Kurikulum Merdeka hadir sebagai inovasi pendidikan di Indonesia untuk menjawab tantangan era digital dan Society 5.0. Transformasi digital telah membawa tantangan dan peluang baru dalam dunia pendidikan, menuntut sistem pembelajaran yang adaptif dan relevan. Kurikulum ini bertujuan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan pendekatan yang fleksibel, berpusat pada siswa, dan berorientasi pada pembentukan karakter serta pengembangan keterampilan Abad Ke-21, seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi. Integrasi teknologi menjadi elemen utama dalam mendukung pembelajaran aktif dan relevan, sementara Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) mendorong internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan siswa. Penelitian ini mengeksplorasi integrasi teknologi dalam Kurikulum Merdeka dan dampaknya terhadap motivasi belajar siswa, pembentukan karakter, serta pengembangan keterampilan. Selain itu, penelitian ini mengidentifikasi kendala implementasi, termasuk kesiapan guru, kesenjangan akses terhadap teknologi di daerah terpencil, dan tantangan dalam pelaksanaan metode pembelajaran berbasis proyek. Studi ini juga membandingkan efektivitas Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 2013 (K13) dalam membangun proses pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan zaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kurikulum Merdeka mampu menciptakan pembelajaran yang lebih aktif dan relevan melalui penggunaan teknologi dan pendekatan diskusi. Namun, kurangnya pelatihan guru, keterbatasan infrastruktur, dan kesenjangan digital menjadi tantangan utama. Dengan kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat, Kurikulum Merdeka diharapkan mampu menciptakan generasi yang kompeten secara akademis, kuat dalam karakter dan siap menghadapi tantangan global.