Pembakaran bahan bakar batubara pada pembangkit listrik secara signifikan menyumbang emisi karbon dioksida (CO2), yang berperan dalam pemanasan global dan perubahan iklim. Metode co-firing digunakan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebagai strategi untuk mengurangi ketergantungan pada batubara sebagai sumber energi utama. Masih diperlukan identifikasi lebih lanjut mengenai potensi penerapan co-firing biomassa dalam skala yang lebih luas dan untuk jangka waktu yang lebih panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi berbagai jenis biomassa sebagai bahan bakar co-firing dari segi performance, emisi, dan biaya dengan cara uji laboratorium dan uji bakar langsung. Biomassa yang dipakai adalah sawdust, sekam padi, cocopeat, dan Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP). Hasil dari pengujian didapatkan bahwa seluruh biomassa yang diuji masih aman pada segi performance, serta menurunkan emisi gas buang, dan menghemat Biaya Pokok Produksi (BPP) Emissions of carbon dioxide (CO2) resulting from the burning of coal fuel in power plants are a major contributor to global warming and climate change. Co-firing is employed in Coal-Fired Power Plants (CFPP) as a precautionary measure to decrease reliance on coal as the predominant energy source. The possible deployment of biomass co-firing on a bigger scale and for the long term still requires more identification. Through laboratory testing and direct combustion tests, this project intends to assess the performance, emissions, and costs of several types of biomass as co-firing fuel. Seedust, rice husks, cocopeat, and Solid Refuse Fuel (SRF) are among the biomass materials used. All biomass kinds evaluated were found to be safe in terms of performance, reduce exhaust gas emissions, and lower Basic Production Costs (BPP), according to the test report.