<![CDATA[Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang kepemimpinan kepala madrasah dalam pengelolaan kelas berbasis gender. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kepemimpinan kepala madrasah dalam pengelolaan kelas berbasis gender telah berjalan secara efektif sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Ika Arifah tahun 2019 di Bogor, serta penelitian yang dilakukan oleh Zainan Abidin dan Asep Rohmatullah tahun 2023 di Pasuruan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara tidak terstruktur, analisis dokumen, dan triangulasi dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat. Penelitian yang dilakukan dengan pendekatan deduktif ini menyimpulkan bahwa pengelolaan kelas berbasis gender belum terlaksana secara optimal (35,90%). Tujuan pemisahan gender adalah untuk mencegah terjadinya percampuran gender di dalam kelas yang dikhawatirkan melanggar syariat Islam. Semakin terstruktur kebijakan kelas berbasis gender maka pengelolaannya akan semakin baik. Selain itu, semakin optimal pelaksanaan kebijakan kelas berbasis gender maka kinerja kepemimpinannya pun akan semakin optimal . Abstrak Penelitian ini ingin menjawab permasalahan tentang kepemimpinan kepala madrasah dalam pengelolaan kelas berbasis gender. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan apakah kepemimpinan kepala madrasah dalam pengelolaan kelas berbasis gender telah dilakukan dengan baik sebagaimana yang diteliti oleh Ika Arifah tahun 2019 di Bogor dan Zainan Abidin serta Asep Rohmatullah tahun 2023 di Pasuruan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan teknik pengumpulan datanya yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara tidak berstruktur, telaah dokumentasi dan triangulasi dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat. Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan deduktif diperoleh kesimpulan bahwa pengelolaan kelas berbasis gender belum maksimal dilaksanakan (35,90%). Tujuan ringkasan gender, agar tidak terjadi percampuran gender dalam pembelajaran di kelas yang dikuatirkan dapat melanggar syariat Islam. Semakin terprogram kebijakan pengelolaan kelas berbasis gender, semakin baik pula pengelolaannya. Semakin optimal penerapan kebijakan kelas berbasis gender, semakin optimal pula kinerja kepemimpinannya. ]]>
