Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pendugaan Umur Simpan Ale-Ale (Meretrix-Meretrix) Tepung Dengan Perbedaan Bahan Pengemas Menggunakan Metode Accelerated Shelf Life Test (Aslt) Model Arrhenius Zulfahmi, A. Nova; Martanto, Martanto
Baselang Vol 4, No 2: OKTOBER 2024
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/bsl.v4i2.211

Abstract

Kerang ale-ale memiliki cangkang keras dan licin dengan warna bervariasi dari putih, cokelat, hingga hitam. Bentuknya kecil dan menyerupai remis, dengan daging bening yang memiliki cita rasa gurih. Di Kabupaten Ketapang, ale-ale umumnya dijual di pasar tradisional. Olahan ale-ale tepung dibuat dengan melapisi daging ale-ale menggunakan campuran tepung tapioka, terigu, dan bumbu, sehingga menghasilkan tekstur yang renyah serta rasa gurih. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi umur simpan Ale-ale tepung, produk olahan khas Kabupaten Ketapang, yang dikemas menggunakan tiga jenis bahan pengemas berbeda: polipropilen, polietilen, dan aluminium foil. Metode yang digunakan adalah Accelerated Shelf Life Test (ASLT) dengan model Arrhenius, di mana sampel disimpan pada suhu 25°C, 35°C, dan 45°C. Parameter yang diuji meliputi kadar air, asam lemak bebas, dan uji organoleptik (tekstur, aroma, rasa, dan warna). Hasil menunjukkan bahwa aluminium foil memberikan umur simpan terpanjang, yaitu 63 hari pada suhu 25°C, diikuti oleh polipropilen (31 hari) dan polietilen (16 hari). Kenaikan suhu mempercepat kerusakan produk, terutama terkait dengan peningkatan kadar air dan asam lemak bebas. Pengemasan aluminium foil menunjukkan permeabilitas yang lebih rendah terhadap uap air, sehingga mampu mempertahankan kualitas produk lebih baik dibandingkan bahan pengemas lainnya. Kesimpulannya, penggunaan aluminium foil sebagai bahan pengemas memberikan hasil terbaik dalam mempertahankan umur simpan Ale-ale tepung, dengan perbedaan signifikan dalam laju oksidasi dan kualitas produk selama penyimpanan.
Pendugaan Umur Simpan Ale-Ale (Meretrix-Meretrix) Tepung Dengan Perbedaan Bahan Pengemas Menggunakan Metode Accelerated Shelf Life Test (Aslt) Model Arrhenius Zulfahmi, A. Nova; Martanto, Martanto
Baselang Vol 4, No 2: OKTOBER 2024
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/bsl.v4i2.211

Abstract

Kerang ale-ale memiliki cangkang keras dan licin dengan warna bervariasi dari putih, cokelat, hingga hitam. Bentuknya kecil dan menyerupai remis, dengan daging bening yang memiliki cita rasa gurih. Di Kabupaten Ketapang, ale-ale umumnya dijual di pasar tradisional. Olahan ale-ale tepung dibuat dengan melapisi daging ale-ale menggunakan campuran tepung tapioka, terigu, dan bumbu, sehingga menghasilkan tekstur yang renyah serta rasa gurih. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi umur simpan Ale-ale tepung, produk olahan khas Kabupaten Ketapang, yang dikemas menggunakan tiga jenis bahan pengemas berbeda: polipropilen, polietilen, dan aluminium foil. Metode yang digunakan adalah Accelerated Shelf Life Test (ASLT) dengan model Arrhenius, di mana sampel disimpan pada suhu 25°C, 35°C, dan 45°C. Parameter yang diuji meliputi kadar air, asam lemak bebas, dan uji organoleptik (tekstur, aroma, rasa, dan warna). Hasil menunjukkan bahwa aluminium foil memberikan umur simpan terpanjang, yaitu 63 hari pada suhu 25°C, diikuti oleh polipropilen (31 hari) dan polietilen (16 hari). Kenaikan suhu mempercepat kerusakan produk, terutama terkait dengan peningkatan kadar air dan asam lemak bebas. Pengemasan aluminium foil menunjukkan permeabilitas yang lebih rendah terhadap uap air, sehingga mampu mempertahankan kualitas produk lebih baik dibandingkan bahan pengemas lainnya. Kesimpulannya, penggunaan aluminium foil sebagai bahan pengemas memberikan hasil terbaik dalam mempertahankan umur simpan Ale-ale tepung, dengan perbedaan signifikan dalam laju oksidasi dan kualitas produk selama penyimpanan.
Pengaruh Penggaraman Dan Suhu Penggorengan Terhadap Karakteristik Kimia Dan Sensoris Kerang Ale-Ale (Meretrix Meretrix) Tepung Zulfahmi, A. Nova; Cholid, Irfan; Assrorudin, Assrorudin; Arianti, Ira
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v8i1.19244

