Puspitasari, Phinky
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Ritual Larung Sesaji: Studi Etnografi Komunikasi pada Masyarakat Nelayan Kecamatan Puger Kabupaten Jember Maharani, Mutiara Ria Despita; Puspitasari, Phinky; Pramudia, Krisna Budi
Aceh Anthropological Journal Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : Department of Anthropology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aaj.v8i2.16459

Abstract

Larung Sesaji is a ritual communication that gives rise to social interactions between individuals and individuals, individuals and society, and individuals and the creator. This article aims to describe in depth the ethnography of Larung Sesaji ritual communication in the fishing community of Puger District, Jember Regency. This research uses qualitative research methods with an ethnographic approach. The data collection techniques are observation, interviews, and document study. The research results show that Larung Sesaji is considered a way to communicate by expressing gratitude to God Almighty. This tradition is seen by the fishing community as sacred which has religious values and togetherness among the fishing community as well as an effort to seek safety from various disasters.Abstrak: Larung Sesaji merupakan komunikasi ritual yang memunculkan interaksi sosial baik interaksi antar individu dengan individu, individu dengan masyarakat, dan individu dengan sang pencipta. Artikel ini bertujuan mendeskripsikan secara mendalam etnografi komunikasi ritual Larung Sesaji pada masyarakat nelayan Kecamatan Puger Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Larung Sesaji dianggap sebagai cara untuk berkomunikasi dengan mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tradisi ini dipandang oleh masyarakat nelayan sebagai keramat yang memiliki nilai keagamaan dan kebersamaan antar masyarakat nelayan serta upaya meminta keselamatan terhadap berbagai bencana.