Abstract. The phenomenon of fast fashion in the clothing is characterized by mess production with rapid cycles, resulting in inexpensive but low-quality products with negative environmental impacts. This challenge affects the Muslim fashion industry in terms of quality, pricing and trends, necessitating strategies to enhance compotitiveness and minimize the negative impact of fast fashion. This study imploys a qualitative aporoach with descriptive-analytical methods, collecting data through observation, interviews and documentation. This research examines how brands can communicate marketing strategies using Philip Kotler’s and Kevin Lane Keller’s marketing mix theory within the contexts of sustainable fashion that aligns with Islamic values. The findings showed that Kaftan Collection Jakarta implements a marketing communication strategy based on da’wah, integrating soft selling and hard selling to promote sustainable products with timeless designs and environmentally friendly materials. Abstrak. Fenomena fast fashion dalam industri pakaian ditandai oleh produksi masalah dengan siklus cepat, menghasilkan produk yang murah namun berkualitas rendah serta berdampak negatif pada lingkungan. Tantangan ini memengaruhi industri untuk meningkatkan industri fashion muslim terkait kualitas, harga dan tren, sehingga memerlukan strategi untuk meningkatkan daya saing dan meminimalkan dampak negatif fast fashion. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif-analis, mengumpulkan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Studi ini mengkaji bagaimana Brand dapat mengkomunikasikan strategi komunikasi pemasaran menggunakan teori bauran pemasar Philip Kotler dan Kevin Lane Keller dalam menunjukkan bahwa Brand Kaftan Collection Jakarta menerapkan strategi komunikasi pemasaran berbasis dakwah, mengintegrasikan soft selling dan hard selling untuk memasarkan produk berkelanjutan dengan desain timeless dan bahan ramah lingkungan.