Pembelajaran jarak jauh (PJJ) menjadi solusi yang ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan pendidikan dalam masa darurat sebagai alternatif dalam dunia pendidikan demi mengurangi penyebaran COVID-19. Pembelajaran jarak jauh ini membuat orang tua dan anak semakin sering berinteraksi karena menjadi sering bertemu di rumah. Siswa melakukan pembelajaran secara daring dan kehilangan waktu intens bersama para guru di sekolah. Sedangkan sebagai siswa kelas 12, para siswa harus mempersiapkan diri untuk berbagai ujian dan pemilihan jurusan kuliah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi yang digunakan oleh orang tua dengan siswa kelas 12 setelah diterapkannya Pembelajaran Jarak Jauh. Subjek dalam penelitian ini adalah lima orang tua dan lima siswa kelas 12 yang bertempat tinggal di Jakarta Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi untuk melihat pengalaman orang tua dan siswa kelas 12 dalam berkomunikasi setelah ditetapkannya pembelajaran jarak jauh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pandemi ini membuat anak dan orang tua menjadi lebih dekat dan terbuka, hubungan yang terjalin pun oleh keduanya pun semakin erat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 1 keluarga menerapkan pola komunikasi otoriter, 1 keluarga menerapkan pola komunikasi permisif, 2 keluarga menerapkan pola komunikasi demokratis dan 1 keluarga lainnya menerapkan pola komunikasi kebapakan. Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini bahwa tidak adanya perubahan pola komunikasi yang terjadi pada keadaan normal maupun pada saat pandemi. Meskipun diketahui terdapat perubahan emosi dan tingkah laku yang terjadi pada beberapa individu.