Secara global, urutan ke-2 sebagai penyebab terjadinya kebutaan adalah glaukoma. Diseluruh dunia, glaukoma diperkirakan dialami oleh > 70 individu dan jumlah ini diperkirakan akan melampaui 110 juta pada tahun 2040. Penelitian di RSUP Dr. Mohammand Hoesin Palembang menyimpulkan bahwa peningkatan tekanan intraokular (TIO)/glaukoma sekunder karena pemakaian steroid didominasi oleh kelompok berusia > 40 tahun. Glaukoma yang terjadi akibat penggunaan steroid melibatkan mekanisme perubahan struktur mikro trabecular meshwork (TM) yang mengakibatkan penurunan aliran keluar akuos dan peningkatan TIO. Glaukoma sekunder merupakan glaukoma yang terjadi karena ada kondisi lain yang mendasarinya. Glaukoma kronik bersifat progresif dan dapat menyebabkan kebutaan permanen. Laporan kasus ini menyajikan kasus glaukoma sekunder pada pasien berusia 59 tahun dengan riwayat operasi katarak OD 27 tahun lalu dan rutin menggunakan steroid topikal paska operasi. Saat ini datang dengan keluhan mata kanan merah disertai pandangan kabur dan rasa mengganjal. Pemeriksaan visus OD 1/300. Pemeriksaan okular ditemukan lapang pandang menyempit, konjungtiva bulbi OD hiperemis, injeksi siliar OD, terdapat jaringan fibrovascular < 2mm ke arah limbus OD, bilik OD depan dalam, lensa keruh sebagian OS, shadow test OS positif, mid-dilated pupil OD, IOL OD positif, ukuran pupil OD 5mm. Pemeriksaan tonometri ditemukan TIO OD 43 mmHg, OS 13 mmHg. funduskopi direk OD didapatkan optic disc tilt, batas tegas, kuning pucat, lamellar dot sign (+), baring of circumlinear vessels (+), atrofi peripapiler (+), rasio C/D 0.9, rasio A/V 2/3, retina tigroid, reflek fundus dan makula positif.