Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya resistensi kuman atau bakteri. Resistensi terhadap antibiotik merupakan suatu fenomena dimana bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik dan tidak mampu membunuh atau kuman menjadi kebal terhadap obat Indonesia merupakan salah satu dari 12 negara yang paling rentan terkena resistensi antibiotik mencapai 53-62%, hal ini disebabkan oleh masyarakat yang berhenti minum antibiotik saat sudah merasa sembuh ketika mereka merasa sudah sembuh. Metode yang digunakan untuk promosi kesehatan menggunakan metode kombinasi. Metode kombinasi merupakan gabungan antara metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung yang digunakan dalam edukasi DAGUSIBU antibiotik sebagai pencegahan resistensi ini menggunakan Slide Power Point. Metode tidak langsung menggunakan media leaflet dan poster. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan tentang DAGUSIBU antibiotik kepada masyarakat Dusun Sambilegilor RW 54. Hal ini dibuktikan dari nilai pretets yang dilakukan sebesar 68,39% dan persentase nilai postest yang diperoleh peserta yaitu 83,33%. Hasil pretest dan postest didapatkan adanya peningkatan nilai setelah kegiatan penyuluhan kesehatan. Hal ini menunjukkan adanya penurunan pengetahuan dan kesadaran Ibu-ibu PKK akan DAGUSIBU antibiotik di masyarakat. Selain itu, hasil postest sangatlah penting untuk melihat seberapa besar pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan yang didapat oleh Ibu-ibu PKK. Dapat disimpulkan bahwa penyuluhan tentang DAGUSIBU antibiotik terhadap masyarakat Sambilegilor RW 54 Sleman menunjukkan hasil yang positif. Terjadi peningkatan yang signifikan terhadap pengetahuan masyarakat dapat dilihat dari persentase nilai pretest yang diperoleh oleh masyarakat dari kategori cukup menjadi kategori baik setelah diberikan penyuluhan.