Latar Belakang: Ayah berperan sebagai kepala keluarga serta untuk mencari nafkah. Ayah bekerja secara tunggal dalam mencari uang supaya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Dalam mengasuh anak, ayah seringkali tidak terlibat secara langsung. Peran ayah dalam pengasuhan menjadi hal yang tidak biasa dilakukan oleh ayah. Dalam pengasuhan anak, peran ayah terutama untuk membantu perkembangan anak pada usia 3-6 bulan sangat dibutuhkan. Tujuan: Peneliti ingin mengetahui secara spesifik tentang peran ayah dalam pengasuhan, perkembangan anak usia 3-6 bulan, serta mengetahui hubungan antara peran ayah dalam pengasuhan dengan perkembangan anak. Metode: Peneliti menggunakan desain penelitian cross sectional yang digunakan kepada 143 ayah yang mempunyai anak usia 3-6 bulan di Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember. Peneliti menggunakan kuesioner karakteristik responden untuk menganalisis data responden; Paternal Involvement With Infant Scale digunakan untuk menganalisis peran ayah; dan Prescreening Developmental Questionnaire (PDQ) versi bahasa Indonesia (KPSP) digunakan untuk menganalisis perkembangan anak. Kendall tau b digunakan untuk menjawab tujuan penelitian ini. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara peran ayah dengan perkembangan anak usia 3-6 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran ayah dalam memberikan kehangatan dan daya tanggap berhubungan dengan gerak motorik kasar (τ = -0,307; p-value = 0,048) serta gerak motorik halus (τ = -0,358; p-value = 0,026). Interaksi antara ayah dan anak sejak dini dapat digunakan untuk mengetahui interaksi ayah dan anak pada masa depan. Konseling perlu diberikan kepada ayah untuk meningkatkan perannya dalam mengasuh anak terutama usia 3-6 bulan. Perawat keluarga diharapkan memberikan konseling kepada orang tua terutama ayah untuk meningkatkan peran ayah dalam pengasuhan anak serta untuk mecapai perkembangan anak yang optimal.