Rahmat, Vonny Ovia
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Ibadah Sejati di tengah Kemegahan: Mengaktualisasikan Pesan Amos dalam Kehidupan Menggereja di Era Posmodern Sahuleka, Kezia Esther; Maria, Laurentia Donna; Rahmat, Vonny Ovia; Pakpahan, Gernaida Krisna R.
Jurnal EFATA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol 11, No 1: Desember 2024
Publisher : STT Iman Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47543/efata.v11i1.202

Abstract

This study examines the relevance of true worship from the perspective of the prophet Amos (Amos 5:21-27) in the context of contemporary church worship. Prophet Amos condemned the Israelites’ worship practices, which were outwardly grand but spiritually hollow, neglecting the values of justice and righteousness. A similar phenomenon is observed in modern churches, where emphasis on luxury and ritual symbolism sometimes overshadows the call to serve others and pursue social justice. Using a qualitative descriptive method with a hermeneutic approach, this study explores the historical and theological meaning of Amos’ text, integrating intertextual analysis to provide practical relevance for churches. The findings highlight that true worship is not merely ritual expression but must reflect love, justice, and openness to the world. Churches are called to be transformational communities, bridging faith and practice through tangible acts of service. This study underscores the importance of reexamining the essence of worship in modern churches to align with the prophetic values conveyed by Amos and address contemporary social challenges. Abstrak Penelitian ini mengkaji relevansi ibadah sejati menurut perspektif Nabi Amos (Amos 5:21-27) dengan konteks ibadah gereja masa kini. Nabi Amos mengecam praktik ibadah bangsa Israel yang megah secara lahiriah namun kosong secara spiritual, mengabaikan nilai-nilai keadilan dan kebenaran. Fenomena serupa terlihat dalam gereja modern, di mana aspek kemewahan dan simbolisme ritual terkadang mengesampingkan panggilan untuk melayani sesama dan memperjuangkan keadilan sosial. Melalui metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan hermeneutik, penelitian ini menggali makna historis-teologis teks Amos, mengintegrasikan analisis intertekstual untuk memberikan relevansi praktis bagi gereja. Hasil penelitian menyoroti bahwa ibadah sejati bukan sekadar ekspresi ritual, tetapi harus mencerminkan kasih, keadilan, dan keterbukaan terhadap dunia. Gereja dipanggil untuk menjadi komunitas transformasional yang menghubungkan iman dan praktik melalui pelayanan nyata. Penelitian ini menegaskan pentingnya meninjau ulang esensi ibadah dalam gereja masa kini agar selaras dengan nilai-nilai profetik yang disampaikan Amos, sekaligus relevan dengan tantangan sosial masyarakat modern.
Peran Roh Kudus dalam Penyataan Allah melalui Proses Penciptaan (Studi Komparasi dengan ajaran agama Budha) Rahmat, Vonny Ovia; Setyobekti, Andreas Budi
Paramathetes : Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 3 No. 1 (2024): November 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sola Gratia Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64005/jtpk.v3i1.46

Abstract

Abstract. According to the Bible, the purpose of the creation process is a statement about the existence and power of God. However, in Indonesia, there is Buddhism, which has the concept of God not as a creator, but a supreme state that is the purpose of life. As a non-theistic religion, it believes in the concept of the law of karma as a reference for living a life. This difference raises the question of whether the concept of God's predestination as proposed by John Calvin about God's absolute election from the beginning or a free will given by God to humans to respond to the salvation offered by God. The purpose of this study will bring understanding to Christians in evangelizing, preaching salvation to Buddhist groups. The methodology used is qualitative comparative analysis of each teaching. The conclusion is that every human being apparently seeks the ultimate goal of life which in Buddhism is called Nibbana and Christians identify as salvation. Nibbana can be achieved by the efforts of each individual by practicing the eightfold path of purity, and Christians can preach about Christ who gives the Helping Spirit, namely the Holy Spirit who will teach, remind, rebuke and give strength to be able to live life until reaching the final goal. Abstrak. Menurut Alkitab tujuan proses penciptaan adalah sebuah penyataan tentang keberadaan dan kuasa Tuhan. Namun di negara Indonesia ini terdapat agama Buddha yang mempunyai konsep Tuhan bukan sebagai sosok pencipta, tetapi sebuah keadaan tertinggi yang menjadi tujuan dari sebuah kehidupan. Sebagai agama non teistik, mempercayai konsep hukum karma sebagai acuan menjalani sebuah kehidupan. Perbedaan ini menimbulkan pertanyaan benarkah  konsep predestinasi Allah seperti yang dikemukakan oleh John Calvin tentang pemilihan mutlak Allah sejak awal atau sebuah kehendak bebas yang diberikan Allah kepada manusia untuk meresponi keselamatan yang ditawarkan Allah. Tujuan dari penelitian ini akan membawa pemahaman kepada orang Kristen dalam melakukan penginjilan, memberitakan  keselamatan kepada kelompok agama Buddha. Metodologi yang digunakan adalah kualitatif analisis komperatif masing-masing pengajaran. Kesimpulan-nya bahwa setiap manusia ternyata mencari tujuan akhir kehidupan yang dalam agama Buddha disebut Nibbana dan orang Kristen mengidentifikasi sebagai keselamatan. Nibbana bisa dicapai dengan usaha setiap individu dengan melakukan jalan kesucian berunsur 8, dan orang Kristen bisa memberitakan tentang Kristus yang memberikan Roh Penolong, yaitu Roh Kudus yang akan mengajarkan, mengingatkan, menegur dan memberi kekuatan untuk bisa menjalani kehidupan sampai mencapai tujuan akhir tersebut.