Abstract

The background to this research is that ale-ale shellfish are endemic shellfish in Ketapang Regency; the results are abundant because they are available all year round. The use of ale-ale shellfish has yet to be maximized, so it does not have added economic value for the people of Ketapang Regency. The nutrition of ale-ale shellfish is quite a lot from the fatty acids and amino acids contained in ale-ale shellfish. The weakness of ale-ale shellfish is that its water content is very high, so a method is needed to reduce the water content so that it can be used as a raw material for processed products that have high economic value, one of which is ale-ale flour. The raw material in this research is fresh ale-ale shellfish meat added with 0% and 5% salt and fried at 120ËšC, 130ËšC, and 140ËšC for 15 minutes. Tests in this research consisted of tests for protein content, fat content, water content, and sensory tests. The results of this study showed that the water content was the lowest in the P3G3 treatment, namely 5.87%. The addition of salt increases fat and protein levels indirectly. The treatment with the highest fat and protein content was P3G3, namely 1.33% and 6.43%. Sensory parameters show that the addition of salt and differences in the frying temperature of flour ales can increase consumer acceptance. Ale-ale flour with the addition of 5% salt and fried at a temperature of 140ËšC (P3G3) got the highest value in all parameters. The addition of salt and the higher temperature used in processing ale-ale flour can increase the fat and protein content, which consumers like.
PENDAMPINGAN DESAIN KEMASAN KERIPIK NANGKA DI UMKM SANG BINTANG KABUPATEN KETAPANG UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING Fitriarni, Dian; Zulfahmi, A. Nova; Martanto, Martanto; Hastuti, Ningrum Dwi; Cholid, Irfan; Indriawan, Rois; Assrorudin, Assrorudin; Arianti, Ira Arianti; Wardanu, Adha Panca
BUDIMAS : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol. 6 No. 1 (2024): BUDIMAS : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : LPPM ITB AAS Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengemasan umumnya digunakan sebagai pelindung produk yang dikemas.selain berfungsi sebagai pelindung produk, kemasan juga berfungsi sebagai media pemasaran. Media pemasaran melalui kemasan dapat berupa desain kemasan yang menarik. Desain kemasan yang menarik akan mendorong konsumen untuk membeli produk tersebut. UMKM Sang Bintang masih menggunakan bahan pengemas dan desain kemasan yang sederhana,sehingga daya awet rendah serta penjualan tidak maksimal. Tujuan dari pengabdian ini adalah memberikan pelatihan pemilihan bahan pengemas, desain kemasan, serta pendampingan sertifikasi halal produk keripik Nangka. Metode dalam pengabdian ini terbagi menjadi 2 bagian, pertama tahap persiapan yang terdiri dari survei awal, sosialisasi dan koordinasi kegiatan, penyusunan program kerja, penyusunan modul pelatihan, dan persiapan sarana dan prasarana. Kedua, tahap pelaksanaan terdiri dari kegiatan pelatihan penggunaan bahan kemasan, pelatihan dan pendampingan desain logo kemasan, pendampingan sertifikasi halal serta monitoring dan evaluasi. Hasil dari pengabdian ini adalah mitra bisa menentukan bahan pengemas yang cocok untuk produk hingga dapat memberikan umur simpan lebih dari 3 minggu, dapat menentukan desain kemasan yang sesuai regulasi sehingga meningkatkan angka penjualan mencapai 50%, serta berhasil mendapatkan sertifikat halal produk keripik Nangka.