Effendi, Desy Iradillah
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

HUBUNGAN METODE DISTRAKSI VISUAL TERHADAP NYERI PADA PEMASANGAN INFUS ANAK PRA SEKOLAH DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA LHOKSEUMAWE Ardilla, Arista; Zulkarnaini, Zulkarnaini; Utaminingsih, Eka; Effendi, Desy Iradillah; Fatmawati, Fatmawati
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 3 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i3.33746

Abstract

Reaksi anak dalam mengatasi krisis dipengaruhi oleh tingkat perkembangan anak, diantar lain : usia, pengalaman sebelumnya terhadap proses sakit dan dirawat. Anak usia prasekolah sangat sulit untuk memahami prosedur invasif yang dapat menyebabkan nyeri seperti saat pemasangan infus. Penelitian ini menggunakan metode analitik bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variable dimana veriabel independen dan variable dependen diidentifikasi pada satu waktu yang bersamaan. Berdasarkan katagori usia mayoritas perempuan sebanyak 57 orang (54,3%). Berdasarkan katagori umur mayoritas 3-4 tahun sebanyak 83 orang (79%). Pemasangan infus metode distraksi visual anak pra sekolah di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Cut Meutia  Lhokseumawe mayoritas efektif sebanyak 93 orang (88,6%).  Tingkat Nyeri pada pemasangan infus anak pra sekolah di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Cut Meutia  Lhokseumawe mayoritas nyeri sedang sebanyak 64 orang (61%). Hasil analisis bivariat menggunakan uji Chi-square penurunan nyeri dengan tingkat kepercayaan 95% (? 0,05) nilai p value atau nilai Asymp. Sig. (2-sided) yaitu 0.001 artinya nilai P value 0.001 ? 0.05. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara metode distraksi visual terhadap nyeri pada pemasangan infus anak pra sekolah di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Cut Meutia  Lhokseumawe. Diharapkan kepada pihak Rumah Sakit agar hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam terapi nonfarmakologi pada anak saat tindakan invasif terutama pemasangan infus.