Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hidup Sebagai Seorang Transpuan (Studi Viktimologi Terhadap Transpuan di Kota Tembilahan) Tutrianto, Rio; Rizky Saputra, Dean
Jurnal Ilmiah Muqoddimah: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hummaniora Vol 8, No 2 (2024): Mei 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jim.v8i2.2024.506-510

Abstract

Transpuan saat ini telah menjadi suatu fenomena sosial dalam masyarakat. Kehadiran kaum transpuan telah menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat. Tembilahan merupakan ibukota Kabupaten Indragiri Hilir dan merupakan daerah dengan masyarakakat religious yang tinggi dengan karakter yang cenderung konservatif. Berdasarkan data dari Dinas Sosial Kabupaten Indragiri Hilir, jumlah transpuan di Kota Tembilahan pada tahun 2022 adalah 85 orang. Dari data ini memberikan gambaran bahwa fenomena ini dapat terjadi dimana saja. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus. Hasil penelitian ini berupa data deskriptif untuk menjelaskan fenomena yang ditemui berdasarkan amatan peneliti. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa faktor yang menyebabkan seseorang bertransformasi menjadi transpuan dibagi menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa dorongan dalam diri dan keyakinan memiliki peran gender yang berbeda dari yang terlihat, dan faktor eksternal berupa pengaruh lingkungan. Pada studi kasus Kota Tembilahan, keberadaan para transpuan ini dapat diterima dan berbaur dengan masyarakat karena para transpuan ini berperilaku baik. Meskipun demikian tidak sedikit pula masyarakat yang menolak kehadiran mereka dan menganggap para transpuan ini sebagai orang yang tidak normal dan melanggar norma. Hadir ditengah masyarakat religius, keberadaan transpuan di Kota Tembilahan tidak terhindar dari diskriminasi dan ujaran kebencian.
Hidup Sebagai Seorang Transpuan (Studi Viktimologi Terhadap Transpuan di Kota Tembilahan) Tutrianto, Rio; Rizky Saputra, Dean
Jurnal Ilmiah Muqoddimah: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hummaniora Vol 8, No 2 (2024): Mei 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jim.v8i2.2024.506-510

Abstract

Transpuan saat ini telah menjadi suatu fenomena sosial dalam masyarakat. Kehadiran kaum transpuan telah menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat. Tembilahan merupakan ibukota Kabupaten Indragiri Hilir dan merupakan daerah dengan masyarakakat religious yang tinggi dengan karakter yang cenderung konservatif. Berdasarkan data dari Dinas Sosial Kabupaten Indragiri Hilir, jumlah transpuan di Kota Tembilahan pada tahun 2022 adalah 85 orang. Dari data ini memberikan gambaran bahwa fenomena ini dapat terjadi dimana saja. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus. Hasil penelitian ini berupa data deskriptif untuk menjelaskan fenomena yang ditemui berdasarkan amatan peneliti. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa faktor yang menyebabkan seseorang bertransformasi menjadi transpuan dibagi menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa dorongan dalam diri dan keyakinan memiliki peran gender yang berbeda dari yang terlihat, dan faktor eksternal berupa pengaruh lingkungan. Pada studi kasus Kota Tembilahan, keberadaan para transpuan ini dapat diterima dan berbaur dengan masyarakat karena para transpuan ini berperilaku baik. Meskipun demikian tidak sedikit pula masyarakat yang menolak kehadiran mereka dan menganggap para transpuan ini sebagai orang yang tidak normal dan melanggar norma. Hadir ditengah masyarakat religius, keberadaan transpuan di Kota Tembilahan tidak terhindar dari diskriminasi dan ujaran kebencian.