Kejadian kecelakaan di tempat kerja pada dasarnya dapat menimbulkan konsekuensi negatif sekaligus merugikan, baik instansi maupun pekerja. Risiko kejadian kecelakaan di tempat kerja bisa meningkat karena adanya faktor stres kerja. Stres kerja timbul akibat adanya ketidakseimbangan antara kemampuan pekerja, tuntutan-tuntutan, dan tujuan organisasi di tempat kerja. Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan stres kerja dengan kecelakaan kerja di PT. Barata Indonesia (Persero). Penelitian kuantitatif menggunakan metode observasional analitik dengan desain cross-sectional. Populasi penelitian melibatkan pekerja di PT. Barata Indonesia (Persero), dengan sampel sebanyak 245 pekerja yang dipilih menggunakan teknik probability sampling dan rumus Slovin. Kecelakaan kerja sebagai variabel dependen dan stres kerja sebagai variabel independen. Instrumen menggunakan kuesioner Permenaker No. 5 Tahun 2018 dan kuesioner riwayat kecelakaan kerja selama satu tahun terakhir. Analisis data menggunakan uji statistik Konkordansi Kendall’s W dengan SPSS. Hasil uji diperoleh nilai p-value 0,000 dan nilai Coefficient of Concordance sebesar 0,216 artinya stres kerja memiliki korelasi positif dengan kecelakaan kerja dan memiliki hubungan lemah. Perolehan nilai mean rank aspek stres kerja: beban berlebih kualitatif (4,69), beban berlebih kuantitatif (4,53), konflik peran (4,47), pengembangan karir (4,42), tanggung jawab terhadap orang lain (3,88), dan ketaksaan peran (3,54). Terdapat hubungan signifikan antara stres kerja dengan kecelakaan kerja di PT. Barata Indonesia (Persero). Saran perbaikan yang diberikan adalah membuat matriks prioritas tugas, serta mengkomunikasikan pencegahan stres kerja melalui Safety Talk.