Fenomena fraud yang meningkat di lembaga keuangan, terutama terkait manipulasi laporan keuangan, menegaskan pentingnya Sistem Informasi Akuntansi (SIA) sebagai alat pengendalian internal untuk menjaga integritas dan transparansi data keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi, efektivitas, dan optimalisasi SIA dalam upaya pencegahan fraud pada Bank Jabar Banten Syariah (BJBS) Kantor Cabang Pelajar Pejuang Bandung. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi terhadap pihak manajemen dan pengguna sistem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan SIA berbasis core banking telah meningkatkan akurasi pelaporan dan efisiensi transaksi, namun masih terdapat kendala pada aspek pelatihan sumber daya manusia dan pemantauan sistem. Efektivitas SIA terbukti membantu menekan peluang fraud melalui fitur audit trail dan otorisasi berjenjang, meski penguatan pada aspek monitoring masih diperlukan. Optimalisasi sistem direkomendasikan melalui peningkatan kompetensi staf, evaluasi rutin, serta pengembangan teknologi berbasis blockchain dan kecerdasan buatan. Penelitian ini berimplikasi pada penguatan tata kelola syariah berbasis teknologi dan memberikan referensi bagi penelitian selanjutnya di bidang pencegahan fraud perbankan syariah. The increasing incidence of fraud in financial institutions, particularly in financial statement manipulation, highlights the importance of Accounting Information Systems (AIS) as a key internal control tool to ensure financial integrity and transparency. This study aims to analyze the implementation, effectiveness, and optimization of AIS in preventing fraud at Bank Jabar Banten Syariah (BJBS), Pelajar Pejuang Branch Bandung. The research employs a descriptive qualitative method with a case study approach, using interviews, observations, and documentation with management and system users. The findings indicate that the core banking-based AIS has improved reporting accuracy and transaction efficiency, although challenges remain in user training and system monitoring. The system effectively reduces fraud opportunities through audit trail and tiered authorization features, yet further enhancement in monitoring and staff competence is required. Optimization is recommended through regular evaluations, digital training, and the integration of blockchain and artificial intelligence technologies. This research contributes to strengthening technology-based sharia governance and serves as a reference for future studies on fraud prevention in Islamic banking institutions.