Dwi Santy Damayanti
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Jumlah Penghuni , Jumlah Tempat Penampungan Air dan Pelaksanaan 3M Plus dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes Sp di Kelurahan Balleangin Kecamatan Balocci Kabupaten Pangkep Abdul Majid HR. Lagu; Dwi Santy Damayati; Muhammad Wardiman
HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 3 No 1 (2017): Kesehatan Lingkungan
Publisher : Public Health Department, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.464 KB)

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit berbasis lingkungan yang banyak ditemukan di daerah tropis dan sub tropis yang penularannya melalui gigitan nyamuk spesies Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Upaya untuk mencegah penularan penyakit ini dengan memutus rantai perkembangbiakan nyamuk itu sendiri yakni dengan melakukan kegiatan 3M plus dan menekan faktor penularan lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan jumlah penghuni, jumlah tempat penampungan air (TPA) dan pelaksanaan 3M Plus terhadap keberadaan jentik nyamuk Aedes sp di wilayah Kelurahan Balleangin Kecamatan Balocci Kabupaten Pangkep. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian analitik dan menggunakan rancangan cross sectional study. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar variable memiliki hubungan yang bermakna dengan keberadaan jentik Aedes sp, adapun variabel yang tidak memiliki hubungan bermakna yakni, menutup lubang-lubang pada potongan bambu dan pohon (p value 0,867). Dan variable yang memiliki hubungan yakni variable jumlah penghuni (p value 0,000), jumlah tempat penampungan air (TPA) (p value 0,000) kemudian variabel yang termasuk pelaksanaan 3M Plus dan memiliki hubungan bermakna yakni, menguras tempat penampungan air (p value 0,000), menutup tempat penampungan air (p value 0,000), mengubur barang bekas ( p value 0,000) , memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar (p value 0,000), menabur bubuk abate (p value 0,000), memelihara ikan pemakan jentik (p value 0,014), memasang kawat kasa (p value 0,000), kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah (p value 0,001), mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai (p value 0,000). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disarankan sebaiknya pihak puskesmas meningkatkan pemeriksaan jentik secara berkala, dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melaksanakan 3M plus secara berkelanjutanh hal ini dimaksudkan untuk memutus siklus hidup nyamuk Aedes aegypti dan menekan angka kejadian DBD. Kata Kunci : Jumlah Penghuni, Jumlah TPA, 3M Plus
Analisis Risiko Paparan Hidrogen Sulfida (H2S) pada Peternak Ayam Broiler di Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang Tahun 2016 Dwi Santy Damayati; Syahrul Basri; Dewi Sartika
HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 3 No 1 (2017): Kesehatan Lingkungan
Publisher : Public Health Department, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.824 KB)

Abstract

Hidrogen sulfida (H2S) merupakan gas yang memiliki karakteristik berbau telur busuk, tidak berwarna, beracun dan sangat mudah terbakar. Gas ini digolongkan ke dalam asphyxiant karena efek utamanya adalah melumpuhkan pusat pernafasan. Gas hidrogen sulfida dari usaha peternakan ayam broiler, berupa emisi feses ayam broiler yang pada saat penumpukan terjadi proses dekomposisi oleh mikroorganisme membentuk gas sulfida. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besar risiko paparan hidrogen sulfida berdasarkan pajanan realtime dan lifetime pada peternak ayam broiler yang ada di Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan survei yang bersifat deskriptif serta menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (field study). Penelitian ini dilakukan pada peternakan ayam broiler yang terdapat di Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang. Sampel subyek dalam penelitian ini adalah semua peternak ayam broiler yang ada di Kecamatan Maiwa sebanyak 24 orang dan sampel obyek adalah udara ambient di dalam kandang ayam broiler. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata konsentrasi H2S di dalam kandang peternakan ayam broiler Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang tahun 2016 yaitu 0,13331 ppm. Rata-rata laju asupan udara yang mengandung H2S pada peternak ayam broiler yaitu 3,8733 m3/hari. Rata-rata durasi paparan gas H2S pada peternak ayam broiler yaitu 2,29 tahun. Rata-rata berat badan peternak ayam broiler yaitu 53,13 kg. Rata-rata besar risiko (RQ) paparan H2S pada peternak ayam broiler yaitu untuk pajanan realtime 0,6080813 dan pajanan lifetime 9,1641.Hasil perhitungan RQ dari total sampel 24 responden, diperoleh untuk pajanan realtime nilai RQ semua responden ≤ 1 yang berarti responden belum berisiko, sedangkan untuk pajanan lifetime nilai RQ semua responden > 1 yang berarti responden berisiko untuk efek non karsinogenik paparan H2S. Diharapkan kepada semua pihak baik pemerintah setempat, petugas pelayanan kesehatan dan peternak ayam broiler untuk melakukan manajemen risiko dari paparan hidrogen sulfida seperti penambahan kapur pada feses ayam broiler dan menggunakan alat pelindung diri saat bekerja.Kata Kunci: Hidrogen Sulfida, Peternak Ayam Broiler, ARKL,