Ketidaktahuan remaja putri tentang anemia akan memengaruhi kemampuan mereka untuk mencegah anemia, yang pada gilirannya dapat menyebabkan anemia. Perkembangan motorik, mental, dan intelektual yang terhambat, hasil belajar yang lebih buruk, tingkat kebugaran yang lebih rendah, bentuk tubuh yang tidak ideal, dan kegagalan mencapai tinggi badan yang optimal merupakan konsekuensi dari anemia. Anemia masih menjadi masalah serius di Indonesia, terutama pada anak sekolah, khususnya remaja. Karena kebutuhan gizi mereka yang meningkat pada masa pertumbuhan, remaja putri sangat rentan terhadap anemia. Remaja putri lebih rentan terhadap anemia karena sejumlah variabel, termasuk pendidikan, latar belakang sosial budaya, usia, lingkungan, pengetahuan, dan pengalaman. Karena tingkat ingatannya 75-87%, video anemia dan presentasi PowerPoint akan mudah disampaikan. Penelitian ini berupaya untuk memastikan bagaimana konseling anemia memengaruhi pemahaman remaja putri di MA tentang anemia. Bantul Jamilurrahman. Desain pra-eksperimen penelitian ini menggunakan desain one-group pretest-posttest. Untuk penelitian ini, 67 responden dijadikan sebagai ukuran sampel. Nilai rata-rata peringkat pra-tes adalah 19,88, sedangkan nilai rata-rata peringkat pasca-tes adalah 30,49, menurut temuan uji statistik. Dengan nilai signifikan 0,000 (p <0,05) dan nilai Z_Wilcoxon -5,315, terdapat pengaruh substansial antara temuan pra-tes dan pasca-tes. Temuan penelitian menunjukkan bahwa konseling anemia melalui PowerPoint dan konten video dapat meningkatkan kesadaran remaja putri tentang anemia. Rekomendasi Remaja putri harus mampu mempraktikkan apa yang telah mereka pelajari