Pemahaman terhadap struktur geologi suatu daerah sangat penting dalam konteks mitigasi bencana alam, terutama untuk menilai potensi terjadinya likuefaksi. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memahami struktur geologi adalah analisis Fault Fracture Density (FFD), yang mengukur dan memetakan kepadatan rekahan dan sesar di wilayah tertentu. Penelitian ini diterapkan di daerah Lempake, Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda, untuk mengidentifikasi potensi likuefaksi yang dapat dipicu oleh aktivitas seismik. FFD digunakan untuk menginterpretasi struktur geologi dan menilai risiko likuefaksi, dengan fokus pada zona-zona yang memiliki kepadatan rekahan tinggi, yang berpotensi meningkatkan permeabilitas tanah dan memungkinkan akumulasi air. Penelitian ini menggabungkan pendekatan mixed-method, mengintegrasikan analisis kuantitatif dan kualitatif melalui data Digital Elevation Model (DEMNAS), pemetaan FFD, pengukuran anomali gaya berat, dan analisis Normalized Difference Water Index (NDWI). Hasil analisis menunjukkan bahwa daerah dengan kepadatan kelurusan tinggi berpotensi mengalami likuefaksi dan kelongsoran, terutama di wilayah dengan kemiringan lereng yang lebih curam dan struktur geologi yang terdeformasi. Temuan ini memberikan wawasan penting bagi pengelolaan risiko bencana geologis di daerah Lempake, dengan rekomendasi praktis untuk perencanaan mitigasi bencana. Kata Kunci: Fault Fracture Density (FFD), likuefaksi, struktur geologi, mitigasi bencana, pemetaan, Digital Elevation Model (DEMNAS), Normalized Difference Water Index (NDWI), anomali gaya berat, kepadatan rekahan, kelongsoran, resiko geoteknik.