27]: 88 explains the phenomenon of walking mountains supported by the theory of plate tectonics. Furthermore, signs of social geography are found in Q.S. Āli ‘Imrān [3]: 96 regarding the first house, namely the Kaaba in Mecca, and reveals scientific facts that geographically the Kaaba reflects a building with a trapezoidal construction that never changes. Tulisan ini mengkaji tentang sains geografi dalam Al-Qur’an meliputi pemahaman terkait ayat-ayat Kawniyah yang selaras dengan pembahasan ilmu geografi. Artikel ini bertujuan untuk memperluas wawasan mengenai bagaimana teks Al-Qur’an dapat diintegrasikan dalam kajian geografi dengan mengungkap isyarat-isyarat ilmiah yang termuat dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan peran sains dalam merespon fenomena tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan fokus pada penelitian kepustakaan. Data yang diperoleh berasal dari buku-buku, artikel jurnal dan berbagai literatur yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa kajian geografi setidaknya ada dua, yaitu geografi fisik dan geografi sosial (manusia). Isyarat geografi fisik dapat ditemukan dalam ayat-ayat Kawniyah, seperti Q.S. Nūḥ [71]: 19-20 tentang bentuk bumi yang berupa hamparan dan Q.S. Al-Naml [27]: 88 menjelaskan tentang fenomena gunung berjalan dengan didukung oleh teori lempeng tektonik. Selanjutnya, isyarat geografi sosial terdapat dalam Q.S. Āli ‘Imrān [3]: 96 mengenai rumah pertama yakni Ka’bah yang berada di Makkah serta mengungkap fakta-fakta ilmiah bahwa secara geografi Ka’bah mencerminkan bangunan dengan kontruksi trapesium yang tidak pernah berubah.
METODE TAFSIR MU’TAZILAH TERHADAP AYAT-AYAT AQIDAH Sugianto, Muhammad; Hakim, Lukmanul
Ibn Abbas : Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir VOL 5, NO 2 (2022): OKTOBER-MARET
Publisher : Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir UINSU Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51900/ias.v5i2.19773

Abstract

Al-qur-an adalah mu’jizat yang masih terpelihara keasliannya sampai detik ini (QS. al-Hijr: 9). Al-qur-an mustahil bisa difahami tanpa penjelasan dari hadist dan kemudian ditafsirkan oleh para ulama, terutama yang berkaitan dengan ayat-ayat mutasyabihat untuk menghasilkan sebuah pemahaman yang tidak bertentangan dengan syariat. Terjadinya perbedaan di kalangan mufassir merupakan sunnatullah yang mustahil bisa di hindarkan. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya segala perbedaan itu, disiplin ilmu yang dimiliki, kecendrungan latar belakang pemikiran, sosial politik, pengaruh lingkungan, pengaruh ideologi dan beberapa peristiwa sejarah yang terjadi. Pengaruh ideologi dan sosial politik memiliki peran yang sangat penting terhadap tujuan dan maksud dari penafsiran. Selain itu, keberagaman metode dan corak penulisan juga menambah khazanah kekayaan intelektual dalam ilmu tafsir al-Qur’an. Penulis dalam hal ini akan mencoba membahas salah satu metode dalam penafsiran yang selalu mengunggulkan akal di atas wahyu. Tafsir jenis ini kita kenal dengan istilah tafsir bi al-ra’yi yang selalu digunakan golongan Mu’tazilah untuk mendukung segala bentuk pemahaman dan kepentingan golongannya. Metode yang digunakan adalah metode analisis isi. Hasil tulisan ini juga akan menunjukkan bahwa tidak semua tafsir bi al-ra’yi itu tercela dan harus ditinggalkan.  Kata kunci: Ayat mutasyabihat, ideologi, sosial politik, tafsir bi al-ra’yi, muktazilah.