Ikan molly dikalangan pecinta ikan hias akuarium memang sudah populer. Ikan molly jantan memiliki bentuk ekor yang berbeda dengan ikan betina karena rata-rata ikan jantan memiliki bentuk ekor bercabang, para pembudidaya ikan molly sering menyebutnya dengan istilah lyretail, bentuk ekor ini memiliki nilai jual yang berbeda. Oleh karena itu, produksi ikan molly jantan menjadi fokus kegiatan budidaya ikan molly. Salah satu upaya untuk memenuhi permintaan yang tinggi dengan melakukan maskulinisasi ikan molly menggunakan madu, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah dosis 0 mL/L, dosis 9 mL/L, dosis 10 mL/L, dosis 11 mL/L, dan dosis 12 ml/L. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2023. Bertempat di Laboratorium Teknologi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman menggunakan madu pada induk ikan molly yang sedang bunting dengan dosis yang berbeda berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap persentase ikan molly jantan. Persentase ikan molly jantan pada perlakuan dosis 0 mL/L sebesar 22,35%, dosis 9 mL/L sebesar 46,53%, dosis 10 ml/L sebesar 49,56%, dosis 11 mL/L sebesar 49,95% dan dosis 12 mL/L sebesar 52,81%. Kualitas air pada media pemeliharaan berada pada kisaran normal untuk budidaya ikan molly. Simpulan penelitian ini adalah pemberian madu dengan dosis yang berbeda dengan metode perendaman memberikan pengaruh yang nyata terhadap keberhasilan maskulinisasi ikan molly dan dosis madu terbaik diperoleh pada dosis 12 mL/L.